Bali Dapat Bantuan 200 Ribu Dosis Vaksin Rabies dari Australia
DENPASAR, NusaBali - Pemerintah Provinsi Bali mendapat dukungan dalam memerangi penyakit rabies, berupa bantuan 200 ribu dosis vaksin rabies dari Pemerintah Australia.
Bantuan diterima secara simbolik oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) dari Konsul Jenderal Australia di Denpasar Anthea Griffin, di Gedung Wiswa Sabha, Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala, Denpasar, Selasa (15/8).
Total bantuan yang diberikan Pemerintah Australia kepada Pemerintah Indonesia sebanyak 400 ribu dosis. Sebanyak 200 ribu dosis lainnya diberikan kepada Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga tengah berusaha mengentaskan penyakit yang menyerang sistem saraf tersebut.
Wagub Cok Ace menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pemerintah Australia. Dia mengatakan Bali telah berupaya cukup panjang dalam mengatasi permasalahan rabies yang muncul sejak 2008. Salah satu yang saat ini gencar dilakukan adalah melakukan vaksinasi hewan penular rabies (HPR) khususnya anjing.
“Harus kita luruskan bahwa anjing juga korban, sedangkan penyebab penyakitnya adalah virus rabies,” kata Wagub Cok Ace.
Pada tahun ini Pemerintah Provinsi Bali telah mengalokasikan 480 ribu dosis vaksin rabies untuk memvaksinasi anjing-anjing, dalam upaya menekan dan menghilangkan virus rabies dari Pulau Dewata. Jumlah populasi anjing sebagai HPR utama penyakit rabies sendiri diperkirakan sebanyak 599.719 ekor.
Bantuan vaksin sebanyak 200 ribu dosis diharapkan menuntaskan vaksinasi anjing di Bali hingga 100 persen pada tahun ini. Hingga pertengahan Agustus 2023, Wagub Cok Ace menyebut pencapaian vaksinasi telah berada di angka sekitar 70 persen. “Sesuai dengan komitmen kita bersama pada 2024 nanti tidak akan ada korban jiwa lagi akibat rabies,” tutur Wagub Cok Ace.
Dia mengungkapkan, kasus kematian akibat rabies jauh menurun tahun ini. Tahun lalu, 22 orang meninggal dunia akibat terkena gigitan anjing rabies. Sementara pada tahun ini 4 orang telah meninggal dunia karena rabies.
Selain vaksinasi, upaya pemberantasan rabies juga dilakukan dengan membentuk Tim Siaga Rabies (Tisira) pada tingkat desa/kelurahan. Tisira terdiri dari berbagai komponen masyarakat di desa/kelurahan meliputi kepala desa/lurah, bendesa, bidan desa, babinsa/bhabinkamtibmas, hingga para yowana desa.
Saat ini Tisira telah terbentuk di empat kabupaten/kota di Bali masing-masing 147 desa dan 1 kelurahan di Kabupaten Buleleng, 30 desa di Kabupaten Jembrana, 52 desa di Kabupaten Karangasem, dan 6 desa di Kabupaten Badung.
“Kerjasama masyarakat khususnya sangat kami harapkan, anjing-anjing yang tidak bertuan bisa dilaporkan supaya bisa kita vaksinasi semua,” ujar panglingsir Puri Ubud, ini.
Anthea Griffin mengatakan bangga bisa mendukung upaya Bali dalam memerangi penyakit rabies. Australia ingin terus mendukung upaya Bali dan Indonesia dalam mengendalikan rabies. “Tahun depan 200.000 vaksin lain akan dihibahkan oleh Australia untuk terus mendukung penanggulangan rabies di Bali,” ujar Griffin.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nuryani Zainuddin dalam kesempatan tersebut menyampaikan penekanan kasus rabies sudah menjadi prioritas nasional. “Indonesia sebagai bagian dari negara-negara di dunia tetap berkomitmen dalam menjalankan strategi global dalam mengeliminasi rabies pada tahun 2030,” ujarnya.
