Eksportir Bali Lirik China
Jelang Panen Raya Manggis
Kalangan eksportir kini tengah menjalin komunikasi dengan buyer di China. Tujuannya memastikan harga.
DENPASAR, NusaBali
Kalangan pelaku bisnis Bali kini tengah bersiap untuk mengekspor manggis ke China. Hal tersebut mengantisipasi panen raya yang diperkirakan akhir Oktober atau awal November mendatang. China masih tetap menjadi pasar utama ekspor manggis asal Bali. Namun demikian juga diupayakan untuk bisa menjajaki pasar lainnya.
“Sekarang ini kita sedang antisipasi booming (panen raya),” ujar salah seorang ekspotir manggis Jro Putu Tesan, yang juga Ketua Asosiasi Manggis Bali, Senin (14/8).
Kalangan eksportir, termasuk Jro Putu Tesan pun kini tengah menjalin komunikasi dengan buyer di China. Tujuannya memastikan harga, sehingga tidak jatuh nanti. “Karena China memang masih tetap tujuan ekspor manggis,” kata dia.
Foto: Jro Putu Tesan eksportir manggis. -IST
Tak hanya menjalin komunikasi dengan buyer, para pebisnis manggis kini juga sedang melakukan persiapan teknis. Salah satunya menyiapkan tenaga sortasi atau tukang sortir. Para tukang sortir ini, menurut Jro Putu Tesan, merupakan SDM yang berperan penting, karena para tukang sortir yang akan memilah dan memilih manggis yang disiapkan untuk ekspor, sesuai dengan kriteria dan persyaratan. Baik menyangkut ukuran atau besarnya manggis, tingkat kesebersihan atau kualiltas produk manggis untuk ekspor.
“Kita mohonkan kepada pemerintah, kalau bisa diadakan semacam pelatihan,” harap Jro Putu Tesan sembari menyebut jika dirinya membutuhkan sekitar 400-500 tukang sortir untuk itu.
Untuk panen raya tahun ini, produksi manggis Bali diperkirakan mencapai 36 ribu ton. Diperkirakan mengalami peningkatan dari panen sebelumnya sekitar 35 ribu ton.
Masih menurut Jro Putu Tesan, saat ini sebagian besar ekspor manggis dilakukan melalui Jakarta dengan kapal laut. Hal itu karena masih terbatasnya penerbangan langsung dari China ke Bali atau sebaliknya. “Ekspor banyak, perlu sekitar 6-7 penerbangan sehari. Tapi tidak mungkin ada frekuensi penerbangan antara 6-7 kali sehari ke China, jadi tidak mungkin dilakukan pengiriman via udara. Makanya (ekspor) dari Jakarta dengan kapal laut,” jelasnya.
Kebutuhan manggis diperkirakan akan meningkat sehubungan dengan sejumlah event antara lain Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, perayaan Imlek dan Cap Gomeh. Karena itulah, kata Jro Putu Tesan, peluang pasar terbuka pada musim panen raya nanti. “Kami juga akan jajagi ekspor untuk manggis di bawah grade (ukuran kecil),” ujarnya. 7 k17
1
Komentar