nusabali

Dulu Jaya, Sekarang Berharap 'Rembesan'

  • www.nusabali.com-dulu-jaya-sekarang-berharap-rembesan

Para perajin perhiasan perak di Desa Celuk Sukawati Gianyar tidak banyak menerima limpahan wisatawan, meski dalam suasana liburan sejak tiga pekan belakangan ini.

Perajin Perak Celuk, Riwayatmu Kini

GIANYAR, NusaBali
Wisatawan yang bertandang ke art shop-art shop atau galeri perak di kawasan Celuk, hanya satu dua orang dalam sehari. Itu pun belum tentu belanja.
 
Kalangan perajin mengaku, merosotnya ‘bisnis’ perak di Celuk karena kalah bersaing. Baik pesaing dari ‘luar’, maupun dari pengusaha –pengusaha kerajinan yang punya jaringan luas, untuk pasar. Diantaranya kontrak dengan biro-biro perjalanan wisata berskala besar. “Kami hanya bisa berharap rembesan saja,” ujar I Nyoman Budaya, Jumat (30/6).
 
Atau wisatawan-wisatawan dalam kelompok kecil yang kebetulan melintas di Celuk. Sedang wisatawan dalam grup-grup sebagian besar diarahkan ke pusat belanja aneka souvernir, termasuk souvernir perak berskala besar. Karena memang sudah ada kontrak.
 
Kondisi sepi pasaran perak Celuk kata Budaya, sudah berlangsung cukup lama. Sejak tahun 2000-an. Sebelumnya sentra ini sempat booming tahun 1990-an sampai tahun 2000.
 
Sekarang, tak sekadar sepi namun tidak sedikit perajin perak di kawasan ini yang benar- benar bangkrut. Terbukti, tak sedikit art shop beralih fungsi jadi mini market, rumah makan atau tempat usaha lainnya. “Untuk art shop yang tanahnya ngontrak terpaksa gulung tikar,” ungkap  Budaya.
 
Penuturan senada disampaikan Ni Wayan Mistresni, pengelola art shop perak lainnya. “Janganlah bicara dulu, memang lain (booming),” kata Mistresni.
 
Sedang saat ini kata Mistresni pasaran perhiasan perak sepi. Lanjut Mistresni pada musim liburan kali ini, ada peningkatan kunjungan. Khususnya wisatawan domestik. “Setelah liburan sepi kembali,” kata Mistresni.
 
Dari pantauan sebagaian besar art shop-art shop kerajinan perhiasan emas di Celuk tampak mati suri. Selain kalah bersaing dengan pusat-pusat souvernir berskala besar , juga karena saingan produk serupa dari daerah dan negara lain. Ditambah dengan manajemen pemasaran yang konvensional, yakni menunggu.
 
Padahal banyak buyer atau pelanggan yang lebih memilih didatangkan ke alamat asalnya. Diantaranya dengan mengikuti pameran langsung ke negara-nagara asal pembeli. Salah satunya pameran perhiasan terbesar di di Tuxon Arizona Amerika Serikat. “Itu yang kurang dari perajin tradisional seperti kami,” kata Budaya.
 
Ada pun ragam perhiasan perak para perajin Celuk, adalah jenis-jenis yang sudah lumrah, subeng, anting-anting, liontin, bross dan pernik-pernik perhiasan lainnya. Juga bentuk-bentuk hiasan kreasi dan modivikasi. Sementara harga bahan baku perak saat ini Rp 7.500 per gram atau Rp 7,5 per kilo ( untuk yang 99 persen) . *k17

Komentar