Ny Putri Koster: Sanggar Teater Perlu Pikirkan Regenerasi
DENPASAR, NusaBali - Nyonya Putri Suastini Koster mengatakan seniman teater terkadang terlalu asyik berkesenian hingga lupa memikirkan para seniman muda sebagai generasi penerusnya. Ny Putri Koster yang juga dikenal sebagai seniman teater mengajak untuk menciptakan regenerasi.
“Yang perlu diingat, selain menghasilkan karya seni, sebuah sanggar atau teater juga harus melakukan proses regenerasi,” ujar Ny Putri Koster saat peringatan HUT ke-42 Sanggar Teater Agustus (STA), di halaman belakang Gedung Jayasabha, Denpasar, Kamis (24/8).
Menurut pengamatan istri Gubernur Bali ini, banyak penggiat seni modern yang terlalu asyik dalam berkarya hingga lupa melakukan proses regenerasi. “Setelah uzur, baru sadar bahwa tak memiliki penerus,” sebutnya.
Dia menilai, STA membaca dinamika ini sehingga terus berupaya melakukan regenerasi dengan merekrut seniman-seniman muda. Yang menarik, regenerasi di sanggar ini dilakukan di lingkup keluarga. “Sangat positif, bisa mengajak anak-anak untuk menggeluti bidang seni. Ini merupakan wadah yang tepat untuk menempa karakter anak,” tuturnya.
Berdasarkan pengalaman pribadi, dia menyampaikan bahwa menekuni dunia seni, khususnya teater mendatangkan sangat banyak manfaat. Melalui seni teater, kepribadian dan emosional seseorang terasah sejak dini. Bagi Ny Putri Koster, pengalaman dalam seni peran menjadi bekal berharga ketika dia harus mendampingi Gubernur Bali Wayan Koster. “Keberanian untuk berdiri dan berbicara di depan, itu adalah manfaat seni teater yang sangat saya rasakan saat ini,” ucapnya.
Perayaan HUT ke-42 Sanggar Teater Agustus turut dihadiri pendiri Sanggar Teater Mini Ida Bagus Anom Ranuara dan pendiri Sanggar Kukuruyuk Made Taro. Ny Putri Koster pun meminta Anom Ranuara sebagai sesepuh seni teater, bisa menuangkan buah pemikirannya dalam sebuah buku. “Saya ingin ada buku tentang teori berteater, agar bisa menjadi acuan generasi muda yang tertarik dengan bidang ini,” harapnya.
Ida Bagus Martinaya selaku pembina dan pendiri STA bercerita tentang awal mula berdirinya wadah seni yang tetap bertahan hingga usia 42 tahun ini. Terbentuknya STA bermula dari tawaran untuk melakukan sebuah pementasan di Banjar Dangin Peken Sanur. Dia bersama KS Wendra dan Ketut Ariawan menyanggupinya dan mengumpulkan talenta muda hingga bisa mementaskan seni teater yang berjudul ‘Api Proklamasi’. Sejak itulah, sanggar ini terus berkegiatan hingga merambah dunia televisi.
Peringatan HUT ke-42 STA ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Sanggar Ida Bagus Putra Celuk. Potongan tumpeng diberikan kepada Ny Putri Koster, Gus Martin, KS Wendra, dan Ketut Ariawan.
Perayaan makin semarak dengan penampilan Ny Putri Koster yang membawakan puisi ‘Sumpah Kumbakarna’. Berikutnya ada monolog pendek oleh I Gede Gunada, pembacaan sebuah puisi karya Putri Koster oleh Ida Ayu Gita Phalasukma dan gerak olah tari oleh Ida Bagus Bayu yang berupakan anggota termuda di STA. 7 cr78
Menurut pengamatan istri Gubernur Bali ini, banyak penggiat seni modern yang terlalu asyik dalam berkarya hingga lupa melakukan proses regenerasi. “Setelah uzur, baru sadar bahwa tak memiliki penerus,” sebutnya.
Dia menilai, STA membaca dinamika ini sehingga terus berupaya melakukan regenerasi dengan merekrut seniman-seniman muda. Yang menarik, regenerasi di sanggar ini dilakukan di lingkup keluarga. “Sangat positif, bisa mengajak anak-anak untuk menggeluti bidang seni. Ini merupakan wadah yang tepat untuk menempa karakter anak,” tuturnya.
Berdasarkan pengalaman pribadi, dia menyampaikan bahwa menekuni dunia seni, khususnya teater mendatangkan sangat banyak manfaat. Melalui seni teater, kepribadian dan emosional seseorang terasah sejak dini. Bagi Ny Putri Koster, pengalaman dalam seni peran menjadi bekal berharga ketika dia harus mendampingi Gubernur Bali Wayan Koster. “Keberanian untuk berdiri dan berbicara di depan, itu adalah manfaat seni teater yang sangat saya rasakan saat ini,” ucapnya.
Perayaan HUT ke-42 Sanggar Teater Agustus turut dihadiri pendiri Sanggar Teater Mini Ida Bagus Anom Ranuara dan pendiri Sanggar Kukuruyuk Made Taro. Ny Putri Koster pun meminta Anom Ranuara sebagai sesepuh seni teater, bisa menuangkan buah pemikirannya dalam sebuah buku. “Saya ingin ada buku tentang teori berteater, agar bisa menjadi acuan generasi muda yang tertarik dengan bidang ini,” harapnya.
Ida Bagus Martinaya selaku pembina dan pendiri STA bercerita tentang awal mula berdirinya wadah seni yang tetap bertahan hingga usia 42 tahun ini. Terbentuknya STA bermula dari tawaran untuk melakukan sebuah pementasan di Banjar Dangin Peken Sanur. Dia bersama KS Wendra dan Ketut Ariawan menyanggupinya dan mengumpulkan talenta muda hingga bisa mementaskan seni teater yang berjudul ‘Api Proklamasi’. Sejak itulah, sanggar ini terus berkegiatan hingga merambah dunia televisi.
Peringatan HUT ke-42 STA ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Sanggar Ida Bagus Putra Celuk. Potongan tumpeng diberikan kepada Ny Putri Koster, Gus Martin, KS Wendra, dan Ketut Ariawan.
Perayaan makin semarak dengan penampilan Ny Putri Koster yang membawakan puisi ‘Sumpah Kumbakarna’. Berikutnya ada monolog pendek oleh I Gede Gunada, pembacaan sebuah puisi karya Putri Koster oleh Ida Ayu Gita Phalasukma dan gerak olah tari oleh Ida Bagus Bayu yang berupakan anggota termuda di STA. 7 cr78
1
Komentar