Kepala DPMPTSP Badung Raih Gelar Doktor Ilmu Lingkungan
DENPASAR, NusaBali - Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Badung berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Lingkungan. Gelar tersebut diraih setelah dilaksanakan ujian terbuka, Selasa (15/8) di Aula Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar.
Sidang Ujian Terbuka terdiri dari sembilan guru besar dan lima undangan akademik berlangsung selama 2,5 jam dan berjalan lancar. Tim penyanggah yaitu Prof Ir I Wayan Arthana MS PhD (Ketua/Penyanggah) Prof Dr Ir Syamsul Alam Paturusi MSP (Promotor/Peyanggah), Prof Dr Ir I Wayan Nuarsa MSi (Ko-Promotor 1/Peyanggah), Prof Dr Drs I Wayan Budiarsa Suyasa MS (Ko-Promotor 2/Peyanggah), Prof Dr Ir I Wayan Sandi Adnyana MS (Peyanggah), Prof Ir I Gusti Bagus Sila Dharma MT PhD (Peyanggah), Prof Dr Ir I Wayan Suarna MS (Peyanggah), Prof Dr Ir I Nyoman Rai MS (Peyanggah) dan Prof Dr Ir I Made Adhika MSP (Peyanggah).
Sementar penguji dari undangan akedemik terdiri dari Dr I Wayan Suambara SH MM (Kepala BRIDA Kabupaten Badung), Dr Ir I Made Sudarma MS (Unud), Dr Ir I Wayan Diara MS (Unud), Dr Drs I Made Sara Wijana MSi (Unud), dan Abd Rahman As-syakur SP MSi PhD (Unud).
Kepala DPMPTSP Kabupaten Badung Dr Ir I Made Agus Aryawan ST MT, mengatakan melanjutkan pendidikan ke Jenjang Doktor setelah mendapat izin dari Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. Berkat dukungan itu, dia mengucap syukur dapat menyelesaikan studi tempat waktu.
“Saya juga berterima kasih kepada promotor, ko promotor dan semua penguji serta dukungan keluarga besar dan pegawai DPMTPSP Kabupaten Badung yang memotivasi saya untuk dapat menuntaskan studi ini,” ucap Agus Aryawan.
Untuk mengimplementasikan hasil riset ini, maka temuan yang menurut Penguji sangat baik akan dilaporkan secara resmi kepada pimpinan sebagai pedoman dalam pengambilan kebijakan khususnya dalam pengembangan wilayah yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. “Diperlukan dukungan pemegang kebijakan dan dukungan politik agar temuan ini dapat diwujudkan dan diimplementasikan di Kabupaten Badung agar daya dukung lingkungan hidup tidak terusmenurun,” ujar Agus Aryawan.
Disertasi yang disusun oleh Agus Aryawan dengan judul 'Ekologi Bentanglahan Sebagai Basis Pengembangan Sistem Perwilayahan Kabupaten Badung, Bali, manawarkan solusi atas kelemahan-kelemahan kebijakan dan strategi sistem perwilayahan di Kabupaten Badung yang membagi wilayah menjadi tiga wilayah pengembangan yaitu Badung Utara, Badung Tengah dan Badung Selatan dengan pendekatan administrasi yang menyebabkan disparitas spasial, dikotomiutara-selatan, perubahan penggunaanlahan, alih fungsi lahan, simpangan pemanfaatan ruang dan berbagai tekanan terhadap lingkungan hidup'.
Atas fenomena yang terjadi tersebut maka ditawarkan kebaharuan (novelty) berupa perubahan dari pendekatan administrasi (diskrit) menjadi pendekatan ekologi bentanglahan (kontinum) sebagai instrument dalam mewujudkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Terdapat empat rumusan zona ekologi yang ditawarkan sebagai tinjauan kembali atas kelemahan dari sistem perwilayahan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Badung yaitu dengan menetapkan Zona Ekologi Sangat Tinggi, Zona Ekologi Tinggi, Zona Ekologi Sedang dan Zona Ekologi Rendah. Dengan demikian diharapkan tidak lagi terjadi dikotomiutara-selatan dan kesenjangan spasial yang direspon oleh perkembangan pembangunan berupa perubahan penggunaan lahan dan simpangan-simpangan pemanfaatan ruang, sehingga berpengaruh terhadap perubahan struktur bentang lahan Kabupaten Badung. 7 asa
Sementar penguji dari undangan akedemik terdiri dari Dr I Wayan Suambara SH MM (Kepala BRIDA Kabupaten Badung), Dr Ir I Made Sudarma MS (Unud), Dr Ir I Wayan Diara MS (Unud), Dr Drs I Made Sara Wijana MSi (Unud), dan Abd Rahman As-syakur SP MSi PhD (Unud).
Kepala DPMPTSP Kabupaten Badung Dr Ir I Made Agus Aryawan ST MT, mengatakan melanjutkan pendidikan ke Jenjang Doktor setelah mendapat izin dari Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. Berkat dukungan itu, dia mengucap syukur dapat menyelesaikan studi tempat waktu.
“Saya juga berterima kasih kepada promotor, ko promotor dan semua penguji serta dukungan keluarga besar dan pegawai DPMTPSP Kabupaten Badung yang memotivasi saya untuk dapat menuntaskan studi ini,” ucap Agus Aryawan.
Untuk mengimplementasikan hasil riset ini, maka temuan yang menurut Penguji sangat baik akan dilaporkan secara resmi kepada pimpinan sebagai pedoman dalam pengambilan kebijakan khususnya dalam pengembangan wilayah yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. “Diperlukan dukungan pemegang kebijakan dan dukungan politik agar temuan ini dapat diwujudkan dan diimplementasikan di Kabupaten Badung agar daya dukung lingkungan hidup tidak terusmenurun,” ujar Agus Aryawan.
Disertasi yang disusun oleh Agus Aryawan dengan judul 'Ekologi Bentanglahan Sebagai Basis Pengembangan Sistem Perwilayahan Kabupaten Badung, Bali, manawarkan solusi atas kelemahan-kelemahan kebijakan dan strategi sistem perwilayahan di Kabupaten Badung yang membagi wilayah menjadi tiga wilayah pengembangan yaitu Badung Utara, Badung Tengah dan Badung Selatan dengan pendekatan administrasi yang menyebabkan disparitas spasial, dikotomiutara-selatan, perubahan penggunaanlahan, alih fungsi lahan, simpangan pemanfaatan ruang dan berbagai tekanan terhadap lingkungan hidup'.
Atas fenomena yang terjadi tersebut maka ditawarkan kebaharuan (novelty) berupa perubahan dari pendekatan administrasi (diskrit) menjadi pendekatan ekologi bentanglahan (kontinum) sebagai instrument dalam mewujudkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Terdapat empat rumusan zona ekologi yang ditawarkan sebagai tinjauan kembali atas kelemahan dari sistem perwilayahan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Badung yaitu dengan menetapkan Zona Ekologi Sangat Tinggi, Zona Ekologi Tinggi, Zona Ekologi Sedang dan Zona Ekologi Rendah. Dengan demikian diharapkan tidak lagi terjadi dikotomiutara-selatan dan kesenjangan spasial yang direspon oleh perkembangan pembangunan berupa perubahan penggunaan lahan dan simpangan-simpangan pemanfaatan ruang, sehingga berpengaruh terhadap perubahan struktur bentang lahan Kabupaten Badung. 7 asa
1
Komentar