Made Artana, dari Anak Petani Jadi Rektor Primakara University, From Zero to Hero
DENPASAR, NusaBali.com - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara kini resmi bertransformasi menjadi Universitas Primakara atau Primakara University (PRIME-U).
Perubahan status kelembagaan ini secara resmi tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 433/E/O/2023 tanggal 22 Mei 2023 tentang Izin Penggabungan Akademi Akuntansi Denpasar dan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Primakara menjadi Universitas Primakara.
Sosok I Made Artana SKom MM, Rektor Primakara University kemudian ramai diperbincangkan publik. Hal ini karena konsistensi dan kontribusinya dalam menggaungkan pengembangan ekonomi kreatif digital di Bali.
Namanya juga semakin mencuat karena Primakara yang sebelumnya bertatus Perguruan Tinggi Swasta (PTS) berbentuk STMIK, langsung melompat menjadi universitas. Primakara pun resmi menjadi satu-satunya universitas IT di Bali saat ini.
Pernah Tidak Naik Kelas Saat SD
Made Artana, yang baru saja dilantik sebagai Rektor Primakara University periode 2023-2027 pada Agustus lalu, merupakan pria kelahiran 14 Agustus 1975 dari keluarga petani di Desa Carangsari, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Sebelum meraih sukses seperti sekarang, Made Artana pernah memiliki pengalaman tidak naik kelas saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Kala itu, ia mengaku merasa tertekan karena target giat belajar dari orang tuanya.
"Sebagai anak paling kecil, saya sering merasa terbebani target giat belajar agar menjadi pintar seperti kakak-kakak saya. Semangat belajar sempat merosot, dan akhirnya saya pernah tidak naik kelas saat SD," kenang Made Artana saat diwawancara di kampus Primakara University, Jalan Tukad Badung No.135, Renon, Denpasar beberapa waktu lalu.
Beruntung, Made Artana bertemu dengan guru kelas baru pindahan dari sekolah lain. Guru bernama Surasmini tersebut memuji kemampuan Made Artana dan memberikan motivasi. Made Artana kembali percaya diri menempuh pendidikan hingga berhasil menyelesaikan pendidikan di SMAN 4 Denpasar, kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI). "Saya memilih Program Studi Komputer karena merasa bahwa di sini ada masa depan," ujarnya.
Sepak Terjang di IT Lebih dari 25 Tahun
Made Artana merupakan sarjana Ilmu Komputer dari Universitas Indonesia (UI). Sejak tahun 1999, Made Artana telah membangun bisnis IT di Bali melalui perusahaaannya, yaitu PT Bali Soket Informindo (IT Solution Provider), PT Bali Medianet Internusa (Internet Service Provider), dan Study Bali International (E-Learning English School).
Sebelum menduduki jabatan sebagai Rektor Primakara University, Made Artana menjabat sebagai Ketua STMIK Primakara. Selain aktivitas di Primakara, ia juga aktif dalam organisasi. Seperti menjadi Dewan Pembina HIPMI Bali, Wakil Ketua Bali Tourism Board, Dewan Pembina Ikatan Guru Indonesia Wilayah Bali, serta anggota Kelompok Ahli Bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Dalam pelantikan Rektor Primakara University (PRIME-U) pada 18 Agustus 2023 lalu, Made Artana menyampaikan tekadnya untuk mendidik generasi muda, terutama dalam bidang kewirausahaan dan pengembangan startup digital. Selain itu, PRIME-U di bawah kepemimpinannya juga akan konsisten sebagai ecosystem builder ekonomi kreatif digital di Bali.
"Primakara University ingin berperan aktif sebagai ecosystem builder dengan keunggulan di bidang teknologi digital yang dimiliki. Primakara University punya komitmen berkontribusi penuh di sektor kelima dari konsep ekonomi Kerthi Bali, yaitu pengembangan ekonomi kreatif dan digital di Bali," ujarnya.
Di luar kesibukannya sebagai Rektor Primakara University, Made Artana tercatat aktif dalam pengembangan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda, termasuk sebagai pengisi acara dalam side event G20 yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas, sebagai juri dalam berbagai event seperti Wirausaha Muda Mandiri, Wirausaha Muda Denpasar, dan lainnya.
Dalam perjalanan kariernya, Made Artana juga memperoleh sejumlah penghargaan, antara lain: Creative Young Entrepreneur Award (CYEA) dari Junior Chamber International Indonesia (2014), Technopreneur Award Entrepreneur Festival Money & I Magazine (2015). Lalu Most Outstanding Development Officer JCI APDC (Asia Pacific Development Council) (2015), The Best Development Officer JCI APDC (2015) dan Juara 1 Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional (2017).
Menurut Made Artana, kegemilangan nasib dan takdir dapat terukir berkat realisasi dari motto hidupnya. "The God's hand is watching, do your best. Tuhan menonton, lakukanlah yang terbaik," tutupnya. *isu
Komentar