Lokasi Dikenal Angker, Hasil Maluasan Lift Digelantungi 15 Makhluk Halus
Keluarga Korban Tram Lift Putus Gelar Upacara Ngulapin
Di sisi barat bawah Ayuterra Resort dulunya terdapat palinggih, yang dipakai para petani magpag toya untuk pertanian. Namun belakangan diketahui palinggih tersebut telah diurug.
GIANYAR, NusaBali
Keluarga para korban tewas tram lift Ayuterra Resort Ubud yang putus, menggelar upacara ngulapin pada Saniscara Umanis Pujut, Sabtu (2/9), atau sehari pasca kejadian pada Jumat (1/9) siang.
Pantauan di lokasi, keluarga almarhum membawa banten menuruni sejumlah anak tangga sampai ujung bawah Ayuterra Resort di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar. Keluarga datang secara silih berganti. Pertama, keluarga Sang Putu Bayu Adi Krisna, 19, asal Banjar Kedewatan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud. Selanjutnya keluarga Ni Luh Supernigsih, 20, asal Banjar Paneca, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan. Menyusul keluarga I Wayan Aries Setiawan, 23, asal Banjar Abiansemal, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud. Terakhir keluarga Kadek Hardiyanti, 24, asal Banjar Teruna, Desa Taman Bali, Kecamatan/Kabupaten Bangli.
Isak tangis keluarga tak terbendung. Terutama ketika nama para korban dipanggil agar tidak gentayangan di TKP. Suasana mistis juga terasa saat berjalan kaki menuruni ratusan anak tangga yang curam. Menurut penuturan warga sekitar, lokasi jatuhnya lift maut yang menewaskan 5 karyawan Ayuterra Resort memang dikenal angker.
Keluarga para korban tewas tram lift Ayuterra Resort Ubud yang putus, menggelar upacara ngulapin pada Saniscara Umanis Pujut, Sabtu (2/9), atau sehari pasca kejadian pada Jumat (1/9) siang.
Pantauan di lokasi, keluarga almarhum membawa banten menuruni sejumlah anak tangga sampai ujung bawah Ayuterra Resort di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar. Keluarga datang secara silih berganti. Pertama, keluarga Sang Putu Bayu Adi Krisna, 19, asal Banjar Kedewatan, Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud. Selanjutnya keluarga Ni Luh Supernigsih, 20, asal Banjar Paneca, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan. Menyusul keluarga I Wayan Aries Setiawan, 23, asal Banjar Abiansemal, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud. Terakhir keluarga Kadek Hardiyanti, 24, asal Banjar Teruna, Desa Taman Bali, Kecamatan/Kabupaten Bangli.
Isak tangis keluarga tak terbendung. Terutama ketika nama para korban dipanggil agar tidak gentayangan di TKP. Suasana mistis juga terasa saat berjalan kaki menuruni ratusan anak tangga yang curam. Menurut penuturan warga sekitar, lokasi jatuhnya lift maut yang menewaskan 5 karyawan Ayuterra Resort memang dikenal angker.
Masih menurut warga sekitar, di sisi barat bawah resort tersebut dulunya terdapat palinggih. Pada palinggih tersebut biasanya para petani magpag toya (menjemput air) untuk pertanian. Namun belakangan diketahui palinggih tersebut telah diurug.
“Di bawah sana dulu ada dugul, biasanya saya mabanten di sana untuk magpag toya. Tapi semenjak itu diurug saya lakukan dari jauh, ngayat, ini sawah saya ada di bawah,” ujar salah satu keluarga korban Sang Putu Bayu Adi Krisna saat upacara ngulapin untuk memanggil roh korban.
Keluarga Sang Putu juga telah maluasin di orang pintar. Dugaan secara niskala membuatnya merinding. Karena dikatakan lift tersebut tidak hanya diisi oleh 5 orang korban, namun ada 15 makhluk halus yang ikut menggelantung di lift.
“Kata orang pintar ada 15 sosok yang ikut menggelantung di lift saat kejadian, makanya berat, kemudian jatuh,” imbuhnya.
Terkait upacara ngulapin atau ‘ngeplugin’, bertujuan menjemput roh (energi) korban agar sadar akan kepergiaannya dan tidak gentayangan di tempat tersebut. “Untuk memanggil roh agar pulang, tidak di sini lagi,” ucap keluarga korban Sang Putu Abyu Adi Krisna.
Setelah roh dipanggil, keluarga akan melakukan upacara ngaben sehingga roh korban bisa mendapatkan tempat yang layak menyatu dengan Sang Pencipta.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyempatkan diri menemui keluarga almarhum Sang Putu Bayu Adi Krisna pada Sabtu siang kemarin.
Foto: Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menenangkan orangtua almarhum Sang Putu Bayu Adi Krisna, Sang Putu Dharma dan Gusti Ayu Sukerti. -IST
Dengan mata berkaca-kaca, Wagub Cok Ace memeluk dan menenangkan orangtua korban, Sang Putu Dharma dan Gusti Ayu Sukerti.
“Saya menyampaikan duka cita mendalam atas nama pribadi dan Pemprov Bali. Saya hanya bisa bilang kuat saja, meskipun ini menyedihkan,” ujar Wagub Cok Ace yang juga panglingsir Puri Ubud.
Dia juga menyampaikan bahwa pemerintah hadir dan mengawal kasus ini, sehingga dia minta keluarga terutama orangtua korban untuk sabar menunggu hasil investigasi. “Untuk sementara fokus dulu terhadap upacara adiknya, dan saya tentu akan datang lagi ke sini,” ujarnya.
Sang Putu Dharma menjelaskan bahwa anaknya merupakan putra pertama, dan sangat dibanggakan karena ketekunannya bekerja membantu ekonomi keluarga. Dikatakannya, anaknya baru dua bulan bekerja di Ayuterra Resort sebagai pekerja harian atau daily worker (DW). Saat ini dia hanya berharap bahwa kasus ini cepat terselesaikan dan upacara ngaben anaknya bisa berjalan lancar.
Sebelumnya, lima karyawan Ayuterra Resort di Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Gianyar meregang nyawa saat menaiki fasilitas tram lift, Jumat (1/9) siang. Diduga lift terbuka itu mengalami kerusakan sehingga terjun bebas ke arah jurang. Naas, 5 karyawan yang berada dalam lift ikut terpental. Bahkan ada satu korban yang terpental sampai ke jurang. Semua korban meninggal dunia. 7 nvi, cr78
Komentar