Sawah Mengering, Petani di Ubud Menangis
GIANYAR, NusaBali - Sawah di Banjar Lungsiakan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar mengalami kekeringan.
Sawah yang sudah ditanami bibit padi itu tampak retak-retak. Para petani menjerit karena terancam rugi biaya traktor, bibit, dan lainnya. “Sawah saya kering,” ujar salah seorang petani yang enggan namanya dikorankan, Selasa (22/8).
Petani ini mengungkapkan, lahan kering dialami oleh petani 12 subak di Desa Kedewatan, Desa Sayan, dan Desa Singakerta. Kekeringan ini disebabkan saluran irigasi di sebelah timur hotel kawasan Banjar Tangga Yuda, Desa Kedewatan, Ubud longsor. Material longsor menutupi terowongan. Musibah ini sudah lama terjadi. “Terowongan tertutup material longsor sekitar 7 Juni 2023,” jelas petani ini.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi material yang menutup terowongan. Manajemen hotel sudah bekerja keras bersama pekaseh dari 12 subak. Namun air saluran irigasi belum bisa mengalir. “Kasihan petani di subak ini,” jelasnya. Para petani mohon bantuan Pemkab Gianyar agar saluran irigasi kembali berfungsi dan bisa mengaliri air ke sawah. 7 nvi
Komentar