Melirik Mobil Listrik ‘Fashion Car’ Karya SMK PGRI 2 Badung
MANGUPURA, NusaBali - Kendaraan listrik di masa depan bakal berpeluang jadi primadona.
Di Badung, ternyata sebuah mobil listrik telah berhasil diciptakan oleh siswa dan guru SMK PGRI 2 Badung. Mobil listrik yang diberi nama 'Fashion Car' itu dipamerkan di ajang Badung Education Fair (BEF) 2023 di depan Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung.
Mobil listrik Fashion Car ini menurut penuturan Kepala SMK PGRI 2 Badung I Gusti Ketut Sukadana dapat menempuh jarak 60 kilometer dengan kecepatan maksimal 110 kilometer per jam. Sedangkan untuk waktu pengecasan baterai 6-8 jam dan tidak menggunakan daya khusus, sehingga bisa dicas langsung di rumah dengan daya 1.200 Watt.
Sukadana menuturkan, ide awal pembuatan mobil listrik adalah untuk menciptakan kendaraan ramah lingkungan sesuai dengan Pergub Bali. “Dalam Pergub Bali bahwa untuk ramah lingkungan disarankan masing-masing lembaga nantinya akan menggunakan kendaraan listrik. Untuk mendukung go green, termotivasi dari Pergub itu kami mencoba buat ini di sekolah,” ujar Sukadana, Kamis (24/8).
Sebelum membuat mobil listrik, SMK PGRI 2 Badung terlebih dahulu mengkonversi motor dengan bahan bakar minyak menjadi motor listrik. Bahkan ada dua motor listrik yang sempat diikutkan dalam pameran di Nusa Dua. Saat itu, kata Sukadana, motor listrik buatan SMK PGRI 2 Badung bahkan sempat dilihat oleh Menteri Perhubungan. “Sewaktu kita pamerkan, sudah disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan. Di sana kita disupport untuk melakukan lagi agar semakin menambah komunitas motor listrik,” katanya.
Mobil listrik Fashion Car ini menurut penuturan Kepala SMK PGRI 2 Badung I Gusti Ketut Sukadana dapat menempuh jarak 60 kilometer dengan kecepatan maksimal 110 kilometer per jam. Sedangkan untuk waktu pengecasan baterai 6-8 jam dan tidak menggunakan daya khusus, sehingga bisa dicas langsung di rumah dengan daya 1.200 Watt.
Sukadana menuturkan, ide awal pembuatan mobil listrik adalah untuk menciptakan kendaraan ramah lingkungan sesuai dengan Pergub Bali. “Dalam Pergub Bali bahwa untuk ramah lingkungan disarankan masing-masing lembaga nantinya akan menggunakan kendaraan listrik. Untuk mendukung go green, termotivasi dari Pergub itu kami mencoba buat ini di sekolah,” ujar Sukadana, Kamis (24/8).
Sebelum membuat mobil listrik, SMK PGRI 2 Badung terlebih dahulu mengkonversi motor dengan bahan bakar minyak menjadi motor listrik. Bahkan ada dua motor listrik yang sempat diikutkan dalam pameran di Nusa Dua. Saat itu, kata Sukadana, motor listrik buatan SMK PGRI 2 Badung bahkan sempat dilihat oleh Menteri Perhubungan. “Sewaktu kita pamerkan, sudah disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan. Di sana kita disupport untuk melakukan lagi agar semakin menambah komunitas motor listrik,” katanya.
Sukses dengan motor listrik, kemudian munculah ide untuk membuat mobil listrik pada 2022. Rancangan mobil listrik melibatkan siswa jurusan teknik kendaraan ringan di sekolah tersebut. Dalam pembuatan mobil ini banyak menggunakan limbah mobil bekas seperti bagian sasis, sistem pengereman, velg, transmisi dan yang lainnya. Sementara bodi mobil dirakit sendiri dengan bantuan industri pengelasan. “Untuk desainnya kami bekerja sama dengan Dosen ISI Denpasar. Untuk kelistrikannya dirakit oleh siswa,” papar Sukadana.
Sedangkan untuk baterai sendiri masih menggunakan aki mobil. Hal ini juga disebutkan untuk menghemat biaya produksi. Secara keseluruhan mobil listrik ini telah menghabiskan biaya sekitar Rp 140 juta. “Biaya total sampai jadi sekitar 140 juta. Kalau dilihat dari komponen, yang paling mahal itu aki. Aki yang asli (lithium) harganya bisa sampai Rp 82 juta. Tapi di sini kami pakai aki biasa untuk menekan biaya,” tuturnya.
Masih menurut Sukadana, sejauh ini belum berniat untuk mengomersilkan mobil listrik tersebut. Sebab sebenarnya tujuan utama dari pembuatan mobil listrik ini sebagai pembelajaran kepada siswa tentang bagaimana proses pembuatan sebuah mobil listrik itu sendiri. “Kami belum sampai arah ke sana (menjual). Karena tujuan utamanya supaya anak-anak mengerti proses kita dalam pembuatan, sehingga anak jadi tahu. Tapi kalau ada sponsor dari perusahaan, kemungkinan bisa,” sebut Sukadana.
Ditambahkan, banyak support yang diterima setelah beberapa pameran yang diiikuti. Bahkan support itu datang dari Pemkab Badung setelah Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mencoba menjajal kekuatan mobil listrik Fashion Car ini. Adi Arnawa juga meminta dibuatkan satu lagi mobil listrik tersebut. “Silahkan nanti dibuatkan prosposal untuk dibuatkan mobil tambahan satu, itu disampaikan Pak Sekda,” kata Sukadana. 7 ind
Sedangkan untuk baterai sendiri masih menggunakan aki mobil. Hal ini juga disebutkan untuk menghemat biaya produksi. Secara keseluruhan mobil listrik ini telah menghabiskan biaya sekitar Rp 140 juta. “Biaya total sampai jadi sekitar 140 juta. Kalau dilihat dari komponen, yang paling mahal itu aki. Aki yang asli (lithium) harganya bisa sampai Rp 82 juta. Tapi di sini kami pakai aki biasa untuk menekan biaya,” tuturnya.
Masih menurut Sukadana, sejauh ini belum berniat untuk mengomersilkan mobil listrik tersebut. Sebab sebenarnya tujuan utama dari pembuatan mobil listrik ini sebagai pembelajaran kepada siswa tentang bagaimana proses pembuatan sebuah mobil listrik itu sendiri. “Kami belum sampai arah ke sana (menjual). Karena tujuan utamanya supaya anak-anak mengerti proses kita dalam pembuatan, sehingga anak jadi tahu. Tapi kalau ada sponsor dari perusahaan, kemungkinan bisa,” sebut Sukadana.
Ditambahkan, banyak support yang diterima setelah beberapa pameran yang diiikuti. Bahkan support itu datang dari Pemkab Badung setelah Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mencoba menjajal kekuatan mobil listrik Fashion Car ini. Adi Arnawa juga meminta dibuatkan satu lagi mobil listrik tersebut. “Silahkan nanti dibuatkan prosposal untuk dibuatkan mobil tambahan satu, itu disampaikan Pak Sekda,” kata Sukadana. 7 ind
Komentar