Jaya Negara Buka Gelaran Denpasar Kite Festival VII
Jadi Wahana Kreativitas Budaya untuk Komunitas ‘Rare Angon’
DENPASAR, NusaBali - Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara membuka lomba layang-layang Denpasar Kite Festival VII tahun 2023 yang digelar Persatuan Pelayang Indonesia (Pelangi) Kota Denpasar, di Kawasan Pantai Padanggalak, Denpasar, Sabtu (9/9).
Pembukaan kegiatan rutin tahunan ini untuk mewadahi kreativitas budaya bagi komunitas Rare Angon (pelayang,red). Pembukaan lomba ditandai dengan penarikan layang-layang Maskot Pelangi Kota Denpasar.
Hadir Ketua Pelangi Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira. Politisi senior Golkar yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini menarik layang-layang bersama Wali Kota Jaya Negara. Selain itu hadir juga Kabid Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Wayan Astawa, Sekretaris Kecamatan Denpasar Timur Ketut Sri Karyawati, Perbekel Kesiman Petilan I Wayan Mariyana. Hiruk pikuk aksi para Rare Angon yang menyiapkan layangannya mewarnai lapangan Padangggalak.
Wali Kota Jaya Negara menyaksikan pelaksanaan lomba yang diawali dengan seri Layangan Tradisional jenis Bebean Plastik yang kemudian dilanjutkan dengan seri Layangan Tradisional jenis Pecukan Plastik. Meski angin tidak berhembus dengan optimal, seluruh Rare Angon beradu strategi untuk mempertahankan layangannya di udara.
Ketua Pelangi Denpasar, Mariyana Wandhira menjelaskan, lomba Layang-layang Denpasar Kite Festival VII tahun 2023 ini mengambil tema "Santhikaning Segara", yang bermakna Samudra sebagai inspirasi kedamaian. Kata dia, tema ini dipilih sebagai makna permohonan agar Ida Hyang Widhi menganugrahi kesehatan, kedamaian, kebahagiaan serta semangat menyamabraya bagi para pelayang dalam menjalankan segala aktivitas.
“Pelaksanaan kegiatan ini merupakan wahana untuk memberi ruang gerak kepada para pelayang agar dalam bermain layangan penuh dengan rasa tanggung jawab, dan meningkatkan rasa kebersamaan diantara para generasi muda dan masyarakat pelayang khususnya,” ujar Ketua DPD II Golkar Denpasar ini.
Lomba kali ini, kata Wandhira menghadirkan kategori remaja dan dewasa, dengan beragam jenis layangan tradisional dan kreasi baru. Yakni Layangan Tradisional Bebean, Bebean Big Size, Janggan, Janggan Buntut, Janggan Buntut Big Size dan Pecukan. Khusus untuk layangan tradisional diwajibkan menggunakan kain dengan corak warna Bali, yakni merah, kuning, hitam dan putih. Selain lomba layang-layang, turut juga dilaksanakan lomba Kober dan lomba Pindekan (baling-baling). “Peserta tahun ini berasal dari sekaa/club dan pribadi yang jumlahnya sebanyak 1.021 layangan dari jenis tradisional dan kreasi, peserta lomba pindekan sebanyak 111 pindekan, serta lomba kober sebanyak 6 peserta. Semoga kegiatan ini berjalan lancar sebagai upaya melestarikan tradisi melayangan dan memberikan ruang ekspresi bagi Rare Angon,” ujar politisi asal Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan ini.
