Dikeluhkan, Air Mengalir Seminggu Sekali
Kalau yang terjadi seperti saat ini air mengalir seminggu sekali, tentu kami protes.
BANGLI, NusaBali
Warga Dusun Kubusuih, Desa Yangapai, Kecamatan Tembuku, Bangli, mengaku mendapatkan air hanya seminggu sekali. Tidak optimalnya pasokan air tersebut menjadikan warga mengeluhkan layanan yang diberikan Perumda Air Minum Tirta Danu Arta (PDAM) Bangli.
Menurut salah seorang warga Made Miko, jika layanan PDAM terganggu sudah cukup lama. Untuk mengatasi krisis air, pihak PDAM dalam penyaluran air menerapkan pola bergilir. "Warga kami baru dapat giliran air malam hari. Warga pun harus begadang untuk dapat air,” ungkapnya, Senin (21/8).
Bahkan kini, setelah pola bergilir diubah malah air mengalir sekali dalam seminggu. Kondisi ini membuat masyarakat kelimpungan terutama bagi masyarakat yang tidak memiliki bak penampungan air dengan volume besar.
"Kami tidak persoalkan jika air mengalir selama 2 - 3 jam per hari. Tapi, kalau yang terjadi seperti saat ini air mengalir seminggu sekali, tentu kami protes. Kami selaku pelanggan telah penuhi segala kewajiban,” sebutnya.
Untuk pemenuhan air, warga terpaksa membeli air di pedagang air keliling dengan harga terbilang tinggi. Karena mendesak, warga harus membeli air untuk 1 truk air dibeli dengan harga Rp 250.000.
Pihaknya berharap agar PDAM segera mengambil langkah untuk mengatasi persolan klasik yang dihadapai warga Kubusuih. Pihaknya ingin ada keseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika pelanggan terlambat membayar, maka tagihan akan dikenakan denda.
Kabag Teknik Perumda Air Minum Tirta Danu Arta (PDAM) Bangli Ida Bagus Prenawa, saat dikonfirmasi, tidak menampik belum optimalnya layanan di Dusun Kubusuih. "Memang benar air mengalir seminggu sekali," jelasnya.
Dijelaskan, sebelumnya diterapkan pola bergilir, bagi pelanggan di banjar Kubusuih mendapat giliran air malam hari. Namun pola ini tidak bisa mengatasi masalah, karena ada beberapa pelanggan terutama yang berada di utara tidak dapat air karena posisinya ada di ketinggian.
Kondisi tersebut, lanjut dia, terjadi karena keterbatasan kapasitas pompa, sehingga perlu dilakukan pergantian pompa dengan kapasitas yang lebih besar lagi. Saat ini kapasitas pompa yang terpasang 25 liter per detik dengan wilayah layanan beberapa dusun, seperti Sideparna, Tingas, Kebon, dan Kubusuih. "Perlu penambahan kapasitas pompa, dengan kapasitas pompa 30 liter per detik pendistribusian air baru bisa normal,” terangnya. 7esa
Komentar