Fashion Car Bergaya Klasik Warnai BEF 2023
Badung Education Fair
BEF
SMK PGRI 2 Badung
Fashion Car
Modifikasi Motor
Otomotif
SMK Pusat Keungulan
MANGUPURA, NusaBali.com - Fashion car atau mobil bernilai seni dipamerkan oleh SMK PGRI 2 Badung pada Badung Education Fair (BEF) 2023. Mobil bergaya klasik modern ini merupakan kolaborasi sekolah dengan dosen ahli dan desainer FX Heru.
Mobil yang belum rampung dan masih 'telanjang' itu menarik perhatian para pengunjung BEF di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Kamis (24/8/2023). Sebab, memiliki kesan berbeda dari kebanyakan kendaraan inovasi sekolah.
Fashion car berdaya listrik ini pun sempat dijajal Sekretaris Daerah Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa pada pembukaan BEF, Rabu (23/8/2023). Ia menyetir mobil berbobot 2,5 kwintal itu dengan Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga IGM Dwipayana.
Sang desainer, FX Heru, menjelaskan bahwa fashion car merupakan pengembangan aplikasi seni mode pada kendaraan. Peruntukannya lebih condong untuk koleksi meski juga bisa dikendarai selayaknya mobil pada umumnya.
"Bali ini kan sentra seni. Bagaimana dengan mobil itu, seni itu terakomodasi karena bisa masuk seniman tralis, lukis, ukiran, dan lain-lain," kata Heru, dijumpai di sela BEF pada Kamis (24/8/2023) sore.
Pria asal Surabaya yang sempat mengejar ilmu mode hingga ke Prancis ini digandeng SMK PGRI 2 Badung untuk mengembang kendaraan di luar sepeda motor. Proyek fashion car ini sendiri sudah dimulai sejak 2020 dan sempat hiatus karena pandemi.
Heru menuturkan, konsep fashion car ini cukup sederhana. Inspirasinya berasal dari tampilan mobil Formula 1 tahun 1930-an. Ada dua tampilan mobil jet darat kuno yang disatukan yakni Mercedes-Benz untuk body depan dan Bugatti untuk tengah-belakang.
"Chasis-nya (rangka) itu diambil dari mobil bekas Mitsubishi Minicab. Daya listrik 4.000 Watt. Kecepatan maksimalnya bisa 70 km/jam," ujar Heru yang juga dosen ahli/praktisi desain mode di ISI Denpasar dan Universitas Veteran Surabaya (UPN Veteran Jawa Timur).
Heru menyebut masih belum tahu seberapa jauh mobil listrik manual tanpa pedal kopling ini bisa melaju. Selama ini baterai berkapasitas 720 Ah/72V yang dipasang belum sempat diuji coba untuk durasi dan jarak pemakaiannya.
"Mobil ini akan dirampungkan, body-nya akan ditutup plat besi. Tapi karena sempat ikut beberapa pameran, hari raya, dan pameran lagi di sini (BEF), molor lagi. Empat bulan lagi mungkin bakal selesai," imbuh Heru.
Tampilan jadi dari fashion car dengan dua seat ini bakal tanpa roof (atap). Pewarnaan direncanakan mengambil warna biru tua. Kepala mobil bakal terlihat panjang selayaknya Mercedes-Benz 1930-an dan ekornya bergaya khas Bugatti.
Mobil berdimensi 2 × 1 × 1 meter ini sempat mengikuti pameran serangkaian Education Sustainability Development Net 2030 Asia-Pacific Regional Meeting. Gelaran pada Juni 2023 lalu di Kuta itu cukup sukses bagi Heru lantaran karya kolaborasi ini diapresiasi Kemendikbud Ristek RI dan delegasi internasional.
Di gelaran yang dihelat UNESCO Indonesia itu, Heru mengaku mendapat pertanyaan soal harga. Meski begitu, fashion car ini tidak bakal dijual lantaran berupa produk pendidikan dan portofolio sekolah bersama dirinya.
"Kalau akhirnya dijual, secara internasional ini bisa USD 50.000 (lebih dari Rp 700 juta, valas Kamis sore)," ungkap Heru.
Di lain sisi, fashion car ini masih memerlukan penyempurnaan lagi di bagian suspensinya. Meski bersifat seni, kenyamanan dalam pemakaian fashion car juga perlu diperhitungkan.
