Hasto Ingatkan tentang Konsep Berdikari Bung Karno
JAKARTA, NusaBali - Dosen Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan) RI Hasto Kristiyanto menyampaikan, pentingnya Indonesia mewujudkan konsep Berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) yang digaungkan Proklamator RI Bung Karno.
Pria yang juga Sekjen DPP PDIP ini menyampaikan, Bung Karno dalam ide berdikari itu sudah menyusun secara terperinci bagaimana mewujudkan ide tersebut dengan membuat koridor-koridor strategis berdasarkan kedaerahan yang melihat pembangunan ke arah maritim.
Hasto menyampaikan itu, saat memberikan paparan di Webinar Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), Persatuan Guru Besar Indonesia (Pergubi), Quantum HRM Internasional, dan Pakar dalam pembahasan bertajuk Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Menyongsong Peringatan Proklamasi Kemerdekaan yang dilaksanakan, Sabtu (12/8/2023)
Hadir sejumlah pembicara, yaitu mantan Gubernur Lemhanas serta Rektor IPDN Prof Dr Ermaya Suradinata, Ketum Pergubi Prof Dr Gimbal Doloksaribu, Quantum HRM International Prof Dr Pribadiyono, dan Ketua APTISI Prof Dr Budi Djatmiko. "Sebelum membacakan teks Proklamasi dalam situasi Bung Karno yang kurang sehat, Bung Karno menyampaikan pidato singkat. Intinya menyatakan, kini tiba saatnya sebagai bangsa untuk berani meletakkan nasib bangsa dan nasib tanah air di tangan kita sendiri," ujar Hasto dalam keterangan tertulisnya.
Menurut Hasto, hanya bangsa yang berani meletakkan nasib bangsa dan tanah air di tangan sendiri akan berdiri dengan kuatnya. "Ini pesan dari Bung Karno yang menggambarkan, bahwa proklamasi pada dasarnya merupakan suatu tonggak peradaban baru dari Indonesia Raya kita untuk menghancurkan mental kebodohan sebagai bangsa yang terjajah menjadi mental yang berkemajuan, mental self reliance, mental yang percaya kepada kekuatan bangsa sendiri," terang Hasto.
Karena itulah, makna kemerdekaan yang hakiki untuk mewujudkan Indonesia yang sejatinya, harus menghancurkan mental sebagai negara terjajah tersebut. Hasto mengatakan, Indonesia harus kembali pada paradigma pembangunan sebagai negara kelautan yang dikelilingi pulau-pulau. Karena itu, para insinyur Indonesia harus menyiapkan pelabuhan-pelabuhan hebat untuk memiliki sistem kontrol yang kuat.
Dengan begitu, Indonesia bisa menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka. Hal ini, sudah dimulai dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Hal itu sebagai upaya mengubah cara pandang bangsa sebagai bangsa laut, sebagai bangsa yang hidup di negara kelautan yang ditebari pulau-pulau.
"Kalau kita melihat peta Alur Laut Kepulauan Indonesia, apa yang bisa kita lihat gambarkan dalam desain masa depan kita, Presiden Jokowi sudah membuat suatu desain masa depan kita," kata Hasto.
Presiden Jokowi, lanjut Hasto, telah membuat Indonesia terkoneksi dengan membangun infrastruktur, agar negara tersambung dengan sistem global berdasarkan koridor strategis. Menurut Hasto, Presiden Jokowi melakukan percepatan infrastruktur yang membuat Sumatera terhubung. Di balik itu, koridor strategis dari Sumatera adalah sebagai pusat perkebunan. Di sisi lain, perguruan tinggi juga harus memberikan dukungan seperti menghasilkan riset terbaik. k22
1
Komentar