nusabali

Sempat Pisah Ranjang, Bunuh Diri Pasca Rujuk

  • www.nusabali.com-sempat-pisah-ranjang-bunuh-diri-pasca-rujuk

Prahara menimpa rumah tangga I Ketut Suardika, 45, dan Ni Ketut Evayuni, 42, pasutri yang tinggal di Banjar Bias, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem.

AMLAPURA, NusaBali
Sempat selama dua bulan pisah ranjang, setelah rujuk kembali sang istri Ketut Evayuni justru pilih mengakhiri hidup dengan cara gantung diri, Jumat (30/6) pagi.

Informasi di lapangan, kematian tragis Ketut Evayuni pertama kali diketahui kakak iparnya, Ni Made Repe, 58. Kala itu, saksi Made Repe kebetulan melintas di kebun milik korban karena hendak mabanten di sebuah pura dekat lokasi TKP. Perempuan berusia 58 tahun ini terkejut menyaksikan adik iparnya, Ketut Evayuni, bergelayutan di atas pohon Melinjo.

Korban Ketut Evayuni yang mengenakan baju kotak-kotak warna-warni dan celana kolor biru muda motif bunga, ditemukan sudah teewas menggantung dengan ujung kakinya berada sekitar 140 cm di atas tanah. Korban tewas dengan leher terjerat tali plastik biru yang dikaitkan ke dahan pohon Melinjo setinggi hampir 3,5 meter.

Saksi Made Repe yang terkejut dan panik, langsung menjerit minta tolong kepada warga sekitarnya. Warga pun berdatangan ke lokasi TKP. Peristiwa heboh ini kemudian diberitahukan kepada suami korban, Ketut Suardika. Selanjutnya, Ketut Suardika melaporkan kasus ini ke Mapolsek Abang.

Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Abang langsung terjun ke lokasi TKP dengan dipimpin Kapolsek AKP I Nyoman Sugita Yasa. Polisi terjun dengan membonceng petugas medis dari Puskesmas Abang I, dr I Wayan Restu.

Setelah petugas kepolisian tiba di lokasi TKP, barulah mayat korban Ketut Evayuni dievakuasi dari atas pohon. Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan di tubuh korban.

Petugas pun menyimpulkan korban meninggal murni karena bunuh diri. Kesimpulan ini diperkuat dengan tanda-tanda leher korban menderita luka lebam bekas jeratan tali. Selain itu, korban tewas dalam kondisi lidah menjulur dan keluar air mani dari alat vitalnya, sebagai layaknya orang tewas gantung diri.

Beberapa jam setelah dievakuasi, mayat koban Ketut Evayuni kemarin sore dikuburkan di Setra Desa Pakraman Ababi, Kecamatan Abang. Korban berpulang buat selamanya dengan meninggalkan suami tercinta Ketut Suardika dan tiga orang anak. Anaknya yang terkecil masih berusia 5 tahun.

Terungkap, saat nekat gantung diri di pohon Melijo areal kebunnya, korban Ketut Evayuni berada di rumah dengan anak bungsunya yang masih berusia 5 tahun. Sedangkan sang suami Ketut Suardika bersama dua anaknya, berada di Pura Dalem, Desa Pakraman Ababi. Mereka makemit di Pura Dalem usai sembahyang, sejak Kamis (29/6) malam pukul 19.00 Wita.

Hingga Jumat sore, belum diketahui pasti apa motif di balik aksi nekat gantung diri yang dilakukan korban Ketut Evayuni. Menurut Kapolsek Abang, AKP I Nyoman Sugita Yasa, pihaknya sudah menggali keterangan di lapangan.

Dati keterangan di lapangan, terungkap korban Ketut Evayuni sempat ada permasalahan dengan suaminya, Ketut Suardika. “Mereka pun sempat pisah ranjang sejak April 2017 lalu. Si istri pulang ke rumah asalnya selama pisah ranjang,” papar Kapolsek Sugita Yasa.

Hanya saja, setelah dimediasi pihak aparat Desa Ababi, pasutri yang sudah dikaruniai tiga anak ini kembali rujuk alias hidup serupah, Mei 2017 lalu. Namun, sebulan pasca rujuk, korban malah nekat ulahpati dengan gantung diri di pohon Melinjo. *k16

Komentar