Kawah Dieng Meletus, 4 Korban Luka
Kawah Sileri di Gunung Dieng, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah meletus, Minggu (2/7) siang sekitar pukul 12.00 WIB.
BANJARNEGARA, NusaBali
Akibatnya, 17 pengunjung wisata Dieng harus dievakuasi, di mana 4 orang di antaranya dalam kondisi terluka.
Pihak Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyatakan Kawah Sileri di Gunung Dieng meletus freatik setinggi 50 meter. Lumpur yang dikeluarkan pada letusan tersebut berupa lumpur dingin, sehingga tidak menimbulkan luka bakar.
Saat letusan terjadi Minggu siang, ada 17 wisatawan yang sedang berada di lokasi. Mereka panik dan berlarian, sehingga 4 orang di antaranya terluka. Mereka terluka karena jatuh saat berupaya menyelamatkan diri. "Beberapa korban yang dilaporkan mengalami luka akibat jatuh ketika berlari menyelamatkan diri,” ungkap Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Djarod Padakova.
Paparan senada juga disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Arif Rahman. "Sementara ini jumlah korban yang mengalami luka hanya empat orang. Mereka luka ringan berupa lecet pada bagian tangan, kepala, dan lainnya," jelas Arif Rahman dikutip detikcom terpisah, Minggu kemarin.
Menurut Arif Rahman, luka-luka yang mereka alami tidak terlalu serius. "Ada yang kepalanya kena batu, tangan memar, kaki memar, dan satu lagi pusing," sebut Arif. Keempat korban terluka dalam letusan kawah Sileri, Dieng adalah rombongan wistawan domestik asal Pekalongan, Jawa Tengah.
Para korban terluka langsung dilarikan ke Puskesmas Batur, Banjarnegara. Para korban terluka dan 12 wisatawan lainnya dievakuasi dari Kawah Sileri oleh petugas dari BPBD Banjarnegara, PVMBG, TNI, Polri, dan satuan lainnya.
Buat sementara, kata Arif, kawasan Kawah Sileri ditutup untuk umum. Warga dilarang mendekat dalam radius 100 meter. Relawan dan masyarakat juga telah berjaga-jaga di kawasan Kawah Sileri untuk mengosongkan area sekitar. "Relawan dan masyarakat berjaga-jaga di beberapa pintu masuk kawasan Kawah Sileri untuk mengosongkan area Kawah Sileri dan pemandian air panas."
Arief tetap meminta masyarakat untuk tenang dan mengikuti apa yang diimbau pemerintah. "Sehubungan dengan peningkatan aktivitas Kawah Sileri diminta untuk wisatawan dan masyarakat tidak mendekati radius 100 meter," tuturnya.
Meski begitu, menurut Arif, kawah lainnya yang berada di dataran Dieng masih cukup aman bagi wisatawan. "Untuk Kawah Timbang dan beberapa kawah yang ada di dataran Dieng, tidak ada peningkatan dan cukup aman bagi wisatawan," kata Arif.
Kawah Sileri merupakan salah satu kawah favorit wisatawan di kawasan wisata Dieng. Kawah Sileri berada di sebelah barat laut Candi Arjuna dan Telaga Warna, yang menjadi objek wisata utama di Dieng. Dari arah Wonosobo, Kawah Sileri ber-ada setelah Candi Arjuna dan Telaga Warna. Jarak antara Telaga Warna dan Kawah Sileri sejauh 4,9 km.
Kawah Sileri di Gunung Dieng sebelumnya pernah meletus pada April dan Mei 2017 lalu. Letusan tersebut merupakan letusan Freatik dengan skala kecil. "Kawah Sileri merupakan kawah yang masih aktif," ungkap Arif.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan letusan Kawah Sileri di kawasan Dieng tersebut berjenis freatik. "Freatik yaitu, letusan gas atau embusan asap dan material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu kemarin.
Letusan freatik diketahui terjadi saat air laut atau air hujan menyentuh magma di dalam bumi. Setelah itu, panas magma akan menjadi uap yang sangat tinggi, maka terjadilah letusan freatik. Material letusan yaitu lahar dingin, batu kecil, lumpur, asap hingga gas.
Letusan fratik berbeda dengan letusan magmatik yang mengeluarkan aliran lava dan material padat akibat keluarnya magma ke permukaan bumi. Karenanya, letusan freatik tak begitu berbahaya.
