Tradisi Melayangan Wujud Eling pada Sejarah
Bupati Buka Wija Adnya Kite Festival IV
MANGUPURA, NusaBali - Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta membuka Wija Adnya Kite Festival IV Tahun 2023 di Pantai Pemelastian, Jalan Padma Legian, Kecamatan Kuta, Minggu (27/8). Tradisi melayangan disebut sebagai wujud eling generasi muda Bali akan tradisi dan sejarah yang telah diwariskan leluhur.
“Kami memberikan apresiasi atas pelaksanaan Wija Adnya Kite Festival IV tahun 2023 yang digelar oleh STT Wija Adnya Banjar Pekandelan Legian. Ini sebagai wujud pelestarian budaya terkait dengan cerita Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Rare Angon, ketika Beliau turun ke dunia kehidupan pertanian bisa berhasil dengan baik, sebagai rasa syukur dan rasa gembira petani ini lah diwujudkan dalam konsep tradisi melayangan,” ujar Bupati Giri Prasta.
Menurut bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini tradisi melayangan sebagai wujud eling generasi muda Bali akan tradisi dan sejarah yang telah diwariskan leluhur secara turun temurun. Dikatakan juga bentuk layang-layang tradisional Bali dari dahulu pun tidak berubah seperti layang Bebean, Pecukan dan Janggan. Hanya teknik pembuatanya yang berkembang, itu karena masyarakat Bali menghormati apa yang telah diwariskan oleh leluhur secara turun-temurun.
“Layang-layang juga bisa dikaitkan dengan ideologi hidup kita, ragam warna warni layang-layang seperti pelangi di angkasa menyiratkan keindahan hidup dalam keberagaman dan kebhinekaan,” kata Bupati Giri Prasta.
“Dalam proses implementasi kehidupan, kita kategorikan dalam tiga tahap. Pertama, seperti yang dilakukan undagi layang-layang dengan konsep merancang dan membangun. Kedua, kaitannya dengan kepercayaan/trust, cita-cita harus digantung setinggi langit. Ketiga, bagaimana kita mengawasi kokohnya layangan ini bergoyang di atas melawan kuatnya hembusan angin. Ini wujud bagaimana kita harus bisa melawan diri sendiri jangan sampai kita kebablasan, hal yang tidak baik kita lakukan. Itu lah konsep hidup yang luar biasa yang bisa diambil dari tradisi melayangan ini,” jelas Bupati Giri Prasta.
Sementara itu Ketua Panitia Wija Adnya Kite Festival IV Tahun 2023 Dwiky Adi Pradnyana, mengatakan lomba layang-layang ini dilaksanakan dalam rangka HUT Ke-59 ST Wija Adnya untuk menyuguhkan atraksi wisata bagi wisatawan. Sekaligus melestarikan tradisi di wilayah Kelurahan Legian. “Adapun total peserta lomba layang-layang ini sebanyak 174 peserta yang terdiri dari beragam jenis layangan,” jelasnya. 7 asa
Menurut bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang ini tradisi melayangan sebagai wujud eling generasi muda Bali akan tradisi dan sejarah yang telah diwariskan leluhur secara turun temurun. Dikatakan juga bentuk layang-layang tradisional Bali dari dahulu pun tidak berubah seperti layang Bebean, Pecukan dan Janggan. Hanya teknik pembuatanya yang berkembang, itu karena masyarakat Bali menghormati apa yang telah diwariskan oleh leluhur secara turun-temurun.
“Layang-layang juga bisa dikaitkan dengan ideologi hidup kita, ragam warna warni layang-layang seperti pelangi di angkasa menyiratkan keindahan hidup dalam keberagaman dan kebhinekaan,” kata Bupati Giri Prasta.
“Dalam proses implementasi kehidupan, kita kategorikan dalam tiga tahap. Pertama, seperti yang dilakukan undagi layang-layang dengan konsep merancang dan membangun. Kedua, kaitannya dengan kepercayaan/trust, cita-cita harus digantung setinggi langit. Ketiga, bagaimana kita mengawasi kokohnya layangan ini bergoyang di atas melawan kuatnya hembusan angin. Ini wujud bagaimana kita harus bisa melawan diri sendiri jangan sampai kita kebablasan, hal yang tidak baik kita lakukan. Itu lah konsep hidup yang luar biasa yang bisa diambil dari tradisi melayangan ini,” jelas Bupati Giri Prasta.
Sementara itu Ketua Panitia Wija Adnya Kite Festival IV Tahun 2023 Dwiky Adi Pradnyana, mengatakan lomba layang-layang ini dilaksanakan dalam rangka HUT Ke-59 ST Wija Adnya untuk menyuguhkan atraksi wisata bagi wisatawan. Sekaligus melestarikan tradisi di wilayah Kelurahan Legian. “Adapun total peserta lomba layang-layang ini sebanyak 174 peserta yang terdiri dari beragam jenis layangan,” jelasnya. 7 asa
1
Komentar