Badung Juara Umum Utsawa Dharmagita 2023
DENPASAR, NusaBali - Kabupaten Badung berhasil meraih Juara Umum perhelatan Utsawa Dharmagita (UDG) XXXI (ke-31) Tahun 2023 Provinsi Bali.
Gumi Keris menjadi juara umum setelah para dutanya mengumpulkan juara I pada 17 kategori, Juara II pada 6 kategori, dan juara III pada 7 kategori. Selain itu duta Kabupaten Badung juga meraih juara harapan I, II dan III, masing-masing pada 1 kategori.
Perolehan juara umum Kabupaten Badung diikuti Kota Denpasar yang meraih juara umum II, Kabupaten Klungkung juara umum III, Kabupaten Gianyar juara umum IV, Kabupaten Tabanan juara umum V, Kabupaten Jembrana juara umum VI, Kabupaten Bangli juara umum VII dan Kabupaten Karangasem menjadi juara umum VIII.
Piagam penghargaan para pemenang diserahkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mewakili Gubernur Bali pada penutupan UDG 2023 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Centre), Kamis (7/9). Acara penutupan UDG XXXI yang turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayan Kabupaten/Kota se-Bali serta para pemenang utsawa, diawali dengan sesolahan (pergelaran) Taman Penasar oleh Sanggar Seni Asti Pradnyaswari.
Kadisbud Arya Sugiartha dalam sambutannya mengatakan, UDG ke-31 yang berlangsung dari tanggal 4-7 September 2023 telah berjalan lancar. Arya Sugiartha menegaskan sejalan visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali' Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru, Pemerintah Provinsi (Pemprov) meletakkan kebudayaan Bali sebagai hulunya pembangunan. “Maka itu program-program di bidang kebudayaan sangat banyak dilaksankan dalam setiap tahunnya,” kata mantan Rektor ISI Denpasar.
Ia merinci, pada bulan Februari Pemprov Bali melaksanakan Bulan Bahasa Bali, pada bulan Juni-Juli melaksankan Pesta Kesenian Bali (PKB) dan Jantra dan Bali World Cultural, serta pada bulan September ini melaksanakan Utsawa Dharmagita. “Sebelum itu, Pemprov Bali melalui Disbud telah menempatkan sebanyak 646 Penyuluh bahasa Bali di seluruh daerah di Bali. Mereka, sebagai garda terdepan dalam melestarikan bahasa Bali. Selain itu, juga mengangkat guru bahasa Bali,” tambahnya.
Menurutnya kekuatan utama Bali ada dalam kebudayaannya, sehingga budaya Bali mesti semakin kuat dan maju. UDG, kata Arya Sugiartha, merupakan salah satu usaha untuk membumikan budaya Bali yakni bahasa dan sastra Bali melalui gegitaan dan matembang. “Tantangan terhadap bahasa dan dharmagita begitu besar, masuknya (budaya) dari luar tak bisa dibendung. Makanya saya bilang, kebudayaan Bali tak dalam keadaan baik-baik saja, tetapi masih dalam perjuangan biar kita bisa maju,” ujar tokoh budaya asal Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan ini.
Lebih jauh, tantangan lain yang akan menunggu Bali, yakni perhelatan UDG
tingkat nasional pada tahun 2024. Meskipun Bali selalu tampil sebagai juara I pada UDG tingkat nasional dalam setiap tiga tahunnya, namun provinsi lainnya terus melakukan pembinaan di bidang Dharmagita. "Bali pasti mengikuti UDG yang akan digelar di Kota Solo. Maka itu, mesti semangat terus dalam mengikuti ajang tersebut. Persiapan mesti dilakukan dengan baik, sehingga Bali kembali meraih juara I di UDG tahun 2024 nanti,” ucap Arya Sugiartha serius.
Sementara itu Ketua Widyasaba Provinsi Bali, I Made Surada mengaku bahagia karena UDG ke-31 ini bisa berjalan lancar. Walau demikian, ia juga menyayangkan Kabupaten Buleleng absen dalam perhelatan ini. “Kami sudah bersurat untuk mengikuti UDG ini, namun tak ada balasan,” sebutnya. Pelaksanaan UDG ke-31 selama 4 hari, menurutnya, sudah berjalan sesuai format yang direncanakan dari awal. Apalagi, terdapat materi baru yakni Dharmawiwada, debat keagamaan yang diikuti oleh generasi muda, yang menurutnya sebagai sebuah perkembangan yang luar biasa.
“Saya berharap ini diinformasikan karena Dharmawiwada ini dapat memberikan manfaat luar biasa kepada generasi muda. Di situ ada pro dan kontra yang mesti dipertahankan. Karena itu, para peserta dituntut untuk belajar, sehingga dapat untuk melatih generasi muda ke depan agar lebih cerdas,” ujarnya. Ia menjelaskan ajang UDG ini seperti Pesta Kesenian Bali (PKB). Jika pada PKB ajaran Weda diperagakan melalui tari-tarian, pada UDG ajaran Weda diejawantahkan ke dalam bentuk suara. “Keduanya ini diwariskan oleh leluhur kita. Hanya leluhur kita kita yang punya. Perlu diingat, ini bukan pengiring yadnya, melainkan sudah menjadi bagian dari yadnya, sehingga wajib dilakukan. Upacara yadnya tak akan berhasil bila tidak dilengkapi dengan sari-sari puja,” pesannya. 7 cr78
Perolehan juara umum Kabupaten Badung diikuti Kota Denpasar yang meraih juara umum II, Kabupaten Klungkung juara umum III, Kabupaten Gianyar juara umum IV, Kabupaten Tabanan juara umum V, Kabupaten Jembrana juara umum VI, Kabupaten Bangli juara umum VII dan Kabupaten Karangasem menjadi juara umum VIII.