Menurut Sutopo, Gunung Dieng masih berstatus normal aktif. Belum ada kenaikan status terkait dengan peningkatan aktivitas gunung kemarin siang. Sutopo menyatakan, Kawah Sileri tercatat sudah beberapa kali meletus. Kawah Sileri sebagai ka-wah yang paling aktif di Gunung Dieng. *
Pihak Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyatakan Kawah Sileri di Gunung Dieng meletus freatik setinggi 50 meter. Lumpur yang dikeluarkan pada letusan tersebut berupa lumpur dingin, sehingga tidak menimbulkan luka bakar.
Saat letusan terjadi Minggu siang, ada 17 wisatawan yang sedang berada di lokasi. Mereka panik dan berlarian, sehingga 4 orang di antaranya terluka. Mereka terluka karena jatuh saat berupaya menyelamatkan diri. "Beberapa korban yang dilaporkan mengalami luka akibat jatuh ketika berlari menyelamatkan diri,” ungkap Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Djarod Padakova.
Paparan senada juga disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Arif Rahman. "Sementara ini jumlah korban yang mengalami luka hanya empat orang. Mereka luka ringan berupa lecet pada bagian tangan, kepala, dan lainnya," jelas Arif Rahman dikutip detikcom terpisah, Minggu kemarin.
Menurut Arif Rahman, luka-luka yang mereka alami tidak terlalu serius. "Ada yang kepalanya kena batu, tangan memar, kaki memar, dan satu lagi pusing," sebut Arif. Keempat korban terluka dalam letusan kawah Sileri, Dieng adalah rombongan wistawan domestik asal Pekalongan, Jawa Tengah.
Para korban terluka langsung dilarikan ke Puskesmas Batur, Banjarnegara. Para korban terluka dan 12 wisatawan lainnya dievakuasi dari Kawah Sileri oleh petugas dari BPBD Banjarnegara, PVMBG, TNI, Polri, dan satuan lainnya.
Buat sementara, kata Arif, kawasan Kawah Sileri ditutup untuk umum. Warga dilarang mendekat dalam radius 100 meter. Relawan dan masyarakat juga telah berjaga-jaga di kawasan Kawah Sileri untuk mengosongkan area sekitar. "Relawan dan masyarakat berjaga-jaga di beberapa pintu masuk kawasan Kawah Sileri untuk mengosongkan area Kawah Sileri dan pemandian air panas."
Arief tetap meminta masyarakat untuk tenang dan mengikuti apa yang diimbau pemerintah. "Sehubungan dengan peningkatan aktivitas Kawah Sileri diminta untuk wisatawan dan masyarakat tidak mendekati radius 100 meter," tuturnya.
Meski begitu, menurut Arif, kawah lainnya yang berada di dataran Dieng masih cukup aman bagi wisatawan. "Untuk Kawah Timbang dan beberapa kawah yang ada di dataran Dieng, tidak ada peningkatan dan cukup aman bagi wisatawan," kata Arif.
Kawah Sileri merupakan salah satu kawah favorit wisatawan di kawasan wisata Dieng. Kawah Sileri berada di sebelah barat laut Candi Arjuna dan Telaga Warna, yang menjadi objek wisata utama di Dieng. Dari arah Wonosobo, Kawah Sileri ber-ada setelah Candi Arjuna dan Telaga Warna. Jarak antara Telaga Warna dan Kawah Sileri sejauh 4,9 km.
Kawah Sileri di Gunung Dieng sebelumnya pernah meletus pada April dan Mei 2017 lalu. Letusan tersebut merupakan letusan Freatik dengan skala kecil. "Kawah Sileri merupakan kawah yang masih aktif," ungkap Arif.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan letusan Kawah Sileri di kawasan Dieng tersebut berjenis freatik. "Freatik yaitu, letusan gas atau embusan asap dan material yang dipicu oleh tekanan gas yang berada di bawah permukaan," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu kemarin.
Letusan freatik diketahui terjadi saat air laut atau air hujan menyentuh magma di dalam bumi. Setelah itu, panas magma akan menjadi uap yang sangat tinggi, maka terjadilah letusan freatik. Material letusan yaitu lahar dingin, batu kecil, lumpur, asap hingga gas.
Letusan fratik berbeda dengan letusan magmatik yang mengeluarkan aliran lava dan material padat akibat keluarnya magma ke permukaan bumi. Karenanya, letusan freatik tak begitu berbahaya.
Menurut Sutopo, Gunung Dieng masih berstatus normal aktif. Belum ada kenaikan status terkait dengan peningkatan aktivitas gunung kemarin siang. Sutopo menyatakan, Kawah Sileri tercatat sudah beberapa kali meletus. Kawah Sileri sebagai ka-wah yang paling aktif di Gunung Dieng. *
Komentar