Sementara Wali Kota Jaya Negara memberikan apresiasi atas pelaksanaan lomba Layang-layang bertajuk Denpasar Kite Festival VII tahun 2023. Kegiatan rutin tahunan Pelangi Kota Denpasar ini diharapkan mampu mendukung pelestarian kesenian tradisi melayangan. “Tentu kami sangat mendukung dan memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini sebagai wahana ekspreasi dan kreatifitas budaya bagi pelayang yang dikenal dengan Rare Angon,” ujar Sekretaris DPD PDIP Bali ini. “Layang-layang tradisional merupakan salah satu potensi budaya masyarakat yang memiliki ciri dan keunikan tersendiri, dan mendorong munculnya kreativitas serta inovasi baru,” tegas Jaya Negara@mis
Hadir Ketua Pelangi Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira. Politisi senior Golkar yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini menarik layang-layang bersama Wali Kota Jaya Negara. Selain itu hadir juga Kabid Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Wayan Astawa, Sekretaris Kecamatan Denpasar Timur Ketut Sri Karyawati, Perbekel Kesiman Petilan I Wayan Mariyana. Hiruk pikuk aksi para Rare Angon yang menyiapkan layangannya mewarnai lapangan Padangggalak.
Wali Kota Jaya Negara menyaksikan pelaksanaan lomba yang diawali dengan seri Layangan Tradisional jenis Bebean Plastik yang kemudian dilanjutkan dengan seri Layangan Tradisional jenis Pecukan Plastik. Meski angin tidak berhembus dengan optimal, seluruh Rare Angon beradu strategi untuk mempertahankan layangannya di udara.
Ketua Pelangi Denpasar, Mariyana Wandhira menjelaskan, lomba Layang-layang Denpasar Kite Festival VII tahun 2023 ini mengambil tema "Santhikaning Segara", yang bermakna Samudra sebagai inspirasi kedamaian. Kata dia, tema ini dipilih sebagai makna permohonan agar Ida Hyang Widhi menganugrahi kesehatan, kedamaian, kebahagiaan serta semangat menyamabraya bagi para pelayang dalam menjalankan segala aktivitas.
“Pelaksanaan kegiatan ini merupakan wahana untuk memberi ruang gerak kepada para pelayang agar dalam bermain layangan penuh dengan rasa tanggung jawab, dan meningkatkan rasa kebersamaan diantara para generasi muda dan masyarakat pelayang khususnya,” ujar Ketua DPD II Golkar Denpasar ini.
Lomba kali ini, kata Wandhira menghadirkan kategori remaja dan dewasa, dengan beragam jenis layangan tradisional dan kreasi baru. Yakni Layangan Tradisional Bebean, Bebean Big Size, Janggan, Janggan Buntut, Janggan Buntut Big Size dan Pecukan. Khusus untuk layangan tradisional diwajibkan menggunakan kain dengan corak warna Bali, yakni merah, kuning, hitam dan putih. Selain lomba layang-layang, turut juga dilaksanakan lomba Kober dan lomba Pindekan (baling-baling). “Peserta tahun ini berasal dari sekaa/club dan pribadi yang jumlahnya sebanyak 1.021 layangan dari jenis tradisional dan kreasi, peserta lomba pindekan sebanyak 111 pindekan, serta lomba kober sebanyak 6 peserta. Semoga kegiatan ini berjalan lancar sebagai upaya melestarikan tradisi melayangan dan memberikan ruang ekspresi bagi Rare Angon,” ujar politisi asal Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan ini.
Sementara Wali Kota Jaya Negara memberikan apresiasi atas pelaksanaan lomba Layang-layang bertajuk Denpasar Kite Festival VII tahun 2023. Kegiatan rutin tahunan Pelangi Kota Denpasar ini diharapkan mampu mendukung pelestarian kesenian tradisi melayangan. “Tentu kami sangat mendukung dan memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini sebagai wahana ekspreasi dan kreatifitas budaya bagi pelayang yang dikenal dengan Rare Angon,” ujar Sekretaris DPD PDIP Bali ini. “Layang-layang tradisional merupakan salah satu potensi budaya masyarakat yang memiliki ciri dan keunikan tersendiri, dan mendorong munculnya kreativitas serta inovasi baru,” tegas Jaya Negara@mis
1
Komentar