Mudarta Berpeluang Dampingi Sudikerta
Kalau Mudarta diambil SGB sebagai Cawagub, setidaknya suara Demokrat di Bali sesuai hasil Pileg 2014 sebesar 14,74 persen bisa diamankan.
Jadi Cawagub, Demer Ngaku Belum Siap Maju Pilgub
DENPASAR, NusaBali
Ketua DPD Demokrat Bali, I Made Mudarta berpeluang menjadi Cawagub dari Cagub Partai Golkar I Ketut Sudikerta alias SGB (Sudikerta Gubernur Bali). Mudarta dinilai bisa memiliki elektabilitas (tingkat keterpilihan) yang baik kalau diberikan kesempatan tampil.
Ketua Pemenangan Pilgub Bali DPD I Golkar Bali yang juga Wakil Ketua DPD I Golkar Bali Bidang Organisasi dan Daerah, I Gusti Putu Wijaya di Denpasar, Rabu (5/7) mengatakan Mudarta relatif bersih orangnya. Belum pernah berkasus dan terkontaminasi masalah hukum. Selain itu orangnya juga low profile. “Kalau dia diberikan kesempatan dia punya peluang naik ratingnya. Selama ini kan karena tidak mau maju saja. Mungkin kalau diberikan kesempatan tampil bisa jadi,” ujar Wijaya.
Wijaya mengatakan Mudarta juga simbol dari Demokrat Bali karena dia Ketua DPD Demokrat Bali. Kalau Mudarta diambil oleh SGB sebagai paket cawagub, setidaknya suara Demokrat di Bali sesuai hasil Pileg 2014 sebesar 14,74 persen bisa diamankan.”Kader Demokrat pasti mendukung di seluruh Bali.,” ujar Wijaya. Mantan anggota DPR RI ini mengatakan untuk Pilkada serentak di Bali 2018 baik Pilgub, Pilkada Ganyar, dan Pilkada Klungkung, Partai Golkar sudah sepakat berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PAN. Apakah Demokrat akan dapat jatah kursi karena suaranya signifikan kata Wijaya tergantung DPP dari Partai Koalisi.
“Untuk Pilgub Bali apakah Demokrat akan bargainning untuk jatah kursi Cawagub tergantung keputusan DPP Partai koalisi. Kita kan melihat program kandidat. Bukan urusan jatah-jatahan,” ungkap Wijaya. Dia menyebutkan ada 7 nama yang sudah disurvei DPP Golkar. Mereka ada I Wayan Geredeg politisi asal Desa Sibetan Kecamatan Bebandem Karangasem yang kader elit DPP Golkar, menjabat Korwil Bali, I Gede Sumarjaya Linggih alias Demer politisi Golkar asal Desa Tajun Kecamatan Tejakula Buleleng yang menjabat Dewan Pakar DPP Golkar.
Kemudian ada I Nyoman Sugawa Korry politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang Wakil Ketua DPRD Bali dan menjabat Sekretaris DPD I Golkar Bali. Sedangkan dari unsur non kader ada Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang saat ini menjabat Walikota Denpasar, I Made Mudarta politisi asal Desa Nusa Sari, Melaya, Jembrana yang Ketua DPD Demokrat Bali, I Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles politisi asal Desa Bengkel Kecamatan, Busungbiu, Buleleng yang menjabat Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali, serta Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani anggota Fraksi DPR RI Demokrat asal Buleleng.
“Ada 7 nama yang sudah muncul di media. Itulah yang sedang berproses sekarang,” tegas Wijaya. Sementara Mudarta yang dikonfirmasi NusaBali soal namanya masuk Cawagub yang disurvei Golkar mengatakan hal itu sepenuhnya mekanisme di Golkar. Pihaknya tidak akan turut campur proses tersebut. “Masing-masing partai punya mekanisme. Partai Demokrat sekarang sedang berproses melakukan survei internal untuk mencari nama- nama dan tokoh yang berpeluang menjadi pemimpin di Bali. Mekanismenya dengan survei untuk menggambarkan keinginan rakyat. Kita tunggu saja,” tegas Mudarta. Sementara Tutik Kusuma Wardhani menegaskan dirinya belum ada keinginan untuk maju ke Pilgub Bali. Karena baru saja menjadi anggota DPR RI sebagai PAW Jero Wacik. Sehingga dirinya akan fokus melaksanakan mandat rakyat Bali di Senayan. “Saya fokus dengan tugas-tugas di DPR RI. Kasihan masyarakat yang sudah mempercayakan pilihannya kepada saya malah tidak dilaksanakan,” ujar Tutik.
Sama dengan Tutik, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer mengatakan belum bersedia maju di Pilgub Bali. Demer juga menegaskan di Partai Golkar belum membahas paket calon. “Saya sendiri belum siap maju di Pilgub Bali. Soal paket calon belum ada keputusan kok. Di DPP Golkar masih proses itu,” kata Demer.
Demer juga mengklarifikasi, soal adanya pembahasan Pilgub serta Cawagub SGB, ketika Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto datang ke Bali beberapa waktu lalu di rumah Demer di Banjar Pengipian, Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. “Saat Pak Setnov ada di rumah saya dengan jajaran DPP Golkar, cuman makan malam dan nyanyi-nyanyi. Nggak ada membahas Pilgub Bali. Apalagi bahas Cawagub,” ujar Demer.
Kalau ditandemkan sebagai Cawagub Rai Mantra (Mantra-Sulinggih)? “Belum pasti dan belum tentu juga. Masih ada proses kok di Partai Golkar,” kilah anggota DPR RI tiga periode ini. Sedangkan Sugawa Korry secara tegas mengatakan pihaknya menyarankan paket calon gubernur Partai Golkar SGB di Pilgub Bali 2018 mengambil dari non kader. “Saya belum siap maju di Pilgub Bali. Menurut saya ya paket kader dan non kader saja. Tujuannya kan merangkul suara di luar Golkar,” ujar Sugawa Korry.
Sementara Pak Oles secara terpisah dihubungi NusaBali soal dirinya masuk survei Cawagub buat SGB menyerahkan sepenuhnya kepada Partai Demokrat yang mengarahkan koalisi dengan Golkar. “Saya seperti air mengalir saja. Serahkan ke internal Demokrat saja. Saya berharap Demokrat bisa menang di Pilgub Bali 2018 itu saja,” ujar mantan Ketua Fraksi Mandara Jaya DPRD Bali 2009-2014 ini.
Sedangkan I Wayan Geredeg belum bisa dimintai konfirmasi. Saat dihubungi kemarin melalui ponselnya tidak dijawab. Bagaimana dengan Rai Mantra? Kubu Rai Mantra melalui Ketua DPW Partai NasDem Bali, Ida Bagus Oka Gunastawa secara terpisah mengatakan Rai Mantra tidak bersedia menjadi Cawagub. Karena NasDem sejak awal dorong untuk menjadi Calon Gubernur. “NasDem mendorong Rai Mantra sejak awal menjadi Calon Gubernur. Bukan Calon Wakil Gubernur,” ujar Gus Oka.
Kenapa? “Iya karena itu memang sudah komitmen dan rekomendasi DPP NasDem untuk Rai Mantra. Kami harus amankan komitmen itu. Ibarat pesawat terbang, tetap melamar posisi pilot, bukan co pilot,” kelakar Gus Oka usai meresmikan Balai Rakyat Rai Mantra di Kabupaten Karangasem. *nat
1
Komentar