Lima Hektare Lahan Padi di Buleleng Puso
SINGARAJA, NusaBali - Seluas 5 hektare lahan padi petani Buleleng dilaporkan mengalami puso (gagal panen).
Kondisi ini terjadi karena pengaruh kemarau ekstrem yang terjadi saat ini. Sejumlah tanaman padi yang sudah ditanam petani tidak mendapatkan aliran air yang cukup sehingga menghambat pertumbuhan dan tidak bisa menghasilkan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Buleleng I Gusti Ayu Maya Kurnia, Minggu (10/9), mengatakan sesuai laporan dari masing-masing kecamatan per 31 Agustus lalu ada 5 hektare sawah yang puso. Seluas 4,2 hektare diantaranya mengalami puso berat dan tidak bisa tertolong. Sedangkan sisanya 0,8 hektare yang dilaporkan mengalami puso ringan, dapat tertangani.
“Yang 4,2 hektare itu tersebar di beberapa subak di Kecamatan Seririt dan Sawan. Ini sudah parah sehingga memang sudah tidak gagal panen. Dari luasan tanam Juli-Desember seluas 1.700 hektare lahan padi di 8 kecamatan, memang ada prediksi dampak kekeringan, tetapi sampai saat ini tergolong masih sedikit,” terang Maya.
Dia juga menyebut dampak fenomena iklim el nino yang membuat situasi cuaca lebih panas belum kelihatan. “Sejauh ini memang belum kentara, karena luas tambah tanam per hari ada saja laporan masuk, walaupun musim kemarau saat ini sedang puncaknya. Tetapi harus tetap waspada. Khawatirnya puncak el nino baru berdampak 3-5 bulan ke depan,” imbuh dia.
Maya menambahkan meski sedang puncak musim kemarau di Buleleng, laporan harian luas tanam tambahan untuk padi masih saja ada. Petani di subak biasanya mengakalinya dengan kesepakatan internal antar anggota. Petani yang memilih tidak menanam padi saat musim kemarau akan memberikan jatah lebih airnya kepada rekan yang menanam padi.
Sementara itu Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng juga menggencarkan sosialisasi melalui sekolah lapang dengan mengatur pola tanam di musim kemarau. Petani yang menanam padi untuk memperkecil potensi kerugian juga disarankan untuk menurunkan tinggi air genangan padi.
Khusus untuk petani yang lahannya puso, diarahkan mengikuti Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP). Jika kerusakan lahan padi yang ditanam 75 persen ke atas, petani akan mendapatkan santunan dari asuransi yang dibayarkan. 7k23
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Buleleng I Gusti Ayu Maya Kurnia, Minggu (10/9), mengatakan sesuai laporan dari masing-masing kecamatan per 31 Agustus lalu ada 5 hektare sawah yang puso. Seluas 4,2 hektare diantaranya mengalami puso berat dan tidak bisa tertolong. Sedangkan sisanya 0,8 hektare yang dilaporkan mengalami puso ringan, dapat tertangani.
“Yang 4,2 hektare itu tersebar di beberapa subak di Kecamatan Seririt dan Sawan. Ini sudah parah sehingga memang sudah tidak gagal panen. Dari luasan tanam Juli-Desember seluas 1.700 hektare lahan padi di 8 kecamatan, memang ada prediksi dampak kekeringan, tetapi sampai saat ini tergolong masih sedikit,” terang Maya.
Dia juga menyebut dampak fenomena iklim el nino yang membuat situasi cuaca lebih panas belum kelihatan. “Sejauh ini memang belum kentara, karena luas tambah tanam per hari ada saja laporan masuk, walaupun musim kemarau saat ini sedang puncaknya. Tetapi harus tetap waspada. Khawatirnya puncak el nino baru berdampak 3-5 bulan ke depan,” imbuh dia.
Maya menambahkan meski sedang puncak musim kemarau di Buleleng, laporan harian luas tanam tambahan untuk padi masih saja ada. Petani di subak biasanya mengakalinya dengan kesepakatan internal antar anggota. Petani yang memilih tidak menanam padi saat musim kemarau akan memberikan jatah lebih airnya kepada rekan yang menanam padi.
Sementara itu Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng juga menggencarkan sosialisasi melalui sekolah lapang dengan mengatur pola tanam di musim kemarau. Petani yang menanam padi untuk memperkecil potensi kerugian juga disarankan untuk menurunkan tinggi air genangan padi.
Khusus untuk petani yang lahannya puso, diarahkan mengikuti Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP). Jika kerusakan lahan padi yang ditanam 75 persen ke atas, petani akan mendapatkan santunan dari asuransi yang dibayarkan. 7k23
1
Komentar