Puriyasa Hampers, UMKM Bali yang Tumbuh di Tengah Pandemi
DENPASAR, NusaBali.com - Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian, termasuk bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Namun, tidak semua UMKM menyerah pada keadaan. Masih banyak UMKM yang mampu bertahan dan bahkan tumbuh di tengah pandemi.
Salah satu UMKM yang berhasil bertahan dan bahkan tumbuh di tengah pandemi adalah Puriyasa Hampers. Puriyasa Hampers merupakan usaha yang bergerak di bidang penjualan hampers dan parsel.
Usaha ini didirikan oleh Ni Made Novia Puriandari pada tahun 2020, di tengah pandemi Covid-19 yang mulai melanda Indonesia.
Novia menuturkan, pandemi Covid-19 yang mengharuskan masyarakat untuk menjaga jarak membuat berbagai aktivitas usaha menjadi terhambat. Namun, hal itu tidak menjadi halangan baginya untuk terus mengembangkan usahanya.
“Saya tidak menyerah begitu saja. Saya berusaha untuk mencari cara agar usaha saya tetap berjalan,” ujar Novia.
Salah satu cara yang dilakukan Novia adalah memanfaatkan digitalisasi. Ia mulai memasarkan produknya secara online melalui media sosial. Berkat toko online tersebut, produknya dikenal dari satu orang ke orang lainnya.
Novia juga memanfaatkan layanan digital dari Bank BRI untuk memudahkan transaksinya. Ia menggunakan BRImo, QRIS BRI, dan layanan digital lainnya.
“Layanan digital dari Bank BRI sangat membantu saya dalam bertransaksi dengan customer, transfer, cek saldo dan mutasi rekening, bahkan fitur pencatatan keuangan pun ada di aplikasi BRImo,” ujar Novia.
Menurut Novia, fitur pencatatan keuangan ini sangat penting bagi UMKM seperti dirinya. Fitur tersebut membantunya dalam mengelola keuangan usahanya dengan baik.
Selain itu, Novia juga mengakui bahwa histori transaksinya di BRI memudahkannya dalam mengakses pembiayaan.
Berkat kerja keras dan semangat pantang menyerah, Puriyasa Hampers berhasil bertahan dan bahkan tumbuh di tengah pandemi. Dalam sehari, transaksi yang dilakukan Puriyasa Hampers bisa mencapai Rp 50 juta untuk hampers dan Rp 30 juta untuk parsel dupa.
Novia berharap, kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi para pelaku UMKM lainnya untuk terus berjuang dan tidak menyerah di tengah pandemi.
1
Komentar