Golkar-PAN-PKB Dukung Prabowo
Pilpres 2024 Mengerucut Menjadi Tiga Poros
Airlangga Hartanto menyebut alasan dukungan partainya karena Prabowo lahir dari rahim Partai Golkar sehingga searah, sejalan, dan setujuan dengan Partai Golkar
JAKARTA, NusaBali
Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkoalisi bersama Partai Gerindra mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) pada Pemilu 2024. Mereka bergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Dengan merapatnya Golkar, PAN dan PKB ke Prabowo, membuat peta dukungan parpol parlemen untuk Pilpres 2024 mengerucut menjadi tiga, yakni PDIP-PPP usung Ganjar Pranowo, Gerindra-Golkar-PKB-PAN usung Prabowo Subianto dan Demokrat-NasDem-PKS usung Anies Baswedan.
Tanda tangan kerja sama politik serta deklarasi capres Prabowo Subianto dilaksanakan di Museum Naskah Proklamasi di Jakarta Pusat, Minggu (13/8). Hadir dalam deklarasi kemarin Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zukifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, serta Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra.
Hadir menyampaikan pidato politiknya yang pertama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hararto. Dalam pidatonya, Airlangga menyebut alasan dukungan partainya karena Prabowo lahir dari rahim Partai Golkar sehingga searah, sejalan, dan setujuan dengan Partai Golkar. "Kenapa Partai Golkar menjatuhkan pilihan kepada Bapak Prabowo Subianto, tidak lain, tidak bukan, karena Bapak Letjen Prabowo Subianto lahir dari rahim Partai Golkar," tutur Airlangga dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu kemarin. Airlangga menegaskan sosok Prabowo yang juga mantan kader Golkar selalu mengikuti kegiatan di partai bernomor urut 4 di Pemilu 2024 ini. "Beliau selalu mengikuti kegiatan di Partai Golkar dan kekaryaannya tidak diragukan lagi. Ini egaliter, searah, sejalan, dan setujuan dengan Partai Golkar," tegas Airlangga.
Sementara itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyebut koalisi ini untuk melanjutkan apa yang telah dicapai oleh pemerintahan saat ini.
"Menuntaskan perjuangan Pak Prabowo karena harus melanjutkan apa yang sudah dicapai Presiden saat ini, kami punya peluang emas," ujar Zulhas. Muhaimin Iskandar yang mendapatkan kesempatan ketiga menyampaikan pidatonya mengatakan bahwa PKB bersama Golkar, PAN, dan Gerindra ingin menuntaskan pekerjaan membangun Indonesia. "Mudah-mudahan kami bersama PKB, Golkar, dan PAN bisa menuntaskan pekerjaan," kata Muhaimin. Hadir dalam deklarasi tersebut para pengurus masing-masing partai politik, seperti Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Sigit Sugiarto, mantan Menaker Nahif Dakhiri, Menpora Dito Ariotedjo, dan lainnya.
Bakal calon presiden (Capres) Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), Prabowo Subianto menegaskan penentuan bakal calon wakil presiden (Cawapres) segera dimusyawarahkan dengan partai koalisi. “Pembicaraan tentang cawapres sudah sepakat bahwa kami akan terus berdiskusi, musyawarah mencari calon yang terbaik dan bisa diterima keempat partai," katanya di Museum Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu kemarin.
Prabowo sebelumnya didukung Gerindra dan PKB dengan nama koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Saat ini bertambah dua partai pendukung, yakni Golkar dan PAN. "Setelah bergabung, tentunya kita akan menganggap bahwa semua partai yang sekarang dalam koalisi kerja sama adalah sahabat, saudara dalam satu bagian dan satu tim," katanya.
Sejumlah nama digadang-gadang sebagai bakal cawapres dari Prabowo Subianto. PKB mendorong Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai cawapres, dengan alasan partai politik pertama yang bergabung dalam koalisi. Sementara Golkar mengusung Airlangga Hartarto sebagai cawapres setelah dianggap gagal menjadi calon presiden. Kemudian PAN diwacanakan mendorong Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto.
Koalisi Gerindra, Golkar, PKB dan PAN sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden. Undang-Undang Pemilu mensyaratkan pasangan calon presiden dan wakil presiden memenuhi persyaratan perolehan kursi parpol atau gabungan parpol pengusung minimal 20 persen dari kursi DPR atau 25 persen dari suara sah nasional. Jika ditotal, kekuatan keempat partai politik pendukung Prabowo di DPR berdasarkan hasil Pemilu 2019 sudah melampaui ambang batas pencalonan presiden, yakni Fraksi Partai Golkar 85 kursi/14,78%, Fraksi Partai Gerindra 78 kursi/13,57%, Fraksi PKB 58 kursi/10,09%, Fraksi PAN 44 kursi/7,65% dengan total 265 kursi/46,09%.