Nuryani mengatakan, ada 20 provinsi di Indonesia yang melaporkan adanya kasus rabies di wilayah masing-masing. Bali menjadi salah satu yang mendapat prioritas dalam pemberantasan wabah rabies. Untuk itu, ketersediaan vaksin rabies di Bali sebanyak 680 ribu dosis dinilai sudah sangat cukup guna menekan rabies. 7 cr78
Total bantuan yang diberikan Pemerintah Australia kepada Pemerintah Indonesia sebanyak 400 ribu dosis. Sebanyak 200 ribu dosis lainnya diberikan kepada Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga tengah berusaha mengentaskan penyakit yang menyerang sistem saraf tersebut.
Wagub Cok Ace menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pemerintah Australia. Dia mengatakan Bali telah berupaya cukup panjang dalam mengatasi permasalahan rabies yang muncul sejak 2008. Salah satu yang saat ini gencar dilakukan adalah melakukan vaksinasi hewan penular rabies (HPR) khususnya anjing.
“Harus kita luruskan bahwa anjing juga korban, sedangkan penyebab penyakitnya adalah virus rabies,” kata Wagub Cok Ace.
Pada tahun ini Pemerintah Provinsi Bali telah mengalokasikan 480 ribu dosis vaksin rabies untuk memvaksinasi anjing-anjing, dalam upaya menekan dan menghilangkan virus rabies dari Pulau Dewata. Jumlah populasi anjing sebagai HPR utama penyakit rabies sendiri diperkirakan sebanyak 599.719 ekor.
Bantuan vaksin sebanyak 200 ribu dosis diharapkan menuntaskan vaksinasi anjing di Bali hingga 100 persen pada tahun ini. Hingga pertengahan Agustus 2023, Wagub Cok Ace menyebut pencapaian vaksinasi telah berada di angka sekitar 70 persen. “Sesuai dengan komitmen kita bersama pada 2024 nanti tidak akan ada korban jiwa lagi akibat rabies,” tutur Wagub Cok Ace.
Dia mengungkapkan, kasus kematian akibat rabies jauh menurun tahun ini. Tahun lalu, 22 orang meninggal dunia akibat terkena gigitan anjing rabies. Sementara pada tahun ini 4 orang telah meninggal dunia karena rabies.
Selain vaksinasi, upaya pemberantasan rabies juga dilakukan dengan membentuk Tim Siaga Rabies (Tisira) pada tingkat desa/kelurahan. Tisira terdiri dari berbagai komponen masyarakat di desa/kelurahan meliputi kepala desa/lurah, bendesa, bidan desa, babinsa/bhabinkamtibmas, hingga para yowana desa.
Saat ini Tisira telah terbentuk di empat kabupaten/kota di Bali masing-masing 147 desa dan 1 kelurahan di Kabupaten Buleleng, 30 desa di Kabupaten Jembrana, 52 desa di Kabupaten Karangasem, dan 6 desa di Kabupaten Badung.
“Kerjasama masyarakat khususnya sangat kami harapkan, anjing-anjing yang tidak bertuan bisa dilaporkan supaya bisa kita vaksinasi semua,” ujar panglingsir Puri Ubud, ini.
Anthea Griffin mengatakan bangga bisa mendukung upaya Bali dalam memerangi penyakit rabies. Australia ingin terus mendukung upaya Bali dan Indonesia dalam mengendalikan rabies. “Tahun depan 200.000 vaksin lain akan dihibahkan oleh Australia untuk terus mendukung penanggulangan rabies di Bali,” ujar Griffin.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nuryani Zainuddin dalam kesempatan tersebut menyampaikan penekanan kasus rabies sudah menjadi prioritas nasional. “Indonesia sebagai bagian dari negara-negara di dunia tetap berkomitmen dalam menjalankan strategi global dalam mengeliminasi rabies pada tahun 2030,” ujarnya.
Nuryani mengatakan, ada 20 provinsi di Indonesia yang melaporkan adanya kasus rabies di wilayah masing-masing. Bali menjadi salah satu yang mendapat prioritas dalam pemberantasan wabah rabies. Untuk itu, ketersediaan vaksin rabies di Bali sebanyak 680 ribu dosis dinilai sudah sangat cukup guna menekan rabies. 7 cr78
Komentar