Ekosistem Angkutan Umum Kendaraan Listrik Diluncurkan di Ubud
GIANYAR, NusaBali.com – Kemacetan kronis di beberapa wilayah Ubud terus diupayakan solusinya. Mulai dari penyediaan kantong parkir hingga larangan parkir di ruas jalan, dan kini sedang disiapkan ekosistem angkutan umum yang berbasis kendaraan listrik.
Ekosistem yang akan segera diujicobakan ini bernama SMART atau Sustainable Mobility Advancing Real Transformation. Inisiasi yang ditawarkan oleh Toyota Mobility Foundation (TMF) ini disambut hangat oleh Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Gianyar.
“Daerah Ubud mempunyai arti yang sangat penting bagi pariwisata Bali yang dikenal hingga dunia, sempat mati suri karena Covid-19, setelah normal kembali dan ramai menjadi macet, sehingga ini diharapkan menjadi salah satu solusi masalah transportasi di Ubud,” ujar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, saat peluncuran program SMART, Kamis (24/8/2023).
Sebelum merambah Ubud, yayasan nirlaba yang didirikan Toyota Motor Corporation ini sudah menjalankan program serupa di Hyderabad (India), Kuala Lumpur (Malaysia) dan Bangkok (Thailand).
Uji coba layanan antar-jemput akan dilakukan selama enam bulan secara gratis, mulai September 2023 hingga April 2024, dengan total 10 armada yang terdiri dari lima unit minivan Battery Electric Vehicle (BEV) dan lima unit MPV Hybrid Electric Vehicle (HEV).
Untuk menjalankan program di Ubud, TMF berinvestasi senilai 1,7 juta dolar AS atau sekitar Rp 26 miliar.
“TMF merancang proyek ini untuk memenuhi ketiga prinsipnya, yakni sustainability, inovasi, dan kemitraan,” tegas Pras Ganesh, Executive Program Director Toyota Mobility Foundation.
Sustainability, memastikan solusi yang mampu meningkatkan kualitas hidup penduduk Bali secara lingkungan dan ekonomi yang berkelanjutan.
Inovasi dimaksudkan untuk mendorong pengenalan solusi baru berbasis data dan elektrifikasi, termasuk HEV dan BEV. Sedangkan kemitraan, memberdayakan pemangku kepentingan lokal untuk melanjutkan penerapan solusi ini bahkan di luar keterlibatan TMF dengan menyediakan kegiatan capacity building yang selaras dengan kebutuhan setempat.
“Kami sedang bekerja untuk membuat cetak biru model bisnis berkelanjutan yang memungkinkan masyarakat Ubud mengukur dampak yang dicapai selama uji coba ini. Kami sangat bersemangat untuk meluncurkan solusi ini bersama semua mitra kami yang memiliki tujuan sama yaitu mempromosikan konsep mobility for all dan netralitas karbon,” tandas Pras Ganesh.
Layanan antar-jemput yang tersedia di pusat wisata Ubud itu juga akan dilengkapi dengan aplikasi supaya pengguna bisa mendapatkan rute angkutan.
Adapun 10 unit layanan antar-jemput kendaraan elektrifikasi itu akan beroperasi di area Ubud Tengah, dengan beberapa perhentian yang seluruhnya terletak dalam jarak 10 menit berjalan kaki dari tujuan wisata utama dan situs lokal yang popular.
Selain menguji coba angkutan umum listrik, kerja sama itu juga mencakup pemasangan sembilan layar digital di sepanjang halte dengan lalu lintas tinggi bus Trans Metro Dewata.
Layar digital itu akan memberikan visualisasi jadwal bus secara aktual untuk komuter sehingga memungkinkan kenyamanan yang lebih baik.
Selain kemacetan yang semakin padat, Wagub Bali mengatakan SMART juga salah satu solusi penekanan emisi karbon yang disebabkan kendaraan bermotor sehingga wilayah Ubud menjadi wisata yang lebih hijau.
Program ini diselenggarakan bersama dengan Deloitte Future of Mobility Solution Center (Deloitte), dengan dukungan dari Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Bali dan Toyota Indonesia.
Latar belakang proyek ini menandai kelanjutan keterlibatan Toyota sebagai penyedia solusi elektrifikasi selama G20 dan merupakan wujud komitmen berkelanjutannya kepada masyarakat Indonesia.
“TMF memilih Ubud di Bali, Indonesia sebagai lokasi yang ideal untuk implementasi proyek ini karena keunggulannya sebagai tujuan wisata terkemuka, sebagaimana diidentifikasi oleh Pemerintah Indonesia,” kata Nandi Julyanto, Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing indonesia (TMII).
Selain itu, komitmen pemerintah provinsi Bali terhadap keberlanjutan dan ekosistem yang tertutup menjadi salah satu alasan Ubud menjadi lingkungan yang ideal untuk implementasi uji coba program ini.
1
Komentar