Perkuat UMKM dan Branding Desa, Blahkiuh Gelar Singasari Expo
MANGUPURA, NusaBali.com - Jantung Kecamatan Abiansemal, Badung yakni Desa Blahkiuh, memiliki berbagai potensi di bidang ekonomi kerakyatan. Melalui Singasari Expo yang digelar selama dua hari, potensi itu diperkuat.
Jika biasanya desa-desa lain ikut-ikutan bikin festival, Desa Blahkiuh memilih menggelar expo untuk menjodohkan pelaku UMKM dengan buyer potensial. Dengan harapan, terjalin kerja sama yang berkelanjutan pasca expo berakhir.
Perbekel Desa Blahkiuh IB Gede Mahatmananda Manuaba menyebut UMKM sebagai sektor yang sangat penting. Hal ini berkaca dari pandemi, di mana UMKM berhasil jadi ujung tombak perputaran ekonomi desa.
"Kami memiliki 845 pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner dan produk kreatif," ujar Perbekel Gusde Maha ketika dihubungi pada Jumat (18/8/2023) pagi.
Lanjut Gusde Maha, Singasari Expo yang digelar hingga Sabtu (19/8/2023) ini merupakan acara perdana. Ia berharap gelaran Singasari Expo yang berlangsung di Lapangan Kopral I Wayan Surem ini ke depan dilakukan berjilid setiap tahunnya.
Selama dua hari ke depan mulai Jumat ini, ada 35 booth yang diisi UMKM terpilih. UMKM yang bergerak di bidang kuliner menjajakan produk melalui direct selling. Sementara produk kreatif difokuskan mencari rekanan bisnis untuk pengembangan pasar.
"Kami sediakan juga booth untuk sosialisasi program desa seperti kelompok pengolahan sampah, kelompok wanita tani (KWT), dan lain-lain," imbuh Gusde Maha.
Selain potensi dari sektor ekonomi kerakyatan, potensi sektor SDM juga dipamerkan. Potensi di bidang pembangunan manusia ini dikemas lewat lomba di bidang seni dan budaya. Juga, ada beberapa grup musik bentukan pemuda desa yang di beri ruang unjuk gigi.
Grup musik dari Desa Blahkiuh ini bakal manggung di panggung utama yang sama dengan bintang tamu utama seperti Kis Band, Not So Koplo, Leeyonk Sinatra, dan Navicula. Kata Gusde Maha, ini jadi ruang tersendiri untuk pegiat musik yang banyak ada di Blahkiuh.
Acara yang kepanitiaannya digawangi Karang Taruna Singasari Desa Blahkiuh ini didorong menjadi tradisi seperti gelaran lain yang sudah memiliki pamor. Dengan begitu, desa memiliki brand dan nantinya mampu menunjang pendapatan desa.
"Harapannya Singasari Expo ini bisa jadi brand tersendiri di Blahkiuh seperti halnya Denpasar Festival, Pica Fest di Denpasar," tutur Gusde Maha.
Di samping itu, gelaran ini disebut sebagai muara dari tahapan pembinaan, pendampingan, hingga tahap pemasaran bagi pelaku UMKM. UMKM 'alumni' Singasari Expo dibentuk agar dapat mandiri dan berkembang jadi bisnis yang lebih besar.
"Kalau nanti acaranya sudah besar, kan bisa dari daerah lain ikut juga dengan cara berbayar. Desa jadinya punya pemasukan," tutup Gusde Maha.
Untuk diketahui, selain merupakan nama karang taruna, kata 'Singasari' sebagai nama expo Desa Blahkiuh ini juga terkait nilai sejarah. Kerajaan Singasari yang merupakan wilayah bawahan Kerajaan Mengwi merupakan asal muasal Desa Blahkiuh. *rat
Perbekel Desa Blahkiuh IB Gede Mahatmananda Manuaba menyebut UMKM sebagai sektor yang sangat penting. Hal ini berkaca dari pandemi, di mana UMKM berhasil jadi ujung tombak perputaran ekonomi desa.
"Kami memiliki 845 pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner dan produk kreatif," ujar Perbekel Gusde Maha ketika dihubungi pada Jumat (18/8/2023) pagi.
Lanjut Gusde Maha, Singasari Expo yang digelar hingga Sabtu (19/8/2023) ini merupakan acara perdana. Ia berharap gelaran Singasari Expo yang berlangsung di Lapangan Kopral I Wayan Surem ini ke depan dilakukan berjilid setiap tahunnya.
Selama dua hari ke depan mulai Jumat ini, ada 35 booth yang diisi UMKM terpilih. UMKM yang bergerak di bidang kuliner menjajakan produk melalui direct selling. Sementara produk kreatif difokuskan mencari rekanan bisnis untuk pengembangan pasar.
"Kami sediakan juga booth untuk sosialisasi program desa seperti kelompok pengolahan sampah, kelompok wanita tani (KWT), dan lain-lain," imbuh Gusde Maha.
Selain potensi dari sektor ekonomi kerakyatan, potensi sektor SDM juga dipamerkan. Potensi di bidang pembangunan manusia ini dikemas lewat lomba di bidang seni dan budaya. Juga, ada beberapa grup musik bentukan pemuda desa yang di beri ruang unjuk gigi.
Grup musik dari Desa Blahkiuh ini bakal manggung di panggung utama yang sama dengan bintang tamu utama seperti Kis Band, Not So Koplo, Leeyonk Sinatra, dan Navicula. Kata Gusde Maha, ini jadi ruang tersendiri untuk pegiat musik yang banyak ada di Blahkiuh.
Acara yang kepanitiaannya digawangi Karang Taruna Singasari Desa Blahkiuh ini didorong menjadi tradisi seperti gelaran lain yang sudah memiliki pamor. Dengan begitu, desa memiliki brand dan nantinya mampu menunjang pendapatan desa.
"Harapannya Singasari Expo ini bisa jadi brand tersendiri di Blahkiuh seperti halnya Denpasar Festival, Pica Fest di Denpasar," tutur Gusde Maha.
Di samping itu, gelaran ini disebut sebagai muara dari tahapan pembinaan, pendampingan, hingga tahap pemasaran bagi pelaku UMKM. UMKM 'alumni' Singasari Expo dibentuk agar dapat mandiri dan berkembang jadi bisnis yang lebih besar.
"Kalau nanti acaranya sudah besar, kan bisa dari daerah lain ikut juga dengan cara berbayar. Desa jadinya punya pemasukan," tutup Gusde Maha.
Untuk diketahui, selain merupakan nama karang taruna, kata 'Singasari' sebagai nama expo Desa Blahkiuh ini juga terkait nilai sejarah. Kerajaan Singasari yang merupakan wilayah bawahan Kerajaan Mengwi merupakan asal muasal Desa Blahkiuh. *rat
Komentar