Dispar Provinsi Dorong Kabupaten Ambil Sikap Tegas
Terkait ‘Privatisasi’ Pantai Nusa Dua Kembali Mencuat
MANGUPURA, NusaBali - Akomodasi pariwisata yang melakukan privatisasi kawasan Pantai Geger, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung menjadi perhatian serius pemerintah Provinsi Bali.
Bahkan, melalui Dinas Pariwisata mendorong agar Dinas Pariwisata Kabupaten Badung segera mengambil sikap tegas atas kejadian itu, karena seluruh kawasan pantai merupakan area untuk umum.
Kadis Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun, mengaku sangat menyayangkan masih ada akomodasi yang melakukan privatisasi di kawasan pantai. Padahal, tegas dia, kawasan pantai merupakan area untuk umum alias publik, sehingga bukan menjadi salah satu fasilitas hotel.
“Atas kejadian itu, kita sudah menyampaikan juga ke teman-teman di Dispar kabupaten agar segera menyikapi kejadian seperti ini,” kata Tjok Pemayun, Jumat (8/9).
Disinggung terkait sanksi, Tjok Pemayun mengaku kalau saat ini pihaknya masih melakukan komunikasi dengan induk organisasi akomodasi tersebut yakni PHRI. “Saya masih komunikasikan dulu dengan PHRI. Nantinya seperti apa kejadian dan tanggapan mereka. Apalagi, banyak akomodasi di Badung itu berada dalam organisasi. Maka, kita mengingatkan agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ucapnya.
Dia tidak memungkiri, kejadian itu sudah diatensi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Badung karena berada di wilayah Badung. Saat ini, pihaknya di provinsi masih menunggu hasil dari pemeriksaan dari dinas. Selain itu, langkah yang diambil saat ini masih sebatas komunikasi dengan organisasi.
Sayangnya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Nyoman Rudiarta belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. Meski sudah beberapa kali dihubungi, belum ada jawaban.
Sebelumnya diberitakan, adanya akomodasi pariwisata yang melakukan privatisasi kawasan pantai kembali mencuat belakangan ini dan menjadi viral di media sosial (medsos). Terbaru, seorang wisatawan perempuan asal Jakarta mengalami perlakuan tidak menyenangkan saat bertandang ke Pantai Geger, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Senin (4/9) lalu.
Mirisnya, perempuan tersebut ‘diusir’ oleh petugas keamanan salah satu akomodasi pariwisata karena dinilai mengganggu pemandangan atau view hotel yang berhadapan langsung ke pantai. Kejadian yang dialami perempuan itu pun dibagikan melalui TikTok, Desi Fu. 7 dar
Kadis Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun, mengaku sangat menyayangkan masih ada akomodasi yang melakukan privatisasi di kawasan pantai. Padahal, tegas dia, kawasan pantai merupakan area untuk umum alias publik, sehingga bukan menjadi salah satu fasilitas hotel.
“Atas kejadian itu, kita sudah menyampaikan juga ke teman-teman di Dispar kabupaten agar segera menyikapi kejadian seperti ini,” kata Tjok Pemayun, Jumat (8/9).
Disinggung terkait sanksi, Tjok Pemayun mengaku kalau saat ini pihaknya masih melakukan komunikasi dengan induk organisasi akomodasi tersebut yakni PHRI. “Saya masih komunikasikan dulu dengan PHRI. Nantinya seperti apa kejadian dan tanggapan mereka. Apalagi, banyak akomodasi di Badung itu berada dalam organisasi. Maka, kita mengingatkan agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ucapnya.
Dia tidak memungkiri, kejadian itu sudah diatensi oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Badung karena berada di wilayah Badung. Saat ini, pihaknya di provinsi masih menunggu hasil dari pemeriksaan dari dinas. Selain itu, langkah yang diambil saat ini masih sebatas komunikasi dengan organisasi.
Sayangnya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Nyoman Rudiarta belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini. Meski sudah beberapa kali dihubungi, belum ada jawaban.
Sebelumnya diberitakan, adanya akomodasi pariwisata yang melakukan privatisasi kawasan pantai kembali mencuat belakangan ini dan menjadi viral di media sosial (medsos). Terbaru, seorang wisatawan perempuan asal Jakarta mengalami perlakuan tidak menyenangkan saat bertandang ke Pantai Geger, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Senin (4/9) lalu.
Mirisnya, perempuan tersebut ‘diusir’ oleh petugas keamanan salah satu akomodasi pariwisata karena dinilai mengganggu pemandangan atau view hotel yang berhadapan langsung ke pantai. Kejadian yang dialami perempuan itu pun dibagikan melalui TikTok, Desi Fu. 7 dar
Komentar