Bali Usul Wasit-Juri dari Thailand
Banyak Korban dalam Kualifikasi PON Muaythai
DENPASAR, NusaBali - Pengprov Muaythai Indonesia (MI) Bali mengusulkan kepada PB MI agar menggunakan wasit-juri dari Thailand dalam ajang PON XXI/2024 di Aceh dan Sumatera Utara.
Usulan itu karena banyaknya korban berjatuhan, terutama atlet Bali, dalam babak kualifikasi PON di Surabaya, akhir Agustus lalu. Untuk itu, dengan wasit asal Thailand diharapkan kepemimpinan wasit-juri lebih fair dan sportif.
"Saya harus bawahi, saat kualifikasi PON, tidak ada atlet yang melakukan kecurangan. Yang jadi sorotan kami itu adalah kemimpinan wasit - juri sangat memihak pada sejumlah daerah untuk meloloskan atletnya ke PON 2024, ini sangat kita rasakan," kata Ketum Pengprov Muaythai Bali, Made Sumitra Candra Jaya, Rabu (6/9).
Menurut Sumitra Candra, cabor muaythai adalah olahraga dari Thailand. Untuk itu datangkan saja wasit dari Thailand sebanyak lima orang untuk memimpin pertandingan.
Sumitra Candra pun berharap kemimpinan wasit-juri dapat lebih objektif dalam menilai dan memutuskan siapa yang benar - benar memenangkan pertandingan. Wasit-juri dari Thailand itu dipegang langsung PB Muaythai, dan jangan sampai lagi diselipi kepentingan daerah untuk memuluskan atletnya meraih medali.
"Saya yakin atlet akan lebih percaya diri tampil di PON 2024, jadi murni menang kalah berdasarkan kemampuan," kata Sumitra Candra, yang juga pensiunan birokrat itu.
Disebutkan Sumitra Candra, pengalaman mendatangkan wasit juri dari Thailand juga sebelumnya juga sudah sempat dilakukan dalam kompetisi resmi tingkat nasional untuk meminimalisir kecurangan. Harapannya penggunaan wasit - juri dari Thailand itu saja dilanjutkan, berkaca dari kepemimpinan wasit juri saat babak kualifikasi PON yang sangat buruk menghentikan karier atlet. Dengan demikian objektivitas pertandingan kita kedepankan, dalam misi memajukan muaythai untuk Indonesia di ajang internasional, tanpa embel - embel kepentingan daerah.
Sumitra Candra mengakui awalnya sangat percaya dengan sambutan Ketum PB MI La Nyalla Mattalitti sudah bagus, di awal pembukaan yang menyatakan babak kualifikasi PON ini adalah medali emas untuk Indonesia, jadi yang terbaik memang keluar sebagai juara. Sayangnya La Nyalla Mattalitti tidak mengawasi pertandingan selama babak kualifikasi PON yang sangat merugikan atlet Bali.
Menurutnya, Bali menang diatas ring, tapi kalah di atas kertas.Candra, Sumitra juga mengatakan, faktanya memang demikian banyak atletnya dikalahkan, dan kaget dengan hasil keputusan wasit - juri yang memimpin pertandingan. Dia menyebutkan, tiga atlet yang dicurangi itu yakni Agustinus Ryan Saputra, Kadek Rio Dimas Iwan Jaya, dan Ni Ketut Della Antari Putri.
"Banyak yang menghujat melontarkan kritik, karena dominan dikerjai. Bahkan ada lawan kita 3 kali jatuh dan sempat dihitung, justru pada saat pengumuman kita dikalahkan. Coba saja kalau tidak dikerjai kita 3 dapat medali emas," kata Sumitra Candra, yang juga mantan dosen itu.
Sumitra Candra mengatakan, pihaknya menilai kinerja wasit - juri sangat buruk menjadi catatan tersendiri, makanya perlu diganti dengan wasit juri dari Thailand. Hak itu, katanya, bukan bermaksud untuk pembelaan diri, terhadap prestasi yang kita dapatkan tidak sesuai harapan.
“Saya juga tidak ingin menang karena protes, karena prinsip awal menang kalah karena murni diadu diatas ring," kata Sumitra Candra Jaya.dek
Komentar