Si Suami Tewas, Istrinya Selamat
Pasutri I Wayan Wiarsana, 39, dan Sayu Komang Widyawati, 36, nekat lakukan aksi percobaan bunuh diri dengan tenggak racun di rumahnya kawaswan Banjar Pakuaji, Desa Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, Senin (3/7).
Pasutri Nekat Coba Bunuh Diri
TABANAN, NusaBali
Nyawa sang istri berhasil diselamatkan, sementara si suami tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Pasutri Wayan Wiarsana dan Sayu Komang Widyawati ditemukan tergeletak sekarat di halaman rumahnya, Senin siang sekitar pukul 12.00 Wita, dalam kondisi mulut berbusa. Orang pertama yang menemukan pasutri ini tergeletak sekarat adalah I Made Suarda, 54, yang notabene paman dari korban Wayan Wiarsana. Kesehariannya, Made Suarda menjabat sebagai Bendesa Pakraman Pasut. Sedangkan sang keponakan, Wayan Wiarsana, menjabat sebagai Kelian Dinas Banjar (Kepala Dusun) Pakuaji, Desa Mundeh Kangin.
Dalam kondisi panik melihat keponakan beserta istrinya tergeletak sekarat dengan kondisi mulut berbusa, Made Suarda langsung berteriak minta tolong kepada tetangga. Kemudian, Suarda dibantu tetangga memberikan pertolongan pertama dengan kasi minum air klungah (kelapa muda) bercampur minyak kelapa kepada kedua korban. Tujuannya, agar korban bisa muntah.
Namun, hanya si istri, Sayu Komang Widyawati, yang mampu minum air klungah hingga bisa muntah. Sedangkan suaminya, Wayan Wiarsana, tidak bisa meminum air klungah. Selanjutnya, pasutri korban tenggak racun ini dibawa ke Puskesmas Selemadeg di Desa Bajera. Namun, karena kondisinya tergolong parah, kedua korban dirujuk ke BRSUD Tabanan.
Sayangnya, dalam perjalanan menuju rumah sakit, korban Wayan Wiarsana menghembuskan napas terakhir. Sedangkan istrinya, Komang Widyawati, berhasil diselamatkan dari maut. Hingga kemarin sore, ibu rumah tangga ini masih dirawat intensif di BRSUD Tabanan.
Kapolsek Selemadeg Barat, AKP I Wayan Swastika, menyatakan poihaknya sudah terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan minta keterangan saksi-saksi terkait pasutri nekat mencoba bunuh diri dengan tenggak racun ini. Petugas menemukan sisa racun jenis Metador dan DMA. "Berdasarkan keterangan dari keluarganya, pasutri ini nekat minum racun karena diduga stres akibat terlilit utang dan sering cekcok," tandas Kapolsek Wayan Swastika.
Terungkap, sebelum nekat bunuh diri dengan tenggak racun bersama sang istri, korban Wayan Wiarsana yang menjabat sebagai kelian Dinas Banjar Pakuaji sempat datang ke Kantor Desa Mundeh Kangin, Senin pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Sang kepala Dusun (Kadus) masuk kantor untuk membahas keperluan warga Desa Mundeh Kangin.
Setelah 2 jam di Kantor Desa Mundeh Kangin, Kadus Wayan Wiarsana pamitan pulang kepada Perbekel sekitar pukul 10.00 Wita. Namun, hanya berselang 2 jam kemudian, Kadus Pakuaji ini ditemukan tergeletak di halaman rumahnya bersama sang istri dalam kondisi mulut berbusa.
Petugas medis BRSUD Tabanan, dr Dendra, menyatakan korban Wayan Wiarsana tiba di rumah sakit dalam kondisi sudah meninggal. Terjadi pelebaran di pupilnya. Kadus berusia 39 tahun itu pun langsung dibawa ke Ruanh Jenazah untuk diperiksa lebih lanjut. Sedangkan istrinya, Komang Widyawati, tiba di BRSUD Tabanan dalam kondisi keracunan dengan gejala pusing dan mual, selain juga sesak napas. "Sekarang kondisinya sudah stsbil, tapi masih lemas," ujar dr Dendra, Senin sore.
Sementara itu, kakak kandung korban Sayu Komang Widiawati, yakni Sayu Putu Nilawati, mengaku tidak tahu persis permasalahan yang dialami adik dan iparnya hingga nekat tenggak racun. "Saya tidak tahu persis apa masalahnya, adik saya dan suaminya tiba-tiba ditemkan sudah tergeletak dalam komndisi mulut berbusa,” ujar Nilawati saat ditemui di BRSUD Tabanan, Senin sore. *d
Komentar