DLH Lombakan Karya Kreasi Daur Ulang Sampah Plastik
SINGARAJA, NusaBali - 29 karya kreasi daur ulang sampah plastik dipajang di stand pameran Ruang terbuka Hijau (RTH) Taman Bung Karno, Selasa (15/8) kemarin.
Karya-karya ini dinilai dalam lomba yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, serangkaian peringatan HUT ke-78 RI.
Kegiatan itu diharapkan dapat mewadahi komunitas kreatif sampah plastik dalam memaksimalkan pengelolaan sampah dengan sistem reuse, reduce, recycle (3R).
Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat mengatakan eksekusi pengelolaan sampah plastik dengan pola 3R, masih tertatih. Dia mencontohkan penggunaan sampah plastik sekali pakai yang dibatasi Pemprov Bali masih menjadi dilema. Di satu sisi, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan. Namun kondisi di lapangan, plastik sekali pakai masih sangat diperlukan. Salah satunya, menjamin higienitas produk olahan pangan.
Dia mengaku tidak apriori dengan kondisi yang terjadi. Tetapi, yang lebih ditekankan bagaimana mengatasi persoalan ini. ‘’Ya, dengan terus menyampaikan informasi ke masyarakat mendaur ulang sampah plastik yang berdampak ekonomi dan memiliki nilai jual seperti saat ini,” terang Melandrat.
Dia mengatakan perkembangan pengelolaan sampah plastik saat ini sedang melejit. Sampah plastik tidak hanya bermuara dan kembali ke produser setelah digunakan, tetapi banyak dimanfaatkan oleh penggiat dan komunitas untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi.
“Di Buleleng ini banyak sekali orang-orang kreatif yang sudah bergerak melakukan daur ulang sampah plastik menjadi produk kreatif. Hanya saja karena bukan kebutuhan primer, permintaannya tidak seperti produk kuliner yang orang perlukan setiap hari,” imbuh mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng ini.
Dalam lomba karya kreatif sampah plastik tersebut melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Buleleng, sekolah, dan komunitas yang memiliki bank sampah unit. Peserta diberikan waktu sebulan untuk menyelesaikan proyeknya. Hasilnya pun sangat beragam. Mulai dari jenis tas, vas bunga, tempat duduk, lampu hias, hingga cindera mata. Karya kreatif ini selanjutnya akan dinilai dan ditentukan pemenang sebagai produk terbaik.7k23
Kegiatan itu diharapkan dapat mewadahi komunitas kreatif sampah plastik dalam memaksimalkan pengelolaan sampah dengan sistem reuse, reduce, recycle (3R).
Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat mengatakan eksekusi pengelolaan sampah plastik dengan pola 3R, masih tertatih. Dia mencontohkan penggunaan sampah plastik sekali pakai yang dibatasi Pemprov Bali masih menjadi dilema. Di satu sisi, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan. Namun kondisi di lapangan, plastik sekali pakai masih sangat diperlukan. Salah satunya, menjamin higienitas produk olahan pangan.
Dia mengaku tidak apriori dengan kondisi yang terjadi. Tetapi, yang lebih ditekankan bagaimana mengatasi persoalan ini. ‘’Ya, dengan terus menyampaikan informasi ke masyarakat mendaur ulang sampah plastik yang berdampak ekonomi dan memiliki nilai jual seperti saat ini,” terang Melandrat.
Dia mengatakan perkembangan pengelolaan sampah plastik saat ini sedang melejit. Sampah plastik tidak hanya bermuara dan kembali ke produser setelah digunakan, tetapi banyak dimanfaatkan oleh penggiat dan komunitas untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi.
“Di Buleleng ini banyak sekali orang-orang kreatif yang sudah bergerak melakukan daur ulang sampah plastik menjadi produk kreatif. Hanya saja karena bukan kebutuhan primer, permintaannya tidak seperti produk kuliner yang orang perlukan setiap hari,” imbuh mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng ini.
Dalam lomba karya kreatif sampah plastik tersebut melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkab Buleleng, sekolah, dan komunitas yang memiliki bank sampah unit. Peserta diberikan waktu sebulan untuk menyelesaikan proyeknya. Hasilnya pun sangat beragam. Mulai dari jenis tas, vas bunga, tempat duduk, lampu hias, hingga cindera mata. Karya kreatif ini selanjutnya akan dinilai dan ditentukan pemenang sebagai produk terbaik.7k23
Komentar