Warga Terancam Kekeringan Bertambah Ribuan KK
Pendataan wilayah rawan kekeringan dilakukan sebagai antisipasi mitigasi akibat Dampak El Nino.
NEGARA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana, Jumat (25/8), kembali melanjutkan pendataan wilayah dan masyarakat yang terancam kekeringan akibat dampak El Nino. Dari pendataan Jumat kemarin, ada tambahan sebanyak 2.983 kepala keluarga (KK) yang dihantui krisis air.
Sesuai data yang diterima NusaBali, tambahan 2.983 KK yang terancam kekeringan itu tersebar di 13 wilayah banjar/lingkungan di 3 desa/lingkungan di Kecamatan Mendoyo. Wilayah itu, diantaranya di Kelurahan Tegal Cangkring sebanyak 1 lingkungan (Petapan Persidi), di Desa Penyaringan sebanyak 7 banjar (Penyaringan, Yeh Macebur, Tibu Beleng Kaler, Tibu Beleng Tengah, Tibu Beleng Kelod, Pangkung Kua, dan Yeh Buah), serta di Desa Yehembang Kauh sebanyak 5 banjar (Kedisan, Yeh Buah, Sekar Kejula, Kaleran, dan Kaleran Kauh).
Foto: Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana saat berkoordinasi ke Kantor Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Jumat (25/8). -IST
Sementara dari pendataan dua hari sebelumnya pada Rabu (23/8) dan Kamis (24/8), terpetakan 13.078 KK di 38 banjar lingkungan di 10 desa/kelurahan yang juga mengalami ancaman serupa. Di mana 10 desa/lingkungan itu, tersebar di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Melaya, Jembrana, Negara dan Mendoyo. Jika ditambah hasil pendataan teranyar pada Jumat kemarin, maka jumlah kumulatif wilayah dan warga terancam kekeringan yang sementara terdata di 4 kecamatan, itu mencapai sebanyak 16.061 KK di 51 banjar/lingkungan di 13 desa/kelurahan.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra, Jumat kemarin, mengatakan, pendataan wilayah yang berpotensi kekeringan itu, masih akan berlanjut. Pendataan dilakukan petugas dengan menjajaki langsung pihak desa/kelurahan. "Tadi masih dilanjutkan di wilayah Kecamatan Mendoyo. Kita data langsung ke desa/kelurahan yang berpotensi kekeringan. Ini sebagai langkah mitigasi berkaitan perubahan iklim global dari dampak fenomena El Nino," ujarnya.
Melalui pendataan tersebut, kata Agus Artana, nantinya akan dijadikan dasar perencana untuk langkah antisipatif. Dengan adanya pendataan itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan sejumlah leading sector terkait untuk melakukan berbagai persiapan. "Kita antisipasi kemungkinan terburuk. Sehingga misal nanti benar terjadi kekeringan di seluruh wilayah itu, kita bisa lebih mudah bergerak karena sudah ada persiapan," ucap Agus Artana. 7ode
1
Komentar