Piagam penghargaan para pemenang diserahkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mewakili Gubernur Bali pada penutupan UDG 2023 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Centre), Kamis (7/9). Acara penutupan UDG XXXI yang turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayan Kabupaten/Kota se-Bali serta para pemenang utsawa, diawali dengan sesolahan (pergelaran) Taman Penasar oleh Sanggar Seni Asti Pradnyaswari.
Kadisbud Arya Sugiartha dalam sambutannya mengatakan, UDG ke-31 yang berlangsung dari tanggal 4-7 September 2023 telah berjalan lancar. Arya Sugiartha menegaskan sejalan visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali' Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru, Pemerintah Provinsi (Pemprov) meletakkan kebudayaan Bali sebagai hulunya pembangunan. “Maka itu program-program di bidang kebudayaan sangat banyak dilaksankan dalam setiap tahunnya,” kata mantan Rektor ISI Denpasar.
Ia merinci, pada bulan Februari Pemprov Bali melaksanakan Bulan Bahasa Bali, pada bulan Juni-Juli melaksankan Pesta Kesenian Bali (PKB) dan Jantra dan Bali World Cultural, serta pada bulan September ini melaksanakan Utsawa Dharmagita. “Sebelum itu, Pemprov Bali melalui Disbud telah menempatkan sebanyak 646 Penyuluh bahasa Bali di seluruh daerah di Bali. Mereka, sebagai garda terdepan dalam melestarikan bahasa Bali. Selain itu, juga mengangkat guru bahasa Bali,” tambahnya.
Menurutnya kekuatan utama Bali ada dalam kebudayaannya, sehingga budaya Bali mesti semakin kuat dan maju. UDG, kata Arya Sugiartha, merupakan salah satu usaha untuk membumikan budaya Bali yakni bahasa dan sastra Bali melalui gegitaan dan matembang. “Tantangan terhadap bahasa dan dharmagita begitu besar, masuknya (budaya) dari luar tak bisa dibendung. Makanya saya bilang, kebudayaan Bali tak dalam keadaan baik-baik saja, tetapi masih dalam perjuangan biar kita bisa maju,” ujar tokoh budaya asal Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan ini.
Lebih jauh, tantangan lain yang akan menunggu Bali, yakni perhelatan UDG
tingkat nasional pada tahun 2024. Meskipun Bali selalu tampil sebagai juara I pada UDG tingkat nasional dalam setiap tiga tahunnya, namun provinsi lainnya terus melakukan pembinaan di bidang Dharmagita. "Bali pasti mengikuti UDG yang akan digelar di Kota Solo. Maka itu, mesti semangat terus dalam mengikuti ajang tersebut. Persiapan mesti dilakukan dengan baik, sehingga Bali kembali meraih juara I di UDG tahun 2024 nanti,” ucap Arya Sugiartha serius.
Sementara itu Ketua Widyasaba Provinsi Bali, I Made Surada mengaku bahagia karena UDG ke-31 ini bisa berjalan lancar. Walau demikian, ia juga menyayangkan Kabupaten Buleleng absen dalam perhelatan ini. “Kami sudah bersurat untuk mengikuti UDG ini, namun tak ada balasan,” sebutnya. Pelaksanaan UDG ke-31 selama 4 hari, menurutnya, sudah berjalan sesuai format yang direncanakan dari awal. Apalagi, terdapat materi baru yakni Dharmawiwada, debat keagamaan yang diikuti oleh generasi muda, yang menurutnya sebagai sebuah perkembangan yang luar biasa.
“Saya berharap ini diinformasikan karena Dharmawiwada ini dapat memberikan manfaat luar biasa kepada generasi muda. Di situ ada pro dan kontra yang mesti dipertahankan. Karena itu, para peserta dituntut untuk belajar, sehingga dapat untuk melatih generasi muda ke depan agar lebih cerdas,” ujarnya. Ia menjelaskan ajang UDG ini seperti Pesta Kesenian Bali (PKB). Jika pada PKB ajaran Weda diperagakan melalui tari-tarian, pada UDG ajaran Weda diejawantahkan ke dalam bentuk suara. “Keduanya ini diwariskan oleh leluhur kita. Hanya leluhur kita kita yang punya. Perlu diingat, ini bukan pengiring yadnya, melainkan sudah menjadi bagian dari yadnya, sehingga wajib dilakukan. Upacara yadnya tak akan berhasil bila tidak dilengkapi dengan sari-sari puja,” pesannya. 7 cr78
Komentar