Perumda Tambah Jaringan Perpipaan di Kutsel
MANGUPURA, NusaBali - Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa menerima audiensi Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Air Minum Tirta Mangutama Made Suarsa bersama Kasi Distribusi Badung Selatan Nyoman Gunayasa di Ruang Tamu Wakil Bupati, Puspem Badung, Kamis (31/8). Audensi tersebut terkait rencana perusahaan plat merah itu menambah infrastruktur jaringan perpipaan PDAM di daerah Kuta Selatan (Kutsel).
Suarsa melaporkan kondisi perumda di daerah Kutsel khususnya wilayah Jimbaran, Ungasan dan Pecatu yang saat ini mengalami permasalahan terkait masih kecilnya debit air dan infrastruktur jaringan perpipaan. Makanya perusahaan akan melakukan penambahan pompa pendorong dari estuari DAM Suwung ke Reservoir Ungasan sampai ke Pecatu.
“Saat ini untuk di Pecatu sudah dipasang pompa booster, namun belum bisa dioperasikan karena masih menunggu pasokan listrik dari PLN. Sekarang sedang dalam proses pengerjaan dan 2 pompa booster lagi akan dipasang di estuari DAM Suwung dan Reservoir di Ungasan,” jelas Suarsa.
Dia menambahkan, untuk 2024 akan dibangun lagi 3 reservoir di daerah sekitar Pura Uluwatu, Desa Pecatu dan Labuan Sait, sehingga total akan ada 4 reservoar di Desa Pecatu. Di samping, perumda juga akan menambah jaringan baru, sehingga distribusi air bisa berjalan lancar dan maksimal.
Sementara, Wabup Suiasa dalam arahannya mengatakan pembangunan yang begitu pesat di daerah Kutsel khususnya Jimbaran, Ungasan dan Pecatu sampai saat ini belum diimbangi dengan ketersediaan air bersih yang dipasok oleh Perumda Air Minum Tirta Mangutama. Saat ini baru tersedia 500 liter per detik yang diambil dari estuari DAM Suwung, kemudian didorong ke daerah Ungasan, dilanjutkan ke reservoir yang ada di Pecatu untuk dialirkan ke masyarakat secara estafet.
“Namun seiring dengan perkembangan pembangunan, sebelum air yang didorong dari estuari DAM sampai ke Ungasan, air sudah banyak terpakai sebelum sampai ke Pecatu. Hal ini akan mengakibatkan semakin kecilnya debit air yang sampai ke Pecatu, sehingga perlu ditambah lagi untuk bisa memenuhi kebutuhan atau permintaan air bersih masyarakat Pecatu,” ujar Wabup Suiasa.
Sedangkan dari sisi teknis, infrastruktur perumda yang tersedia berupa jaringan pipa yang terpasang di awal kapasitasnya masih kecil, sehingga tidak bisa juga menampung atau mengalirkan air sesuai dengan kebutuhan saat ini. Terutama pada wilayah-wilayah rawan air bersih. “Atas permasalahan itu, saya perintahkan agar perumda membuat analisa dan kajian dan langkah-langkah strategis secara komprehensif baik untuk jangka pendek sampai dengan akhir 2023, jangka menengah dikerjakan tahun 2024 dan jangka panjang secara berkelanjutan, dengan memprediksi pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di daerah Kutsel terutama di daerah Jimbaran, Ungasan dan Pecatu,” kata wabup asal Desa Pecatu, Kutsel ini.
“Dengan penambahan debit air harus diimbangi dengan penambahan jaringan infrastruktur perpipaan maupun mesin pendorongnya, sehingga semua bisa saling mendukung. Terkait dengan pendanaan, untuk kegiatan 2023 akan dibebankan pada Perumda Ait Minum Tirta Mangutama. Sedangkan untuk kegiatan pembangunan reservoir pada 2024 akan dialokasikan pada APBD Kabupaten Badung,” jelas Wabup Suiasa. @ ind
“Saat ini untuk di Pecatu sudah dipasang pompa booster, namun belum bisa dioperasikan karena masih menunggu pasokan listrik dari PLN. Sekarang sedang dalam proses pengerjaan dan 2 pompa booster lagi akan dipasang di estuari DAM Suwung dan Reservoir di Ungasan,” jelas Suarsa.
Dia menambahkan, untuk 2024 akan dibangun lagi 3 reservoir di daerah sekitar Pura Uluwatu, Desa Pecatu dan Labuan Sait, sehingga total akan ada 4 reservoar di Desa Pecatu. Di samping, perumda juga akan menambah jaringan baru, sehingga distribusi air bisa berjalan lancar dan maksimal.
Sementara, Wabup Suiasa dalam arahannya mengatakan pembangunan yang begitu pesat di daerah Kutsel khususnya Jimbaran, Ungasan dan Pecatu sampai saat ini belum diimbangi dengan ketersediaan air bersih yang dipasok oleh Perumda Air Minum Tirta Mangutama. Saat ini baru tersedia 500 liter per detik yang diambil dari estuari DAM Suwung, kemudian didorong ke daerah Ungasan, dilanjutkan ke reservoir yang ada di Pecatu untuk dialirkan ke masyarakat secara estafet.
“Namun seiring dengan perkembangan pembangunan, sebelum air yang didorong dari estuari DAM sampai ke Ungasan, air sudah banyak terpakai sebelum sampai ke Pecatu. Hal ini akan mengakibatkan semakin kecilnya debit air yang sampai ke Pecatu, sehingga perlu ditambah lagi untuk bisa memenuhi kebutuhan atau permintaan air bersih masyarakat Pecatu,” ujar Wabup Suiasa.
Sedangkan dari sisi teknis, infrastruktur perumda yang tersedia berupa jaringan pipa yang terpasang di awal kapasitasnya masih kecil, sehingga tidak bisa juga menampung atau mengalirkan air sesuai dengan kebutuhan saat ini. Terutama pada wilayah-wilayah rawan air bersih. “Atas permasalahan itu, saya perintahkan agar perumda membuat analisa dan kajian dan langkah-langkah strategis secara komprehensif baik untuk jangka pendek sampai dengan akhir 2023, jangka menengah dikerjakan tahun 2024 dan jangka panjang secara berkelanjutan, dengan memprediksi pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di daerah Kutsel terutama di daerah Jimbaran, Ungasan dan Pecatu,” kata wabup asal Desa Pecatu, Kutsel ini.
“Dengan penambahan debit air harus diimbangi dengan penambahan jaringan infrastruktur perpipaan maupun mesin pendorongnya, sehingga semua bisa saling mendukung. Terkait dengan pendanaan, untuk kegiatan 2023 akan dibebankan pada Perumda Ait Minum Tirta Mangutama. Sedangkan untuk kegiatan pembangunan reservoir pada 2024 akan dialokasikan pada APBD Kabupaten Badung,” jelas Wabup Suiasa. @ ind
1
Komentar