Desa Mas-Kota Misato Rayakan 30 Tahun Kerja Sama
Sebanyak 10 siswa SMA asal Desa Mas diajak tinggal setahun di Jepang ikut program pertukaran seni budaya.
GIANYAR, NusaBali
Pemerintah Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar merayakan 30 tahun hubungan kerja sama dengan Kota Misato, Shimane, Jepang di wantilan Pura Taman Pule, Jumat (18/8) siang. Perbekel Desa Mas Wayan Gede Darmayuda mengatakan, hubungan kerja sama ini telah diterima secara estafet selama 30 tahun dari beberapa Perbekel sebelumnya. Kerja sama meliputi berbagai bidang seperti kebersihan lingkungan, pendidikan, dan kesehatan. Pemerintah Desa Mas pertama kali diberikan bantuan truk pengangkut sampah guna menjaga Desa Mas tetap bersih. Pernah diberi bola untuk anak-anak SD dan SMP. “Pernah juga 10 anak SMA kami diajak setahun di Jepang. Pertukaran seni dan budaya. Mereka juga stay di sini setahun. Waktu Covid kami dibantu dana, kami belikan beras untuk dibagikan ke masyarakat," beber Darmayuda.
Saat ini kerja sama semakin merambah ke sektor ketenagakerjaan. Ada banyak kesempatan magang bagi anak Desa Mas di Jepang. "Sudah ada yang kerja di pertanian dan kaigo semacam perawat panti jompo. Ke depan tentu masih dibutuhkan, mereka masih welcome," terang Darmayuda yang memperistri gadis Jepang, Yuki Toyosaki.
Cikal bakal persahabatan Misato dengan Desa Mas terjadi secara alamiah. Seperti kunjungan turis pada umumnya yang terpincut dengan budaya Bali. "Mulanya warga dari Misato diantar guide, pertama kali datang ke Desa Mas mau membuat kano dari kayu. Setelah itu, ada pertukaran siswa. Anak Desa Mas sudah sering ke Jepang. Saya sudah dua kali dan bulan Oktober ini kami diundang untuk pementasan tari," jelas Darmayuda. Untuk pertunjukan nanti, Desa Mas akan mengirim 18 orang seniman ke Jepang. "Di Jepang akan dilaksanakan kegiatan seperti ini juga," jelas Darmayuda.
Walikota Misato, Takashi Kado mengaku terkesan disambut antusias oleh masyarakat Desa Mas. Takashi mengaku sangat jarang ada hubungan kerja sama yang terjaga sampai 30 tahun. Dia berharap kerja sama ini terus berlanjut. Berdasar catatannya, hubungan persahabatan ini terjalin sekitar Tahun 1991, ketika orang Jepang mengunjungi Desa Mas untuk mencari pengrajin kano atau perahu. Dua orang pengrajin terpilih dan langsung diajak ke Misato untuk membuat kano. Kano tersebut dipamerkan bersama kano dari berbagai dunia. Kano menjadi penting di Kota Misato karena hampir setiap tahun dipertandingkan sejak Tahun 1982 hingga saat ini. "Dua pengrajin asal Desa Mas diundang ke Jepang membuat kano. Selanjutnya di Tahun 1993 ditandatangani perjanjian persahabatan, sebagai tanda dimulainya hubungan kerja sama ini," jelas Takashi Kado.
Selama 30 tahun, telah melakukan banyak kegiatan antar warga Desa Mas dengan warga Kota Misato. Siswa dari Desa Mas studi banding ke Jepang. Begitu juga sebaliknya. "Anak dari Desa Mas ke Misato tinggal jangka panjang di home stay. Saya dengar, meski sudah 20 tahun berlalu sampai sekarang masih terjaga hubungan baik mereka dengan keluarga di Jepang. Ada juga keluarga Jepang tinggal di Desa Mas, baru 3 tahun lalu kembali ke Misato," bebernya.
Takashi Kado menjelaskan, saat ini kerja sama dengan Desa Mas sudah merambah berbagai bidang. "Tahun lalu ada 5 orang dari Desa Mas bekerja di Misato. Di perusahaan pertanian dan fasilitas kesejahteraan, mereka juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan budaya di Misato. Mereka diterima dengan baik oleh warga lokal," jelas Takashi Kado. Dia berharap ke depan semakin banyak lagi pekerja asal Bali yang berminat bekerja di Jepang. "Hubungi kami," pintanya.
Setelah perayaan di Desa Mas, Takashi Kado merencanakan perayaan serupa di Misato pada bulan Oktober 2023. Menampilkan kolaborasi musik tradisional daerah Misato dengan gamelan Bali. "Rencana di pintu masuk pertandingan kano akan didirikan gapura yang didesain oleh seniman Desa Mas. Bagi kami, hubungan ini telah menjadi sesuatu yang tak tergantikan. Berharap bisa berlanjut ke generasi berikutnya," ujar Takashi Kado. 7 nvi
Komentar