Warga Keluhkan Kerusakan Jalan
Dampak Proyek Bendungan Sidan
Kalau sudah seperti ini, siapa nantinya akan bertanggungjawab. Apakah pihak kontraktor pembangunan Bendungan Sidan.
BANGLI, NusaBali
Proyek pembangunan Bendungan Sidan di Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang Badung, sedang berlangsung. Ruas jalan Kintamani - Lembean, Kecamatan Kintamani, Bangli, menjadi jalur kendaraan pembawa material proyek. Akibat kendaraan melebihi tonase, jalan Kintamani-Lembean mengalami kerusakan. Kondisi ini pun menuai keluhan dari masyarakat.
Seperti diketahui, pembangunan Bendungan Sidan di titik perbatasan tiga kabupaten, yakni Badung, Bangli, dan Gianyar. Salah seorang warga menyampaikan dengan memperkirakan, kendaraan pengangkut material proyek melintas melebihi tonase hinga jalan jadi rusak. "Kendaraan proyek yang melintas sarat beban, bahkan tanpa ada pengawalan dari kepolisian,” ungkapnya, Selasa (5/9).
Kerusak jalan tentu sangat membahayakan pengguna jalan lain. Dikatakan, selain jalan yang hancur, sempat tapal batas desa roboh karena teresenggol kendaraan pengangkut material proyek pembangunan bendungan di Desa Belok Sidan.
“Kalau sudah seperti ini, siapa nantinya akan bertanggung jawab. Apakah pihak kontraktor pembangunan Bendungan Sidan nantinya akan bertanggungjawab?" tanya pria yang enggan disebutkan namanya itu.
Kabid Bina Marga Dinas PUPR Perkim Bangli I Wayan Lega Suprapto, saat dikonfirmasi, mengatakan ruas jalan Kintamani - Lembean merupakan jalan kabupaten. Disampaikan, untuk jalan hotmik tersebut dua tahun lalu diperbaiki.
Wayan Lega mengaku, pihaknya juga mendapat laporan terkait kerusakan jalan tersebut. "Atas laporan masyarakat, kami akan bersurat ke Balai Wilayah Sungai Bali, Penida," jelasnya.
Disinggung penyebab kerusakan, kata Lega Suprapto, karena jalan itu dilewati kendaraan dengan muatan yang melebihi batas maksimal (tonase) yang disyaratkan. Kabid asal Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani ini menambahkan, kekuatan ruas jalan tersebut didesain sekitar 10 -12 ton. Namun, beban kendaraan dan muatan yang melintas lebih dari itu. Karena kelebihan beban tersebut jelas jalan jadi rusak.7esa
Proyek pembangunan Bendungan Sidan di Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang Badung, sedang berlangsung. Ruas jalan Kintamani - Lembean, Kecamatan Kintamani, Bangli, menjadi jalur kendaraan pembawa material proyek. Akibat kendaraan melebihi tonase, jalan Kintamani-Lembean mengalami kerusakan. Kondisi ini pun menuai keluhan dari masyarakat.
Seperti diketahui, pembangunan Bendungan Sidan di titik perbatasan tiga kabupaten, yakni Badung, Bangli, dan Gianyar. Salah seorang warga menyampaikan dengan memperkirakan, kendaraan pengangkut material proyek melintas melebihi tonase hinga jalan jadi rusak. "Kendaraan proyek yang melintas sarat beban, bahkan tanpa ada pengawalan dari kepolisian,” ungkapnya, Selasa (5/9).
Kerusak jalan tentu sangat membahayakan pengguna jalan lain. Dikatakan, selain jalan yang hancur, sempat tapal batas desa roboh karena teresenggol kendaraan pengangkut material proyek pembangunan bendungan di Desa Belok Sidan.
“Kalau sudah seperti ini, siapa nantinya akan bertanggung jawab. Apakah pihak kontraktor pembangunan Bendungan Sidan nantinya akan bertanggungjawab?" tanya pria yang enggan disebutkan namanya itu.
Kabid Bina Marga Dinas PUPR Perkim Bangli I Wayan Lega Suprapto, saat dikonfirmasi, mengatakan ruas jalan Kintamani - Lembean merupakan jalan kabupaten. Disampaikan, untuk jalan hotmik tersebut dua tahun lalu diperbaiki.
Wayan Lega mengaku, pihaknya juga mendapat laporan terkait kerusakan jalan tersebut. "Atas laporan masyarakat, kami akan bersurat ke Balai Wilayah Sungai Bali, Penida," jelasnya.
Disinggung penyebab kerusakan, kata Lega Suprapto, karena jalan itu dilewati kendaraan dengan muatan yang melebihi batas maksimal (tonase) yang disyaratkan. Kabid asal Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani ini menambahkan, kekuatan ruas jalan tersebut didesain sekitar 10 -12 ton. Namun, beban kendaraan dan muatan yang melintas lebih dari itu. Karena kelebihan beban tersebut jelas jalan jadi rusak.7esa
Komentar