Belum Ada Laporan Covid-19 ‘Eris’ di Bali
Meski Covid-19 ‘Eris’ sudah masuk Indonesia sejak Juni 2023, namun Dinkes Bali masih menunggu pengumuman resmi Kemenkes terkait penyebaran varian baru tersebut.
DENPASAR, NusaBali
Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyatakan belum ada laporan varian Covid-19 Omicron EG.5.1 alias ‘Eris’ masuk Pulau Dewata. Sejak berakhirnya status pandemi Covid-19 menjadi endemi pada Juni lalu, laporan kasus Covid-19 juga terangkum bersama penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) lainnya.
Seperti diketahui, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan varian Eris telah masuk Indonesia sejak Juni 2023 lalu. Namun Budi tidak merinci jumlah kasus dan penyebarannya di Indonesia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widia pun mengatakan masih menunggu pengumuman resmi Kemenkes terkait varian baru Covid-19. “Kita belum ada laporan dari rumah sakit, belum ada konfirmasi,” ujar Widia kepada NusaBali, Minggu (13/8).
Widia mengungkapkan, kasus Covid-19 masih dijumpai di Bali. Namun, dengan status baru endemi, Covid-19 disamakan dengan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) lainnya seperti influenza.
Varian Eris belum banyak terungkap karakternya. Karena itu masyarakat diharapkan tetap waspada dan menjaga pola hidup bersih dan sehat. Widia juga mendorong masyarakat yang belum melaksanakan vaksinasi Covid-19 sama sekali ataupun vaksinasi booster, untuk segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat. Pasalnya Kemenkes mewacanakan tahun depan vaksin Covid-19 tidak lagi gratis untuk masyarakat umum.
“Kita tetap mengharapkan masyarakat yang belum vaksinasi, agar mengikuti vaksinasi Covid-19,” kata Widia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini mengklasifikasikan varian Eris sebagai sebagai Variant Under Monitoring (VUM) atau varian yang diawasi. Covid-19 varian Eris dilaporkan sudah mendominasi 20 persen dari sekuen virus yang ada di Asia, 10 persen sekuen di Eropa, dan 7 persen sekuen di Amerika Utara.
Meski demikian Menkes Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan tidak khawatir. Covid-19 varian Eris memiliki gejala yang tidak banyak berbeda dari subvarian Omicron lainnya, seperti pilek, sakit kepala, kelelahan ringan hingga berat, bersin, dan sakit tenggorokan. 7 cr78
Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyatakan belum ada laporan varian Covid-19 Omicron EG.5.1 alias ‘Eris’ masuk Pulau Dewata. Sejak berakhirnya status pandemi Covid-19 menjadi endemi pada Juni lalu, laporan kasus Covid-19 juga terangkum bersama penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) lainnya.
Seperti diketahui, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan varian Eris telah masuk Indonesia sejak Juni 2023 lalu. Namun Budi tidak merinci jumlah kasus dan penyebarannya di Indonesia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widia pun mengatakan masih menunggu pengumuman resmi Kemenkes terkait varian baru Covid-19. “Kita belum ada laporan dari rumah sakit, belum ada konfirmasi,” ujar Widia kepada NusaBali, Minggu (13/8).
Widia mengungkapkan, kasus Covid-19 masih dijumpai di Bali. Namun, dengan status baru endemi, Covid-19 disamakan dengan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) lainnya seperti influenza.
Varian Eris belum banyak terungkap karakternya. Karena itu masyarakat diharapkan tetap waspada dan menjaga pola hidup bersih dan sehat. Widia juga mendorong masyarakat yang belum melaksanakan vaksinasi Covid-19 sama sekali ataupun vaksinasi booster, untuk segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat. Pasalnya Kemenkes mewacanakan tahun depan vaksin Covid-19 tidak lagi gratis untuk masyarakat umum.
“Kita tetap mengharapkan masyarakat yang belum vaksinasi, agar mengikuti vaksinasi Covid-19,” kata Widia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini mengklasifikasikan varian Eris sebagai sebagai Variant Under Monitoring (VUM) atau varian yang diawasi. Covid-19 varian Eris dilaporkan sudah mendominasi 20 persen dari sekuen virus yang ada di Asia, 10 persen sekuen di Eropa, dan 7 persen sekuen di Amerika Utara.
Meski demikian Menkes Budi Gunadi Sadikin mengimbau masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan tidak khawatir. Covid-19 varian Eris memiliki gejala yang tidak banyak berbeda dari subvarian Omicron lainnya, seperti pilek, sakit kepala, kelelahan ringan hingga berat, bersin, dan sakit tenggorokan. 7 cr78
Komentar