Guru Program Studi Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK PGRI 2 Badung, Made Kerta, mengungkapkan masih ada hentakan pada fashion car. Hal ini diketahui saat Sekda Badung Adi Arnawa melakukan test drive pada Rabu.
"Kalau untuk dipamerkan memang tidak masalah. Tapi untuk kenyamanan berkendara masih perlu diperhatikan suspensinya," tutur Kerta, dijumpai pada kesempatan yang sama. *rat
Fashion car berdaya listrik ini pun sempat dijajal Sekretaris Daerah Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa pada pembukaan BEF, Rabu (23/8/2023). Ia menyetir mobil berbobot 2,5 kwintal itu dengan Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga IGM Dwipayana.
Sang desainer, FX Heru, menjelaskan bahwa fashion car merupakan pengembangan aplikasi seni mode pada kendaraan. Peruntukannya lebih condong untuk koleksi meski juga bisa dikendarai selayaknya mobil pada umumnya.
"Bali ini kan sentra seni. Bagaimana dengan mobil itu, seni itu terakomodasi karena bisa masuk seniman tralis, lukis, ukiran, dan lain-lain," kata Heru, dijumpai di sela BEF pada Kamis (24/8/2023) sore.
Pria asal Surabaya yang sempat mengejar ilmu mode hingga ke Prancis ini digandeng SMK PGRI 2 Badung untuk mengembang kendaraan di luar sepeda motor. Proyek fashion car ini sendiri sudah dimulai sejak 2020 dan sempat hiatus karena pandemi.
Heru menuturkan, konsep fashion car ini cukup sederhana. Inspirasinya berasal dari tampilan mobil Formula 1 tahun 1930-an. Ada dua tampilan mobil jet darat kuno yang disatukan yakni Mercedes-Benz untuk body depan dan Bugatti untuk tengah-belakang.
"Chasis-nya (rangka) itu diambil dari mobil bekas Mitsubishi Minicab. Daya listrik 4.000 Watt. Kecepatan maksimalnya bisa 70 km/jam," ujar Heru yang juga dosen ahli/praktisi desain mode di ISI Denpasar dan Universitas Veteran Surabaya (UPN Veteran Jawa Timur).
Heru menyebut masih belum tahu seberapa jauh mobil listrik manual tanpa pedal kopling ini bisa melaju. Selama ini baterai berkapasitas 720 Ah/72V yang dipasang belum sempat diuji coba untuk durasi dan jarak pemakaiannya.
"Mobil ini akan dirampungkan, body-nya akan ditutup plat besi. Tapi karena sempat ikut beberapa pameran, hari raya, dan pameran lagi di sini (BEF), molor lagi. Empat bulan lagi mungkin bakal selesai," imbuh Heru.
Tampilan jadi dari fashion car dengan dua seat ini bakal tanpa roof (atap). Pewarnaan direncanakan mengambil warna biru tua. Kepala mobil bakal terlihat panjang selayaknya Mercedes-Benz 1930-an dan ekornya bergaya khas Bugatti.
Mobil berdimensi 2 × 1 × 1 meter ini sempat mengikuti pameran serangkaian Education Sustainability Development Net 2030 Asia-Pacific Regional Meeting. Gelaran pada Juni 2023 lalu di Kuta itu cukup sukses bagi Heru lantaran karya kolaborasi ini diapresiasi Kemendikbud Ristek RI dan delegasi internasional.
Di gelaran yang dihelat UNESCO Indonesia itu, Heru mengaku mendapat pertanyaan soal harga. Meski begitu, fashion car ini tidak bakal dijual lantaran berupa produk pendidikan dan portofolio sekolah bersama dirinya.
"Kalau akhirnya dijual, secara internasional ini bisa USD 50.000 (lebih dari Rp 700 juta, valas Kamis sore)," ungkap Heru.
Di lain sisi, fashion car ini masih memerlukan penyempurnaan lagi di bagian suspensinya. Meski bersifat seni, kenyamanan dalam pemakaian fashion car juga perlu diperhitungkan.
Guru Program Studi Teknik dan Bisnis Sepeda Motor SMK PGRI 2 Badung, Made Kerta, mengungkapkan masih ada hentakan pada fashion car. Hal ini diketahui saat Sekda Badung Adi Arnawa melakukan test drive pada Rabu.
"Kalau untuk dipamerkan memang tidak masalah. Tapi untuk kenyamanan berkendara masih perlu diperhatikan suspensinya," tutur Kerta, dijumpai pada kesempatan yang sama. *rat
1
Komentar