Angka Kemiskinan Ekstrem Diklaim Turun
JAKARTA, NusaBali - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menekankan Indonesia telah berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem yang merupakan salah satu prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024.
"Terkait dengan kemiskinan ekstrem yang alhamdulilah pada Maret 2023 telah mencapai 1,12 persen dari target pada 2024 antara 0 hingga 1 persen. Jadi ada penurunan 0,62 persen dibandingkan pada 2022," katanya dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan Tahun Anggaran 2024 di Jakarta, seperti dilansir Antara, Rabu.
Suharso menjelaskan garis kemiskinan ekstrem dihitung berdasarkan pendapatan sebesar 1,9 dolar AS per kapita per hari atau setara Rp11.571 per kapita per hari dan sekitar kira-kira Rp351.957 per kapita per bulan.
Adapun garis kemiskinan dihitung berdasarkan pendapatan hampir dolar AS per kapita per hari atau sekitar Rp550.458 per kapita per bulan.
Presiden Joko Widodo dalam pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2023 - 2024, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu, menyebut pendapatan negara pada 2024 direncanakan sebesarRp2.781,3 triliun, sementara belanja negara dialokasikan sebesar Rp3.304,1 triliun.
Keseimbangan primer negatif ditargetkan sebesar Rp25,5 triliun sedangkan defisit anggaran sebesar 2,2 persen pendapatan domestik bruto (PDB) atau sebesar Rp522,8 triliun.
Tingkat pengangguran pada 2024 juga diharapkan dapat ditekan pada kisaran 5,0 persen hingga 5,7 persen, disusul angka kemiskinan dalam rentang 6,5 persen hingga 7,5 persen. “Rasio gini dalam kisaran 0,374 hingga 0,377, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,99 hingga 74,02,” tambah Presiden.
Pada 2024, pemerintah juga menargetkan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) dapat ditingkatkan masing-masing mencapai 105 sampai dengan 108 dan 107 sampai dengan 110. 7
1
Komentar