Berlokasi di Tengah Hutan Bambu, Transaksi Pakai Koin Khusus
Pasar Pelipurlara Jadi Daya Tarik Baru di Objek Wisata Desa Penglipuran, Bangli
Jika berbelanja, pengunjung terlebih dulu menukar uang dengan koin bambu sebelum masuk pasar, jika koin masih bersisa bisa ditukar kembali dengan uang rupiah
BANGLI, NusaBali
Objek Wisata Desa Tradisional Penglipuran (Desa Adat Penglipuran) yang terletak di wilayah Kelurahan Kubu, Kecamatan/Kabupaten Bangli, kini memiliki Pasar Pelipurlara. Pasar unik yang berada di tengah hutan bambu ini menjajakan makan tradisional ala warga setempat. Saat membayar, para pembeli melakukan transaksi menggunakan koin dari bambu.
Manager Operasional Desa Wisata Tradisional Penglipuran, I Ketut Nuriada mengatakan Pasar Pelipurlara merupakan terobosan baru di Desa Penglipuran. Terobosan ini dibuat karena melihat kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Penglipuran terus meningkat, sehingga dipandang perlu untuk memberikan suasana yang berbeda bagi pengunjung.
"Setelah puas menikmati keindahan alam Desa Penglipuran, pengunjung juga bisa menikmati berbagai minuman dan masakan khas Penglipuran di areal hutan bambu," ungkapnya Nuriada, Minggu (27/8). Lanjutnya, selain memberikan suasana baru bagi wisatawan, keberadaan pasar pelipurlara ini juga untuk memfasilitasi warga setempat yang tidak memiliki lokasi untuk berjualan di objek utama.
Objek Wisata Desa Tradisional Penglipuran (Desa Adat Penglipuran) yang terletak di wilayah Kelurahan Kubu, Kecamatan/Kabupaten Bangli, kini memiliki Pasar Pelipurlara. Pasar unik yang berada di tengah hutan bambu ini menjajakan makan tradisional ala warga setempat. Saat membayar, para pembeli melakukan transaksi menggunakan koin dari bambu.
Manager Operasional Desa Wisata Tradisional Penglipuran, I Ketut Nuriada mengatakan Pasar Pelipurlara merupakan terobosan baru di Desa Penglipuran. Terobosan ini dibuat karena melihat kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Penglipuran terus meningkat, sehingga dipandang perlu untuk memberikan suasana yang berbeda bagi pengunjung.
"Setelah puas menikmati keindahan alam Desa Penglipuran, pengunjung juga bisa menikmati berbagai minuman dan masakan khas Penglipuran di areal hutan bambu," ungkapnya Nuriada, Minggu (27/8). Lanjutnya, selain memberikan suasana baru bagi wisatawan, keberadaan pasar pelipurlara ini juga untuk memfasilitasi warga setempat yang tidak memiliki lokasi untuk berjualan di objek utama.
Kata Nuriada, Pasar Pelipurlara menyediakan berbagai olahan masakan tradisional khas Bali, mulai dari minuman, jajan dan masakan lokal Bali. Kemudian, untuk transaksi di Pasar Pelipurlara, pengunjung membayar dengan koin berupa potongan bambu dengan nilai Rp 5.000 dan Rp 10.000. "Untuk yang mau berbelanja, terlebih dulu harus menukar uang sebelum memasuki pasar. Jika koin yang telah ditukar tetapi tidak habis dibelanjakan, maka bisa ditukarkan kembali dengan uang rupiah," sebutnya.
Pasar Pelipurlara sudah diuji coba sejak sepekan lalu. Pasar ini dibuka setiap Hari Sabtu, dan setidaknya ada 10 pedagang yang meramaikan Pasar Pelipurlara. "Kami merencanakan Pasar Pelipurlara buka setiap hari Sabtu saja, mulai pukul 10.00 Wita sampai 16.00 Wita,” ujar Nuriada. Dari beberapa kali dibuka, keberadaan Pasar Pelipurlara ini mendapat respons yang bagus dari para pengunjung. Selain berada di tengah rerimbunan pohon bambu yang sejuk, para pedagang juga menggunakan alas tempat jualan dengan meja yang terbuat dari bambu menyerupai keranjang.
Sekilas jika masuk ke areal pasar, seperti melihat pasar tradisional Bali ala zaman dulu. Kesan unik dan tradisional inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Salah satu pengunjung, Andini Resmi Anitis mengatakan jika keberadaan pasar ini konsepnya bagus. Pengunjung bisa menikmati makanan setelah berkeliling. "Kami sangat puas dengan berbagai pelayanan yang diberikan, Setelah capek berkeliling desa, bisa melepas lelah dengan menikmati berbagai minuman dan masakan khas Bali," ujarnya. 7 esa
1
Komentar