Perputaran Uang BDF Tembus Rp 1,3 Miliar
SINGARAJA, NusaBali - Gelaran Buleleng Development Festival (BDF) selama 10 hari, 14-24 Agustus 2023, menggerakkan ekonomi utamanya sektor Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM). Perputaran ekonomi kegiatan yang digelar di Lapangan Bhuana Patra Singaraja itu mencapai Rp 1,3 miliar.
Dari 56 UMKM yang dilibatkan, perputaran ekonomi terbanyak ada di sektor kuliner, kerajinan dan juga tekstil. Namun sorotan juga ditujukan kepada stan kuliner yang dinilai membanderol harga lebih tinggi. ”Saya dapat laporan ini. Tolong harganya jangan dinaikkan. Toh semua kuliner di sini kami gratiskan. Tolong agar masyarakat juga bisa menikmati itu. Ini agar menjadi catatan panitia sebagai evaluasi kita,” kata Penjabat Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana saat menutup acara, Kamis (24/8).
Menurutnya Pemkab Buleleng yang telah berkomitmen memajukan UMKM Buleleng, memfasilitasi masyarakat agar dapat memanfaatkan stan secara gratis. Pemkab Buleleng pun telah mengadakan tenda-tenda kerucut yang dapat digunakan di berbagai festival, sehingga tidak lagi harus mengeluarkan anggaran besar untuk menyewa tenda stan.
Pejabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini mengapresiasi antusiasme masyarakat Buleleng yang datang ke BDF. Hal itu terbukti dengan satu acuan ukur kunjungan melalui miniatur layanan di Mal Pelayanan Publik (MPP) yang menghadirkan 16 instansi pemerintah dan instansi vertikal sebanyak 1.211 kunjungan.
Sementara itu selama 10 hari penuh penyelenggaraan BDF, Lihadnyana juga menyadari Buleleng merupakan gudangnya seniman. Baik seniman tradisional dan modern. Mereka yang mengisi panggung hiburan setiap hari membuat kunjungan BDF tidak pernah sepi.
“BDF ini ternyata tidak hanya menghibur masyarakat, tetapi juga memberikan ruang kepada para pemusik Buleleng yang telah dihimpun dalam Gabungan Musisi Buleleng (GASIBU). Kita ternyata memiliki segudang seni dan talenta di Buleleng ini. Oleh karena itu saya membuat kebijakan, bahwa di setiap kegiatan mari kita prioritaskan tokoh-tokoh seni kita pemusik pemusik kita untuk mengisi acara semacam ini,” imbuh Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini. 7k23
Menurutnya Pemkab Buleleng yang telah berkomitmen memajukan UMKM Buleleng, memfasilitasi masyarakat agar dapat memanfaatkan stan secara gratis. Pemkab Buleleng pun telah mengadakan tenda-tenda kerucut yang dapat digunakan di berbagai festival, sehingga tidak lagi harus mengeluarkan anggaran besar untuk menyewa tenda stan.
Pejabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini mengapresiasi antusiasme masyarakat Buleleng yang datang ke BDF. Hal itu terbukti dengan satu acuan ukur kunjungan melalui miniatur layanan di Mal Pelayanan Publik (MPP) yang menghadirkan 16 instansi pemerintah dan instansi vertikal sebanyak 1.211 kunjungan.
Sementara itu selama 10 hari penuh penyelenggaraan BDF, Lihadnyana juga menyadari Buleleng merupakan gudangnya seniman. Baik seniman tradisional dan modern. Mereka yang mengisi panggung hiburan setiap hari membuat kunjungan BDF tidak pernah sepi.
“BDF ini ternyata tidak hanya menghibur masyarakat, tetapi juga memberikan ruang kepada para pemusik Buleleng yang telah dihimpun dalam Gabungan Musisi Buleleng (GASIBU). Kita ternyata memiliki segudang seni dan talenta di Buleleng ini. Oleh karena itu saya membuat kebijakan, bahwa di setiap kegiatan mari kita prioritaskan tokoh-tokoh seni kita pemusik pemusik kita untuk mengisi acara semacam ini,” imbuh Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini. 7k23
1
Komentar