Harga Jual Babi Hidup Turun
Berkisar Rp 30 Ribu Per Kilogram
Peternak babi di Badung semakin gelisah, sebab harga pakan saat ini mengalami kenaikan.
MANGUPURA, NusaBali
Harga pakan babi naik, namun harga jual babi hidup cenderung turun membuat peternak babi di Bali khususnya di Badung gelisah. Harga jual babi hidup saat ini berkisar Rp 30 ribu per kilogram.
Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana, tak menyangkal harga jual babi hidup cenderung turun saat ini. “Terkait harga babi yang cendrung menurun diakui oleh para peternak kami di Badung. Selain itu harga pakan juga mengalami kenaikan,” ujarnya, Kamis (31/8).
Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan ini harus dilakukan duduk bersama dengan pemangku kebijakan, sehingga muncul regulasi yang disepakati bersama. “Saat ini kami di daerah hanya terus berupaya untuk menjaga agar berbagai penyakit hewan dapat kita kendalikan dengan mempercepat vaksinasi PMK,” sebut Wijana.
Mantan Kabag Organisasi Setda Badung ini menambahkan, dari pemerintah daerah sulit untuk intervensi harga. Sebab naik turunnya harga sangat tergantung dari permintaan dan penawaran. “Untuk masalah harga ini perlu duduk bersama dengan berbagai stakeholder untuk mencari solusi. Tidak bisa hanya di Badung saja menyelesaikan masalahnya,” ucap Wijana.
Selain itu, pihaknya memperkirakan, turunnya harga daging babi hidup kemungkinan juga disebabkan penurunan permintaan pasca Hari Raya Galungan. “Mungkin karena menurunnya permintaan, sementara populasi babinya tetap bertambah, sehingga harga terus menurun,” kata Wijana.
Untuk diketahui, sebelumnya harga jual babi hidup sebelum Hari Raya Galungan yakni Rp 33 ribu sampai Rp 37 ribu per kilogram. Namun demikian, Ketua GUPBI Bali Ketut Hary Suyasa mengatakan dengan range harga tersebut peternak belum mendapatkan keuntungan lebih. Sebab saat ini biaya pakan ternak juga naik. Belum lagi peternak masih terus dihantui dengan adanya virus-virus yang bisa menyerang babi. “Minimal babi dijual dengan harga Rp 40 ribu per kilogram, baru kembali modal. Apalagi saat ini harga pakan terus mengalami peningkatan,” kata dia.
Kendati demikian, GUPBI Bali berusaha untuk menjaga stabilitas harga. Dengan demikian, masyarakat bisa menikmati daging babi saat hari raya.
Tak lupa Hary Suyasa juga meminta agar masyarakat melihat kondisi babi yang dipotong untuk mengantisipasi penyakit menginitis yang diduga karena olahan babi.
“Kami mengimbau agar masyarakat melakukan pemeriksaan terhadap babi yang dipotong, sehingga bukan babi yang menjadi sasaran saat ada kasus meningitis,” imbaunya. 7 ind
Harga pakan babi naik, namun harga jual babi hidup cenderung turun membuat peternak babi di Bali khususnya di Badung gelisah. Harga jual babi hidup saat ini berkisar Rp 30 ribu per kilogram.
Kadis Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana, tak menyangkal harga jual babi hidup cenderung turun saat ini. “Terkait harga babi yang cendrung menurun diakui oleh para peternak kami di Badung. Selain itu harga pakan juga mengalami kenaikan,” ujarnya, Kamis (31/8).
Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan ini harus dilakukan duduk bersama dengan pemangku kebijakan, sehingga muncul regulasi yang disepakati bersama. “Saat ini kami di daerah hanya terus berupaya untuk menjaga agar berbagai penyakit hewan dapat kita kendalikan dengan mempercepat vaksinasi PMK,” sebut Wijana.
Mantan Kabag Organisasi Setda Badung ini menambahkan, dari pemerintah daerah sulit untuk intervensi harga. Sebab naik turunnya harga sangat tergantung dari permintaan dan penawaran. “Untuk masalah harga ini perlu duduk bersama dengan berbagai stakeholder untuk mencari solusi. Tidak bisa hanya di Badung saja menyelesaikan masalahnya,” ucap Wijana.
Selain itu, pihaknya memperkirakan, turunnya harga daging babi hidup kemungkinan juga disebabkan penurunan permintaan pasca Hari Raya Galungan. “Mungkin karena menurunnya permintaan, sementara populasi babinya tetap bertambah, sehingga harga terus menurun,” kata Wijana.
Untuk diketahui, sebelumnya harga jual babi hidup sebelum Hari Raya Galungan yakni Rp 33 ribu sampai Rp 37 ribu per kilogram. Namun demikian, Ketua GUPBI Bali Ketut Hary Suyasa mengatakan dengan range harga tersebut peternak belum mendapatkan keuntungan lebih. Sebab saat ini biaya pakan ternak juga naik. Belum lagi peternak masih terus dihantui dengan adanya virus-virus yang bisa menyerang babi. “Minimal babi dijual dengan harga Rp 40 ribu per kilogram, baru kembali modal. Apalagi saat ini harga pakan terus mengalami peningkatan,” kata dia.
Kendati demikian, GUPBI Bali berusaha untuk menjaga stabilitas harga. Dengan demikian, masyarakat bisa menikmati daging babi saat hari raya.
Tak lupa Hary Suyasa juga meminta agar masyarakat melihat kondisi babi yang dipotong untuk mengantisipasi penyakit menginitis yang diduga karena olahan babi.
“Kami mengimbau agar masyarakat melakukan pemeriksaan terhadap babi yang dipotong, sehingga bukan babi yang menjadi sasaran saat ada kasus meningitis,” imbaunya. 7 ind
Komentar