GWK Gelar Perlombaan Konsep ‘Nusantara Tempoe Doeloe’
Semarak Festival Kemerdekaan Ke-78 RI
HUT RI ke-78
Kemerdekaan RI
Garuda Wisnu Kencana
GWK
Perlombaan Tradisional
Semarak Festival Kemerdekaan
MANGUPURA, NusaBali - Dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Republik Indonesia (RI), Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, menggelar berbagai perlombaan, pementasan Tari Kecak hingga penampilan band papan atas pada Kamis (17/8).
Tidak hanya itu, kegiatan yang dikemas dalam bentuk Festival Kemerdekaan itu juga ditutup dengan penembakan 5.000 kembang api.
Operational Director Garuda Wisnu Kencana Cultural Park Stefanus Yonathan Astayasa, menjelaskan dalam merayakan peringatan HUT Ke-78 RI berkolaborasi dengan Kecamatan Kuta Selatan menggelar berbagai perlombaan dengan konsep 'Nusantara Tempoe Doeloe'. Dalam perlombaan itu, melibatkan seluruh element mulai dari kalangan pelajar, karyawan, masyarakat umum dan jajaran lainnya se-Kecamatan Kuta Selatan.
Operational Director Garuda Wisnu Kencana Cultural Park Stefanus Yonathan Astayasa, menjelaskan dalam merayakan peringatan HUT Ke-78 RI berkolaborasi dengan Kecamatan Kuta Selatan menggelar berbagai perlombaan dengan konsep 'Nusantara Tempoe Doeloe'. Dalam perlombaan itu, melibatkan seluruh element mulai dari kalangan pelajar, karyawan, masyarakat umum dan jajaran lainnya se-Kecamatan Kuta Selatan.
“Dengan konsep Nusantara Tempoe Doeloe, perlombaan yang kita tampilkan itu cukup banyak, mulai dari lari karung, tarik tambang, panjat pinang, makan kerupuk, dan lainnya. Ini melibatkan seluruh komponen yang hadir dalam upacara HUT ke-78 RI,” katanya di sela-sela perlombaan.
Stefanus menjelaskan, dalam perlombaan itu melibatkan sedikitnya 2.000 peserta yang sebelumnya telah mengikuti upacara. Selain perlombaan, ada juga penampilan Tari Kecak edisi kemerdekaan. Tari Kecak ini mengusung konsep kemerdekaan dengan menggabungkan nuansa budaya Bali dan Indonesia. Penampilan Tari Kecak ini, lanjut dia, dikategorikan sangat spesial karena hanya dipertunjukkan sekali dalam setahun, yakni pada momentum Hari Kemerdekaan.
“Kalau untuk jumlah penari Tari Kecak kali ini tetap sama, namun ada penggabungan konsep kemerdekaan dan nuansa budaya Bali. Jadi, ini sangat sepesial,” kata Stefanus.
Usai pertunjukan Tari Kecak, sejumlah band papan atas juga memeriahkan Festival Kemerdekaan itu. Bahkan pada bagian akhir dari rangkaian kegiatan itu ditandai dengan penembakan 5.000 kembang api dibarengi dengan penutupan dari Project Pop dan DJ Siva. “Kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Kalau tahun lalu hanya ada 200 orang yang terlibat, namun kali ini sangat banyak. Ini dikarenakan antuasiasme dari kecamatan juga sangat luar biasa. Juga dikarenakan kita sudah tidak lagi dalam kondisi pandemi,” katanya. 7 dar
1
Komentar