Sementara peta kekuatan bakal Capres Ganjar Pranowo di DPR RI, yakni PDIP 128 kursi/22,26% dan PPP 19 kursi/3,30% dengan total 147 kursi atau 25,56%. Sedangkan bakal Capres Anies Baswedan di DPR RI memiliki total kursi 163/28,35 % berasal dari NasDem 59/10,26%, Demokrat 54/9,39%, dan PKS 50/8,70%.
Sementara menanggapi dukungan Golkar dan PAN yang resmi mendeklarasikan dukungan ke Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan pihaknya terus lakukan penguatan basis dukungan terhadap Ganjar Pranowo. “Dengan kerja sama politik yang saat ini sudah yang sudah terjalin antara PDI Perjuangan, PPP, Hanura dan Perindo, tentu kami akan makin menguatkan basis dukungan ini untuk dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024," kata Said kepada wartawan, Minggu kemarin dilansir detik.com.
Said mengatakan pihaknya tidak berkecil hari soal bertambahnya kekuatan partai pengusung Prabowo. Dia lantas mengulas pilpres 2014 yang memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla, padahal partai koalisinya saat itu terbilang cukup jauh. "Sebagai bahan cerminan, pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla hanya di usung oleh PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, Hanura dan PKPI. Walau saat itu dari sisi jumlah dukungan partai di pilpres kami kalah jauh," tutur Said. "Namun, dengan soliditas dan kerja politik yang kuat di akar rumput terbukti pasangan Jokowi-JK justru mampu memenangkan pilpres dengan perolehan suara 53,15 persen, sementara Prabowo Hatta 46,88 persen," lanjutnya.
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara. 7 ant
Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkoalisi bersama Partai Gerindra mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) pada Pemilu 2024. Mereka bergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Dengan merapatnya Golkar, PAN dan PKB ke Prabowo, membuat peta dukungan parpol parlemen untuk Pilpres 2024 mengerucut menjadi tiga, yakni PDIP-PPP usung Ganjar Pranowo, Gerindra-Golkar-PKB-PAN usung Prabowo Subianto dan Demokrat-NasDem-PKS usung Anies Baswedan.
Tanda tangan kerja sama politik serta deklarasi capres Prabowo Subianto dilaksanakan di Museum Naskah Proklamasi di Jakarta Pusat, Minggu (13/8). Hadir dalam deklarasi kemarin Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zukifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, serta Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra.
Hadir menyampaikan pidato politiknya yang pertama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hararto. Dalam pidatonya, Airlangga menyebut alasan dukungan partainya karena Prabowo lahir dari rahim Partai Golkar sehingga searah, sejalan, dan setujuan dengan Partai Golkar. "Kenapa Partai Golkar menjatuhkan pilihan kepada Bapak Prabowo Subianto, tidak lain, tidak bukan, karena Bapak Letjen Prabowo Subianto lahir dari rahim Partai Golkar," tutur Airlangga dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu kemarin. Airlangga menegaskan sosok Prabowo yang juga mantan kader Golkar selalu mengikuti kegiatan di partai bernomor urut 4 di Pemilu 2024 ini. "Beliau selalu mengikuti kegiatan di Partai Golkar dan kekaryaannya tidak diragukan lagi. Ini egaliter, searah, sejalan, dan setujuan dengan Partai Golkar," tegas Airlangga.
Sementara itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyebut koalisi ini untuk melanjutkan apa yang telah dicapai oleh pemerintahan saat ini.
"Menuntaskan perjuangan Pak Prabowo karena harus melanjutkan apa yang sudah dicapai Presiden saat ini, kami punya peluang emas," ujar Zulhas. Muhaimin Iskandar yang mendapatkan kesempatan ketiga menyampaikan pidatonya mengatakan bahwa PKB bersama Golkar, PAN, dan Gerindra ingin menuntaskan pekerjaan membangun Indonesia. "Mudah-mudahan kami bersama PKB, Golkar, dan PAN bisa menuntaskan pekerjaan," kata Muhaimin. Hadir dalam deklarasi tersebut para pengurus masing-masing partai politik, seperti Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto, Sigit Sugiarto, mantan Menaker Nahif Dakhiri, Menpora Dito Ariotedjo, dan lainnya.
