SD No 1 Kerobokan Stimulasi Minat Robotik Lewat Mainan Lego
MANGUPURA, NusaBali.com - SD Nomor 1 Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung tengah mengembangkan ekstrakurikuler robotik. Tidak mau ujug-ujug mecekoki siswa dengan kompleksitas robot, mainan Lego diperkenalkan untuk memetakan bakat siswa.
Mainan Lego yang digunakan pun memiliki standar tersendiri. Seri Lego yang dipilih disesuaikan dengan perakitan benda-benda motorik seperti miniatur kendaraan dan alat berat. Ada pula seri lego yang disertai sistem kendali.
"Kami bekerja sama dengan salah satu instansi bimbingan belajar anak. Baru saja bulan ini dikembangkan ekstrakurikulernya," kata Putu Erry Cahyadi, 39, Kepala SD Nomor 1 Kerobokan, dijumpai di sela Badung Education Fair (BEF) 2023 di Puspem Badung, Kamis (24/8/2023) siang.
Pengenalan permainan lego ini dilakukan untuk mengasah kemampuan motorik dan emosional siswa. Sebab, untuk menuntaskan rakitan Lego diperlukan kreativitas dan kesabaran. Begitu pula proses penciptaan robot yang sesungguhnya nanti.
Sekolah disebut ingin melihat dulu apakah para siswa memiliki minat dan bakat di bidang robotik. Selanjutnya, akan dikembangkan pendekatan ke dunia robotik yang sesuai dengan kemampuan dan bakat siswa.
Putu Erry menyebut sekolah dasar yang berlokasi di antara persimpangan Jalan Gunung Sanghyang dengan Jalan Rahayu dan Jalan Kesambi ini mungkin yang pertama memiliki ekstrakurikuler robotik. Khususnya untuk SD negeri di Gugus III Kuta Utara.
AA Ngurah Bagus Satya Prawara, 10, menjadi peserta pertama yang mengikuti program ekstrakurikuler robotik. Siswa kelas V ini sudah meminati benda-benda motorik sejak usianya baru 5 tahun.
"Awalnya suka nonton di YouTube, lihat-lihat orang merakit Lego jadi gini (miniatur alat berat)," tutur belia yang akrab disapa Turah.
Turah menjelaskan, ia tertarik dengan alat berat jenis excavator yang digunakan memindahkan benda bertonase. Baru-baru ini, ia menyelesaikan lego dengan sistem kendali juga berbentuk excavator namun bercapit.
Namun memang, bagian-bagian miniatur excavator dan sistem kendalinya tersedia jadi dari seri Lego yang dirakit. Meski begitu, proses perakitan dan penyesuaian sistem kontrol juga tidak bisa dibilang gampang untuk siswa belia seperti Turah.
"Iya (suka robotik). Seru aja gitu kalau dilihat," ujar Turah saat dijumpai di booth pameran SD Nomor 1 Kerobokan di BEF 2023 pada Kamis siang.
Sementara itu, Putu Erry berkomitmen untuk bekerja sama dengan instansi yang menyediakan program ini selama tiga tahun ke depan. Selama proses pendekatan dengan siswa, program ini bakal diseriusi lagi mengingat pelatihan teknologi sudah tidak bisa ditawar lagi. *rat
"Kami bekerja sama dengan salah satu instansi bimbingan belajar anak. Baru saja bulan ini dikembangkan ekstrakurikulernya," kata Putu Erry Cahyadi, 39, Kepala SD Nomor 1 Kerobokan, dijumpai di sela Badung Education Fair (BEF) 2023 di Puspem Badung, Kamis (24/8/2023) siang.
Pengenalan permainan lego ini dilakukan untuk mengasah kemampuan motorik dan emosional siswa. Sebab, untuk menuntaskan rakitan Lego diperlukan kreativitas dan kesabaran. Begitu pula proses penciptaan robot yang sesungguhnya nanti.
Sekolah disebut ingin melihat dulu apakah para siswa memiliki minat dan bakat di bidang robotik. Selanjutnya, akan dikembangkan pendekatan ke dunia robotik yang sesuai dengan kemampuan dan bakat siswa.
Putu Erry menyebut sekolah dasar yang berlokasi di antara persimpangan Jalan Gunung Sanghyang dengan Jalan Rahayu dan Jalan Kesambi ini mungkin yang pertama memiliki ekstrakurikuler robotik. Khususnya untuk SD negeri di Gugus III Kuta Utara.
AA Ngurah Bagus Satya Prawara, 10, menjadi peserta pertama yang mengikuti program ekstrakurikuler robotik. Siswa kelas V ini sudah meminati benda-benda motorik sejak usianya baru 5 tahun.
"Awalnya suka nonton di YouTube, lihat-lihat orang merakit Lego jadi gini (miniatur alat berat)," tutur belia yang akrab disapa Turah.
Turah menjelaskan, ia tertarik dengan alat berat jenis excavator yang digunakan memindahkan benda bertonase. Baru-baru ini, ia menyelesaikan lego dengan sistem kendali juga berbentuk excavator namun bercapit.
Namun memang, bagian-bagian miniatur excavator dan sistem kendalinya tersedia jadi dari seri Lego yang dirakit. Meski begitu, proses perakitan dan penyesuaian sistem kontrol juga tidak bisa dibilang gampang untuk siswa belia seperti Turah.
"Iya (suka robotik). Seru aja gitu kalau dilihat," ujar Turah saat dijumpai di booth pameran SD Nomor 1 Kerobokan di BEF 2023 pada Kamis siang.
Sementara itu, Putu Erry berkomitmen untuk bekerja sama dengan instansi yang menyediakan program ini selama tiga tahun ke depan. Selama proses pendekatan dengan siswa, program ini bakal diseriusi lagi mengingat pelatihan teknologi sudah tidak bisa ditawar lagi. *rat
Komentar