Warga Sempidi Keluhkan Rencana Pembangunan TPS3R
Dinilai Terlalu Dekat dengan Pemukiman, Akses Jalan Sempit
Bupati Giri Prasta menegaskan pembangunan TPS3R untuk mengolah sampah bukan untuk menimbun sampah.
MANGUPURA, NusaBali
Warga Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi mengkhawatirkan rencana pembangunan TPS3R atau Tempat Pengelolaan Sampah berbasis Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang). Warga khawatir keberadaan TPS3R akan mengganggu kenyamanan warga. Sebab TPS3R yang rencananya dibangun di Banjar Tegeha tersebut dinilai dekat dengan pemukiman warga, ditambah lagi akses jalan yang sempit.
Dalam pertemuan dengan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta pada Rabu (23/8) sore di Perumahan Gang Ilalang IIIA, perwakilan warga yang dekat dengan lokasi yang akan dibangun TPS3R, Bagus Gede Gosha Wirya, mengatakan sosialisasi terkait pembangunan TPS3R ini masih dinilai minim. Memang dirinya mengaku sempat mengikuti paruman di Banjar Tegeha beberapa bulan lalu yang membahas tentang TPS3R ini. Namun saat itu, warga sudah sepakat menolak dan tidak dilanjutkan prosesnya.
“Kalau tidak salah pada 30 April 2023 ada paruman di Banjar Tegeha, saya diundang ke sana untuk mendengarkan paparan mengenai TPS3R ini. Waktu itu sudah sepakat menolak dan tidak dilanjutkan untuk prosesnya. Nah, 17 Agustus karena ada geliat pembangunan TPS3R akan dibangun, malamnya ada Jero Bendesa ke sini, berdiskusi dengan saya dan juga warga yang lain. Karena rapat terakhir itu tidak dijelaskan bagaimana nanti teknis di lapangan, mengenai pengelolaan sampah, pengambilan, dan pengangkutannya,” ujarnya.
Bagus Wirya menambahkan, dari sisi program sebetulnya warga menilai sangat bagus. Namun, dari sisi standar pembangunan TPS3R, sepengetahuannya minimal harus berjarak 500 meter dari pemukiman penduduk. “Di Sempidi ini ada 13 banjar. Artinya sampah dari 13 banjar akan diangkut ke sini, baik organik, anorganik, maupun residu. Bahkan tadi dijelaskan totalnya ada 7 ton sampah per harinya,” kata Bagus Wirya.
Tidak hanya itu, Bagus Wirya juga mengungkapkan kondisi akses jalan yang bakal dilalui mobil pengangkut sampah akan sulit berpapasan dengan kendaraan warga. Hal ini karena akses jalan yang dilalui berada di jalur padat pemukiman. Karenanya, warga meminta solusi untuk fasilitas akses jalan. Termasuk fasilitas bermain anak-anak yang juga dilalui oleh mobil pengangkut sampah nantinya.
“Untuk akses jalan, karena warga ini sudah padat dari gang I sampai gang IIIF, jadi kalau papasan di jalan, bakal sering gontok-gontokkan. Kalau memang TPS3R ini tetap terlaksana, usulan dari kami agar akses jalan supaya tidak tumpang tindih antara angkutan sampah dan kendaraan warga. Juga kami minta fasilitas umum untuk bermain anak-anak sebagai pengganti akses jalan ini,” katanya.
Warga Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi mengkhawatirkan rencana pembangunan TPS3R atau Tempat Pengelolaan Sampah berbasis Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang). Warga khawatir keberadaan TPS3R akan mengganggu kenyamanan warga. Sebab TPS3R yang rencananya dibangun di Banjar Tegeha tersebut dinilai dekat dengan pemukiman warga, ditambah lagi akses jalan yang sempit.
