Penanganan Abrasi Pebuahan Digarap 2024
NEGARA, NusaBali - Persoalan abrasi di Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, direncanakan akan ditangani pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2024 mendatang.
Kabar gembira ini, terungkap dalam pertemuan kunjungan kerja Komisi V DPR RI bersama pihak Kementerian PUPR ke Gumi Makepung, Jumat (8/9).
Dalam pertemuan di Aula Jimbarwana Pemkab Jembrana itu, membahas rencana revitalisasi Pasar Umum Negara dan pembangunan revetment Pantai Pebuahan. Sesuai penjelasan Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air Kementerian PUPR Muhammad Rizal, pengerjaan revetment pantai Pebuahan sudah dalam proses gambar desain.
Menurut Rizal, gambar desain revetment Pantai Pebuahan tersebut diperkirakan sudah akan selesai pada Desember 2023 ini. Setelah gambar desain itu, akan dilakukan proses lelang dan pengerjaan pada 2024 mendatang. "Pengerjaan revetment Pantai Pebuahan akan dilakukan sepanjang 1,9 kilometer (km). Dengan pagu anggaran sekitar Rp 50 miliar," ujar Rizal.
Menurut Rizal, pembangunan revetment sepanjang 1,9 km itu, sudah mencakup seluruh garis pantai yang dirongrong abrasi di Pebuahan. Dirinya pun menjelaskan bahwa abrasi pantai Pebuahan itu, juga diperparah pembanguan jeti atau breakwater (pemecah gelombang) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengembangan yang berada di utara Pantai Pebuahan. "Selain kondisi alam, pembangunan yang menjorok ke laut itu memang mengakibatkan abrasi Pantai Pebuahan semakin parah," jelas Rizal.
Sementara Perbekel Banyubiru I Komang Yuhartono dalam pertemuan tersebut, menjelaskan bahwa abrasi Pantai Pebuahan itu sudah terjadi sejak 2011 lalu. Abrasi pun semakin parah pada 2014 hingga saat ini, dan berimbas kepada 242 Kepala Keluarga (KK) di Banjar Pebuahan. "Dari jumlah KK itu, sudah ada sebanyak 149 KK yang pindah karena rumahnya hilang disebabkan abrasi," ujarnya.
Selain bangunan rumah warga, Yuhartono mengatakan, juga sudah banyak warung kuliner ikan bakar di Pebuahan yang telah hilang. Termasuk jalan yang sebelumnya ada di kawasan pemukiman warga pesisir Pebuahan, diakui juga sudah hancur dan tidak ada jalan yang tersisa di pinggir pantai. Di samping itu, saat ini ada 3 bangunan musala dan 1 monumen perjuangan yang sudah dalam kondisi terancam hanyut.
"Setiap Tilem dan Purnama saya sendiri tidak bisa tidur nyenyak karena hampir pasti ada warga nelepon kalau air naik. Jadi kami harap, mudah-mudahan kabar revetment pantai Pebuahan yang sudah direncanakan dari Pemerintah Pusat ini benar-benar bisa segera terlaksana," ucap Yuhartono. 7ode
Komentar