Luhut Pastikan Pertalite Dihapus pada 2024
Pemerintah luncurkan Pertamax Green 92 yang direncanakan untuk pengganti BBM Pertalite.
JAKARTA, NusaBali
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak lagi dijual pada 2024. Hal itu dilakukan agar masyarakat bisa beralih ke BBM yang ramah lingkungan agar tidak lagi terjadi polusi udara seperti yang terjadi sekarang ini.
"Nanti kita lakukan (penghapusan Pertalite). Sekarang itu lagi dihitung. Ini kan apa namanya, semuanya masalah ke polusi juga. Kita mau pakai etanol berapa persen, supaya oktannya turun, supaya tadi sulfurnya kurang," kata Luhut saat ditemui usai menghadiri CEO Forum of ASEAN Bloomberg, Jakarta, seperti dilansir kompas.com, Rabu (6/9).
Menurut dia, transportasi merupakan penyumbang terbesar polusi udara. Bahkan, dia menyebutkan, 37 persen sepeda motor tak lolos uji emisi. Untuk itu, pemerintah berupaya membenahi dari segi kadar BBM-nya.
"Karena sampai hari ini kita lihat bahwa yang paling banyak berpengaruh terhadap udara ini dari transportasi. Hasil dari pengetesan di lapangan sekarang, 37 persen sepeda motor itu tidak lulus emisi. Jadi sekarang kita mau perbaiki dulu bahan bakarnya. Jadi itu semua kita lakukan secara terukur," ucapnya.
Sebelum Pertalite dihapus dari pasaran, pemerintah melibatkan program kemitraan Indonesia-Australia untuk perekonomian (Prospera) untuk mengkaji hal tersebut.
"Sekarang ini kita minta Prospera membuat studi detail masalah ini. Sekarang yang baru kita lakukan ini baru feeling, belum data yang lengkap. Jadi setelah studi ini selesai, dalam minggu-minggu depan kita akan targetin ini lebih bagus lagi," jelas Luhut.Sementara itu, pemerintah pada Juli lalu baru meluncurkan Pertamax Green 92 yang direncanakan untuk pengganti BBM Pertalite.
Soal harga BBM ramah lingkungan tersebut, pemerintah memastikan tidak akan membebani masyarakat ketika Pertalite dihapus dari pasaran.
"Kita akan tetap melihat supaya rakyat itu jangan sampai terbebani. Itu kuncinya," pungkas Luhut.
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya memiliki Program Langit Biru sejak dua tahun lalu, di mana pada tahap pertama adalah menghapus keberadaan BBM RON 88 alias Premium.
"Program pertama menaikkan BBM subsidi dari RON 88 menjadi RON 90. Ini kita lanjutkan sesuai dengan rencana Program Langit Biru tahap dua, di mana BBM subsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92," ujarnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8).
Menurut Nicke, langkah ini sejalan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di mana BBM yang diperbolehkan beredar nantinya minimal RON 91. 7
Komentar