Dalam pertemuan dengan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta pada Rabu (23/8) sore di Perumahan Gang Ilalang IIIA, perwakilan warga yang dekat dengan lokasi yang akan dibangun TPS3R, Bagus Gede Gosha Wirya, mengatakan sosialisasi terkait pembangunan TPS3R ini masih dinilai minim. Memang dirinya mengaku sempat mengikuti paruman di Banjar Tegeha beberapa bulan lalu yang membahas tentang TPS3R ini. Namun saat itu, warga sudah sepakat menolak dan tidak dilanjutkan prosesnya.
“Kalau tidak salah pada 30 April 2023 ada paruman di Banjar Tegeha, saya diundang ke sana untuk mendengarkan paparan mengenai TPS3R ini. Waktu itu sudah sepakat menolak dan tidak dilanjutkan untuk prosesnya. Nah, 17 Agustus karena ada geliat pembangunan TPS3R akan dibangun, malamnya ada Jero Bendesa ke sini, berdiskusi dengan saya dan juga warga yang lain. Karena rapat terakhir itu tidak dijelaskan bagaimana nanti teknis di lapangan, mengenai pengelolaan sampah, pengambilan, dan pengangkutannya,” ujarnya.
Bagus Wirya menambahkan, dari sisi program sebetulnya warga menilai sangat bagus. Namun, dari sisi standar pembangunan TPS3R, sepengetahuannya minimal harus berjarak 500 meter dari pemukiman penduduk. “Di Sempidi ini ada 13 banjar. Artinya sampah dari 13 banjar akan diangkut ke sini, baik organik, anorganik, maupun residu. Bahkan tadi dijelaskan totalnya ada 7 ton sampah per harinya,” kata Bagus Wirya.
Tidak hanya itu, Bagus Wirya juga mengungkapkan kondisi akses jalan yang bakal dilalui mobil pengangkut sampah akan sulit berpapasan dengan kendaraan warga. Hal ini karena akses jalan yang dilalui berada di jalur padat pemukiman. Karenanya, warga meminta solusi untuk fasilitas akses jalan. Termasuk fasilitas bermain anak-anak yang juga dilalui oleh mobil pengangkut sampah nantinya.
“Untuk akses jalan, karena warga ini sudah padat dari gang I sampai gang IIIF, jadi kalau papasan di jalan, bakal sering gontok-gontokkan. Kalau memang TPS3R ini tetap terlaksana, usulan dari kami agar akses jalan supaya tidak tumpang tindih antara angkutan sampah dan kendaraan warga. Juga kami minta fasilitas umum untuk bermain anak-anak sebagai pengganti akses jalan ini,” katanya.
Menanggapi keluhan warga Sempidi, Bupati Giri Prasta menegaskan pembangunan TPS3R ini untuk mengolah sampah bukan untuk menimbun sampah. “Pengolahan sampah ini untuk ida dane (warga sekalian), bukan untuk siapa-siapa. Program ini adalah program Bapak Presiden, itu sebabnya dapat dana DAK. Gubernur Bali memberikan tanah. Sedangkan saya sebagai kepala daerah, eksekusinya,” ujarnya.
Bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini melanjutkan, sampah yang akan dikelola di TPS3R adalah sampah khusus dari Kelurahan Sempidi saja, bukan dari desa maupun wilayah lainnya. Pihaknya menyebut menyiapkan tempat pengolahan sampah di desa merupakan solusi mengingat TPA Suwung akan ditutup.
Bupati Giri Prasta mengingatkan, ke depan pemilahan sampah harus benar-benar dilakukan mulai dari rumah tangga. “Kalau kita membuang sampah, itu namanya memindahkan masalah. Ini adalah pengolahan. Nanti kalau sudah jalan dan bau, silahkan protes,” kata Ketua DPC PDIP Badung itu.
Sementara itu terkait permintaan warga untuk fasilitas akses jalan, Bupati Giri Prasta meminta instansi teknis untuk menyiapkan skema pengangkutan sampah agar lalu lintas warga Sempidi tidak terganggu dengan hadirnya TPS3R tersebut. 7 ind
Komentar