Bakal calon presiden (Capres) Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), Prabowo Subianto menegaskan penentuan bakal calon wakil presiden (Cawapres) segera dimusyawarahkan dengan partai koalisi. “Pembicaraan tentang cawapres sudah sepakat bahwa kami akan terus berdiskusi, musyawarah mencari calon yang terbaik dan bisa diterima keempat partai," katanya di Museum Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu kemarin.
Prabowo sebelumnya didukung Gerindra dan PKB dengan nama koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). Saat ini bertambah dua partai pendukung, yakni Golkar dan PAN. "Setelah bergabung, tentunya kita akan menganggap bahwa semua partai yang sekarang dalam koalisi kerja sama adalah sahabat, saudara dalam satu bagian dan satu tim," katanya.
Sejumlah nama digadang-gadang sebagai bakal cawapres dari Prabowo Subianto. PKB mendorong Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai cawapres, dengan alasan partai politik pertama yang bergabung dalam koalisi. Sementara Golkar mengusung Airlangga Hartarto sebagai cawapres setelah dianggap gagal menjadi calon presiden. Kemudian PAN diwacanakan mendorong Menteri BUMN Erick Thohir sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto.
Koalisi Gerindra, Golkar, PKB dan PAN sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden. Undang-Undang Pemilu mensyaratkan pasangan calon presiden dan wakil presiden memenuhi persyaratan perolehan kursi parpol atau gabungan parpol pengusung minimal 20 persen dari kursi DPR atau 25 persen dari suara sah nasional. Jika ditotal, kekuatan keempat partai politik pendukung Prabowo di DPR berdasarkan hasil Pemilu 2019 sudah melampaui ambang batas pencalonan presiden, yakni Fraksi Partai Golkar 85 kursi/14,78%, Fraksi Partai Gerindra 78 kursi/13,57%, Fraksi PKB 58 kursi/10,09%, Fraksi PAN 44 kursi/7,65% dengan total 265 kursi/46,09%.
Sementara peta kekuatan bakal Capres Ganjar Pranowo di DPR RI, yakni PDIP 128 kursi/22,26% dan PPP 19 kursi/3,30% dengan total 147 kursi atau 25,56%. Sedangkan bakal Capres Anies Baswedan di DPR RI memiliki total kursi 163/28,35 % berasal dari NasDem 59/10,26%, Demokrat 54/9,39%, dan PKS 50/8,70%.
Sementara menanggapi dukungan Golkar dan PAN yang resmi mendeklarasikan dukungan ke Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan pihaknya terus lakukan penguatan basis dukungan terhadap Ganjar Pranowo. “Dengan kerja sama politik yang saat ini sudah yang sudah terjalin antara PDI Perjuangan, PPP, Hanura dan Perindo, tentu kami akan makin menguatkan basis dukungan ini untuk dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024," kata Said kepada wartawan, Minggu kemarin dilansir detik.com.
Said mengatakan pihaknya tidak berkecil hari soal bertambahnya kekuatan partai pengusung Prabowo. Dia lantas mengulas pilpres 2014 yang memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla, padahal partai koalisinya saat itu terbilang cukup jauh. "Sebagai bahan cerminan, pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla hanya di usung oleh PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, Hanura dan PKPI. Walau saat itu dari sisi jumlah dukungan partai di pilpres kami kalah jauh," tutur Said. "Namun, dengan soliditas dan kerja politik yang kuat di akar rumput terbukti pasangan Jokowi-JK justru mampu memenangkan pilpres dengan perolehan suara 53,15 persen, sementara Prabowo Hatta 46,88 persen," lanjutnya.
Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara. 7 ant
PETA DUKUNGAN TIGA BAKAL CAPRES
(Berdasarkan kursi parpol DPR RI Hasil Pemilu 2019)
Prabowo Subianto
Q Partai Golkar : 85 kursi/14,78%
Q Partai Gerindra : 78 kursi/13,57%
Q PKB : 58 kursi/10,09%
Q PAN : 44 kursi/7,65%
Q Total : 265 kursi/46,09%
Anies Baswedan
Q Partai NasDem : 59/10,26%
Q Partai Demokrat : 54/9,39%
Q PKS : 50/8,70%
Q Total : 163/28,35 %
Ganjar Pranowo
Q PDI Perjuangan : 128 kursi/22,26%
Q PPP : 19 kursi/3,30%
Q Total : 147 kursi atau 25,56%
1
Komentar