Pemkab Badung Bangun Jalan Baru
Antisipasi Kemacetan Simpang Nirmala-Jalan Uluwatu
Dalam APBD Perubahan 2023, anggaran pembebasan lahan tahap pertama disiapkan Rp 80 miliar.
MANGUPURA, NusaBali
Seiring peningkatan kunjungan wisatawan, volume kendaraan yang bergerak menuju sejumlah objek wisata di Kecamatan Kuta Selatan terus mengalami peningkatan. Bahkan, sejumlah ruas jalan seperti di Simpang Nirmala-Jalan Uluwatu kerap alami kemacetan parah. Mengantisipasi hal itu, Pemkab Badung berencana membebaskan lahan untuk pembuatan jalan baru. Nantinya keluar-masuk menuju Daya Tarik Wisata (DTW) Uluwatu dirancang menggunakan akses berbeda.
Sekertaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa, mengatakan kondisi ruas jalan menuju sejumlah objek wisata di Badung Selatan itu kerap mengalami kemacetan parah. Titik yang dinilai rawan kemacetan seperti di Simpang Nirmala, Jalan Uluwatu dan seputaran Garuda Wisnu Kencana (GWK). Kondisi itu disebabkan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke sejumlah objek wisata termasuk di DTW Uluwatu. “Memang kerap sekali kita temukan kemacetan di titik-titik itu. Maka, perlu penanganan sesegera mungkin untuk mengurai kemacetan,” katanya saat ditemui di DTW Uluwatu, Selasa (22/8).
Adi Arnawa menambahkan bahwa Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta juga sudah melihat kondisi riil di lapangan, sehingga demi mengurai kemacetan dirancang pembangunan akses jalan baru. Bahkan, pembuatan akses baru itu sudah masuk dalam tahap pembebasan lahan, di mana anggarannya bersumber dari APBD Perubahan 2023. Dalam anggaran perubahan disediakan dana sekitar Rp 80 miliar.
“Lahan yang akan dibebaskan berada di sebelah barat akses masuk DTW Uluwatu. Jadi sudah mulai dilakukan secara bertahap dalam anggaran perubahan tahun 2023,” sebut Adi Arnawa.
Tidak hanya itu, dalam lanjutan program itu pula sudah dirancang anggaran untuk pembebasan lahan pada 2024 yakni sebesar Rp 100 miliar dan akan terus berlanjut ke depannya. Nantinya akses jalan tersebut akan berada tepat di sebelah barat DTW Uluwatu dan dijadikan akses keluar bagi kendaraan pemedek atau wisatawan yang datang berkunjung. Dengan demikian, akses jalan dari Simpang Nirmala-Jalan Uluwatu hanya dipergunakan untuk akses masuk.
“Jadi para wisatawan atau pemedek yang hendak menunjuk Uluwatu tidak lagi balik ke jalur tersebut, namun akan alihkan ke arah yang berbeda atau melingkar di jalan yang baru. Apakah nantinya itu akan melewati jalan Labuan Sait atau akses baru? Itu yang masih kita usahakan. Ini juga sesuai dengan program dari bapak Bupati Badung,” jelas Adi Arnawa.
Birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini pun sudah memerintahkan Dinas PUPR untuk melihat pemetaan trase jalan. Dengan adanya akses baru, jalan akses keluar tersebut diharapkan bisa diperlebar 24-30 meter, sehingga ada median jalan yang representatif.
Adi Arnawa tidak memungkiri kalau akses itu merupakan bagian dari lanjutan Jalan Lingkar Selatan. Namun, kali ini yang menjadi prioritas adalah pembangunan dari DTW Uluwatu menuju ruas lainnya. “Ini merupakan komitmen pemerintah dalam mendukung pariwisata di Uluwatu. Oleh karena itu, program Jalan Lingkar Selatan dimulai dari barat yakni di Uluwatu. Ini akan menjadi prioritas untuk antisipasi kemacetan di simpang Nirmala,” tegasnya. 7 dar
Seiring peningkatan kunjungan wisatawan, volume kendaraan yang bergerak menuju sejumlah objek wisata di Kecamatan Kuta Selatan terus mengalami peningkatan. Bahkan, sejumlah ruas jalan seperti di Simpang Nirmala-Jalan Uluwatu kerap alami kemacetan parah. Mengantisipasi hal itu, Pemkab Badung berencana membebaskan lahan untuk pembuatan jalan baru. Nantinya keluar-masuk menuju Daya Tarik Wisata (DTW) Uluwatu dirancang menggunakan akses berbeda.
Sekertaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa, mengatakan kondisi ruas jalan menuju sejumlah objek wisata di Badung Selatan itu kerap mengalami kemacetan parah. Titik yang dinilai rawan kemacetan seperti di Simpang Nirmala, Jalan Uluwatu dan seputaran Garuda Wisnu Kencana (GWK). Kondisi itu disebabkan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke sejumlah objek wisata termasuk di DTW Uluwatu. “Memang kerap sekali kita temukan kemacetan di titik-titik itu. Maka, perlu penanganan sesegera mungkin untuk mengurai kemacetan,” katanya saat ditemui di DTW Uluwatu, Selasa (22/8).
Adi Arnawa menambahkan bahwa Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta juga sudah melihat kondisi riil di lapangan, sehingga demi mengurai kemacetan dirancang pembangunan akses jalan baru. Bahkan, pembuatan akses baru itu sudah masuk dalam tahap pembebasan lahan, di mana anggarannya bersumber dari APBD Perubahan 2023. Dalam anggaran perubahan disediakan dana sekitar Rp 80 miliar.
“Lahan yang akan dibebaskan berada di sebelah barat akses masuk DTW Uluwatu. Jadi sudah mulai dilakukan secara bertahap dalam anggaran perubahan tahun 2023,” sebut Adi Arnawa.
Tidak hanya itu, dalam lanjutan program itu pula sudah dirancang anggaran untuk pembebasan lahan pada 2024 yakni sebesar Rp 100 miliar dan akan terus berlanjut ke depannya. Nantinya akses jalan tersebut akan berada tepat di sebelah barat DTW Uluwatu dan dijadikan akses keluar bagi kendaraan pemedek atau wisatawan yang datang berkunjung. Dengan demikian, akses jalan dari Simpang Nirmala-Jalan Uluwatu hanya dipergunakan untuk akses masuk.
“Jadi para wisatawan atau pemedek yang hendak menunjuk Uluwatu tidak lagi balik ke jalur tersebut, namun akan alihkan ke arah yang berbeda atau melingkar di jalan yang baru. Apakah nantinya itu akan melewati jalan Labuan Sait atau akses baru? Itu yang masih kita usahakan. Ini juga sesuai dengan program dari bapak Bupati Badung,” jelas Adi Arnawa.
Birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini pun sudah memerintahkan Dinas PUPR untuk melihat pemetaan trase jalan. Dengan adanya akses baru, jalan akses keluar tersebut diharapkan bisa diperlebar 24-30 meter, sehingga ada median jalan yang representatif.
Adi Arnawa tidak memungkiri kalau akses itu merupakan bagian dari lanjutan Jalan Lingkar Selatan. Namun, kali ini yang menjadi prioritas adalah pembangunan dari DTW Uluwatu menuju ruas lainnya. “Ini merupakan komitmen pemerintah dalam mendukung pariwisata di Uluwatu. Oleh karena itu, program Jalan Lingkar Selatan dimulai dari barat yakni di Uluwatu. Ini akan menjadi prioritas untuk antisipasi kemacetan di simpang Nirmala,” tegasnya. 7 dar
1
Komentar