Omzet Kerajinan di PKB Sudah Tembus Rp 7,15 M
Pesta Kesenian Bali (PKB) tidak hanya media untuk melestarikan seni dan budaya.
DENPASAR, NusaBali
Ada lima kegiatan utama dalam ajang ini. Selain pawai kesenian, pementasan, perlombaan, dan sarasehan, pameran menjadi unsur penting untuk menggeliatkan ekonomi masyarakat Bali dengan berbagai macam jenis usaha kerajinan.
Tahun ini panitia PKB XXXIX menargetkan omzet mencapai lebih dari Rp 12 miliar, melebihi omzet tahun sebelumnya. Ketua Panitia PKB XXXIX, Dewa Putu Beratha menyampaikan, berdasarkan laporan omzet per 26 Juni 2017, omzet pameran kerajinan sudah menyentuh angka Rp 7,15 miliar. Dengan waktu yang tersisa hingga ditutup 8 Juli mendatang, pihaknya optimis target mampu tercapai.
“Kita optimis target bisa tercapai, jika dilihat dari partisipasi pengunjung yang hadir setiap hari ke Taman Budaya Bali yang membeludak. Dan informasi yang kami terima dari masing-masing penjaga stand, rata-rata pendapatan mereka per harinya melebihi daripada tahun-tahun lalu,” ungkap Dewa Beratha.
Dari pameran kerajinan, rinciannya omzet kelompok tekstil dan turunannya sebesar Rp 810,5 juta, kelompok kerajinan kayu dan turunannya Rp 387,16 juta, kelompok logam dan turunannnya Rp 2,52 milyar, kelompok kulit hewan dan turunannya Rp 34,5 juta, kelompok kerajinan ate, rotan bambu, enceng gondok, daun lontar dan lidi Rp 85,4 juta, dekranasda Rp 477,7 juta, serta kerajinan lainnya mencapai Rp 2,83 miliar.
“Saya kira kondisi ekonomi yang lemah secara nasional tidak mempengaruhi. Khusus untuk PKB, justru membangkitkan pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya. Salah satu usaha kerajinan yang menggeliat adalah kerajinan emas dan perak. Untuk tetap bisa menarik minat konsumen atau masyarakat yang berkunjung, para perajin emas dan perak mengaku telah bersiap diri terutama untuk desain produk. Hal ini dikarenakan ketatnya persaingan, sehingga membuat para perajin berlomba-lomba membuat inovasi desain sesuai dengan permintaan pasar.
Salah satu perajin, Mahadev Sugianti mengatakan, untuk tetap diminati masyarakat, aksesoris yang diproduksi selalu berinovasi. Sehingga dengan inovasi yang dibuat tersebut membuat penjualannya selama di PKB tahun ini jauh mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk kerajinan baik berbahan perak maupun alpaka yang saya promosikan setiap saat selalu menampilkan kreasi baru. Sehingga bisa menarik minat masyarakat yang berkunjung,” ucap pemilik Vajra Silver ditemui di salah satu stand pameran produk kerajinan PKB. Perajin lainnya, Ni Putu Sudiadnyani mengatakan, jauh sebelum PKB pihaknya sudah mulai berpikir untuk membuat inovasi desaian untuk aksesoris berbahan perak, emas dan juga alpaka tersebut. Hasilnya, dengan kreasi tersebut, penjualan di PKB tahun ini menurutnya jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. rata-rata per hari dia bisa menjual hingga 500 buah perhiasan untuk semua jenis. *in
Tahun ini panitia PKB XXXIX menargetkan omzet mencapai lebih dari Rp 12 miliar, melebihi omzet tahun sebelumnya. Ketua Panitia PKB XXXIX, Dewa Putu Beratha menyampaikan, berdasarkan laporan omzet per 26 Juni 2017, omzet pameran kerajinan sudah menyentuh angka Rp 7,15 miliar. Dengan waktu yang tersisa hingga ditutup 8 Juli mendatang, pihaknya optimis target mampu tercapai.
“Kita optimis target bisa tercapai, jika dilihat dari partisipasi pengunjung yang hadir setiap hari ke Taman Budaya Bali yang membeludak. Dan informasi yang kami terima dari masing-masing penjaga stand, rata-rata pendapatan mereka per harinya melebihi daripada tahun-tahun lalu,” ungkap Dewa Beratha.
Dari pameran kerajinan, rinciannya omzet kelompok tekstil dan turunannya sebesar Rp 810,5 juta, kelompok kerajinan kayu dan turunannya Rp 387,16 juta, kelompok logam dan turunannnya Rp 2,52 milyar, kelompok kulit hewan dan turunannya Rp 34,5 juta, kelompok kerajinan ate, rotan bambu, enceng gondok, daun lontar dan lidi Rp 85,4 juta, dekranasda Rp 477,7 juta, serta kerajinan lainnya mencapai Rp 2,83 miliar.
“Saya kira kondisi ekonomi yang lemah secara nasional tidak mempengaruhi. Khusus untuk PKB, justru membangkitkan pertumbuhan ekonomi,” imbuhnya. Salah satu usaha kerajinan yang menggeliat adalah kerajinan emas dan perak. Untuk tetap bisa menarik minat konsumen atau masyarakat yang berkunjung, para perajin emas dan perak mengaku telah bersiap diri terutama untuk desain produk. Hal ini dikarenakan ketatnya persaingan, sehingga membuat para perajin berlomba-lomba membuat inovasi desain sesuai dengan permintaan pasar.
Salah satu perajin, Mahadev Sugianti mengatakan, untuk tetap diminati masyarakat, aksesoris yang diproduksi selalu berinovasi. Sehingga dengan inovasi yang dibuat tersebut membuat penjualannya selama di PKB tahun ini jauh mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk kerajinan baik berbahan perak maupun alpaka yang saya promosikan setiap saat selalu menampilkan kreasi baru. Sehingga bisa menarik minat masyarakat yang berkunjung,” ucap pemilik Vajra Silver ditemui di salah satu stand pameran produk kerajinan PKB. Perajin lainnya, Ni Putu Sudiadnyani mengatakan, jauh sebelum PKB pihaknya sudah mulai berpikir untuk membuat inovasi desaian untuk aksesoris berbahan perak, emas dan juga alpaka tersebut. Hasilnya, dengan kreasi tersebut, penjualan di PKB tahun ini menurutnya jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. rata-rata per hari dia bisa menjual hingga 500 buah perhiasan untuk semua jenis. *in
Komentar