Sudah 12 Kali Pesta Demokrasi
Bamsoet : Pemilu Jangan Terpecah Belah
JAKARTA, NusaBali - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau biasa disapa Bamsoet meminta masyarakat Indonesia tidak terpecah belah karena pemilu. Kata Bamsoet, Indonesia telah melaksanakan pemilu sebanyak 12 kali, dimulai sejak tahun 1955 hingga 2019 kemarin. Sehingga masyarakat sudah harus makin dewasa dalam menyikapi pemilu.
"Kini, Pemilu 2024 sudah di depan mata. Pemilu akan berlangsung sebagai proses berdemokrasi. Jangan sampai menjadikan kita terpecah belah sebagai suatu bangsa," ujar Bamsoet saat memberikan sambutan di Peringatan Hari Konstitusi dan Ulang Tahun ke-78 MPR RI di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jumat (18/8).
Untuk itu, lanjut Bamsoet, pemilu harus dijauhkan dari politik indentitas yang memecah belah masyarakat. Pilihan politik yang berbeda tidak sepatutnya menjadi penyebab terpecah belahnya masyarakat. Apalagi, Indonesia telah dikenal dengan keberagamannya. "Kita kaya akan keberagaman baik suku bangsa, agama, ras, golongan dan budaya. Keberagaman bangsa Indonesia telah disadari dan mampu dikelola dengan baik oleh para pendiri bangsa kita," jelas politisi dari Golkar ini.
Menurut Bamsoet, keberagaman bukanlah ancaman. Justru merupakan kekayaan yang mempersatukan dan memperkuat eksistensi bangsa Indonesia. Terlebih para pendiri bangsa ini telah memilih semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai wujud pengakuan keberagaman, sekaligus komitmen bersama hidup sebagai suatu bangsa dalam wadah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). "Para pendiri bangsa dan pendahulu kita juga telah membuktikan mampu menyikapi perbedaan secara arif. Mereka mampu pula menyelesaikan dinamika sosial politik dengan bijak dan penuh kedamaian," terang mantan Ketua Komisi III DPR RI ini.
Oleh karena itu, Bamsoet yakin semua komponen bangsa mengedepankan kepentingan persatuan. Tak ketinggalan juga mengedepankan kemajuan bangsa di atas segalanya. "Untuk itu, kita juga meyakini bahwa penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang akan berjalan dengan damai dan mempersatukan bangsa," tegas Bamsoet.
Bagi Bamsoet, pemilu adalah wahana demokrasi untuk lebih dari 204 juta pemilih memilih wakil-wakil rakyat di pemerintahan dan legislatif. Hal itu, harus diaktualisasikan sebagai perwujudan demokrasi konstitusional yang mempersatukan bangsa. Lantaran demokrasi konstitusional adalah pondasi kokoh bagi suatu bangsa yang maju dan beradab. "Mari kita bersama-sama merajut persatuan dan kesatuan dalam bingkai keberagaman, mengatasi perbedaan dengan dialog dan membangun Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur," papar Bamsoet. k22
1
Komentar