Jalan Penghubung Dua Banjar di Kedisan, Gianyar Jebol
Juga Jadi Jalur Alternatif Wisata Tampaksiring-Ubud
GIANYAR, NusaBali - Jalan beraspal penghubung Banjar Cebok dan Banjar Kedisan Kelod, Desa Kedisan, Kecamatan Tegallalang, Gianyar akhirnya putus total sepanjang 30 meter, Selasa (12/9) dini hari. Jalan ini diketahui sudah terkikis perlahan sejak tiga tahun lalu.
"Awal jebol sudah hampir 3 tahun terakhir, belum ada perbaikan," jelas Kepala Dusun Banjar Kedisan Kelod, I Komang Mahardika,32, saat ditemui di lokasi, Selasa (12/9). Saat itu, pihaknya sudah berupaya melakukan penutupan jalan. Tapi tetap banyak mobil yang lewat. "Kami tidak bisa setiap saat di TKP, sehingga ada saja yang nekat lewat. Dua hari lalu, kami sempat kerja pasang portal biar cuma motor saja yang lewat, kalau mobil berbahaya. Kemarin sore sudah selesai, eh ternyata malamnya jalan langsung jebol. Dua kali jebolnya, jam 11 malam, kedua mungkin dini hari. Sekarang putus total," ujarnya.
Jebolnya jalan cukup dalam, melebihi ukuran meteran. "Kemarin bersama petugas PU kami sempat lakukan pengukuran karena ada kemungkinan disender. Saat diukur pakai meteran, 70 meter belum sampai bawah, lumayan dalam," ungkapnya. Namun rencana pembuatan senderan diprediksi mustahil dilakukan. Sebab kondisi tanah yang labil, sehingga alternatifnya dibuatkan jalan baru.
Selain memutus akses, akibat jalan jebol ini juga memutus saluran irigasi. "Aliran irigasi ditutup sementara di utara, dialihkan biar tidak tambah parah ini. Tanahnya juga sudah labil sekali," jelasnya. Pasca jalan putus masyarakat Banjar Cebok juga kesulitan air bersih. Sebab saluran PDAM dan air swadaya masyarakat ikut terputus. "Sejak pagi, warga di Banjar Cebok ndak dapat air bersih," ungkap Kadus Banjar Cebok, I Kadek Juniantara, 36, menimpali.
Tidak saja penghubung dua banjar, jalan ini biasanya ramai lalu lintas kendaraan pariwisata. Bagi para driver, jalan ini menjadi jalur cepat dari Tampaksiring menuju Ubud guna menghindari kemacetan. "Jalan ini bukan saja akses dari Banjar Cebok ke Kedisan Kelod untuk anak-anak ke sekolah dan warga ke kantor desa, jalan ini juga sudah jadi jalur cepat dari Tampaksiring ke Ubud. Sebenarnya jalur ini sangat ramai dulu," ungkapnya.
Jebolnya jalan cukup dalam, melebihi ukuran meteran. "Kemarin bersama petugas PU kami sempat lakukan pengukuran karena ada kemungkinan disender. Saat diukur pakai meteran, 70 meter belum sampai bawah, lumayan dalam," ungkapnya. Namun rencana pembuatan senderan diprediksi mustahil dilakukan. Sebab kondisi tanah yang labil, sehingga alternatifnya dibuatkan jalan baru.
Selain memutus akses, akibat jalan jebol ini juga memutus saluran irigasi. "Aliran irigasi ditutup sementara di utara, dialihkan biar tidak tambah parah ini. Tanahnya juga sudah labil sekali," jelasnya. Pasca jalan putus masyarakat Banjar Cebok juga kesulitan air bersih. Sebab saluran PDAM dan air swadaya masyarakat ikut terputus. "Sejak pagi, warga di Banjar Cebok ndak dapat air bersih," ungkap Kadus Banjar Cebok, I Kadek Juniantara, 36, menimpali.
Tidak saja penghubung dua banjar, jalan ini biasanya ramai lalu lintas kendaraan pariwisata. Bagi para driver, jalan ini menjadi jalur cepat dari Tampaksiring menuju Ubud guna menghindari kemacetan. "Jalan ini bukan saja akses dari Banjar Cebok ke Kedisan Kelod untuk anak-anak ke sekolah dan warga ke kantor desa, jalan ini juga sudah jadi jalur cepat dari Tampaksiring ke Ubud. Sebenarnya jalur ini sangat ramai dulu," ungkapnya.
Foto: Petugas lakukan penjagaan untuk mengimbau warga agar putar balik. -NOVI ANTARI
Terputusnya akses ke sekolah dan kantor desa membuat warga Banjar Cebok harus mencari alternatif jalan memutar. "Untuk ke kantor desa naik kendaraan, satu-satunya jalan lewat Banjar Tangkup. Itu jaraknya sekitar 7 kilometer," jelasnya. Sementara untuk warga yang tidak memutar, mereka menurunkan putra-putri mereka di perbatasan jalan putus. "Jadi orangtua menurunkan mereka di selatan jalan yang jebol, kemudian putra-putri mereka jalan kaki lewat pematang sawah. Tadi pagi kami lihat pemandangan itu," jelasnya.
Bukan hitungan jari lagi, ada ratusan siswa asal Banjar Cebok yang sekolahnya di Banjar Kedisan Kelod. "Semua anak-anak di Banjar Cebok, sekolahnya di Kedisan Kelod. Dari PAUD, TK, SD sampai SMP," terang Kadek Juniarta. Pihaknya berharap ke depan akses penghubung dua Banjar ini bisa kembali terhubung. Tidak dengan memperbaiki jalan yang jebol, melainkan pembukaan jalan baru. Sebab jalan yang jebol dan akhirnya putus ini kedalamannya melebihi 70 meter. Jika disender, diprediksi menelan biaya besar, waktu, tenaga yang tak sedikit. "Harapan kami, ke depan pemerintah bisa merealisasikan pembukaan badan jalan yang baru," ujarnya.
Untuk lahan, Kadus yang mewilayahi dua banjar ini sudah melakukan pendekatan ke warga. Terutama terhadap 13 petani pemilik lahan yang kemungkinan sawahnya akan beralih fungsi menjadi akses jalan. "Semua warga sudah menyadari pentingnya akses jalan. Astungkara sejauh ini tidak ada kendala pembebasan lahan, warga sudah setuju," terangnya.
Pantauan di lokasi, penutupan jalan sudah dilakukan di depan kantor Desa Kedisan. Meski sudah ada portal pengumuman, masih ada sejumlah pengendara sepeda motor yang melintas hingga akhirnya mereka putar balik. Babhinkamtibmas Desa Kedisan Dewa Gede Raka tampak siaga di portal. Sesekali dirinya menghentikan kendaraan yang bermaksud lewat jalan jebol itu. "Sebagai aparat keamanan terbawah kami sinergi dengan instansi terkait mengimbau pengguna jalan yang sudah terbiasa lewati jalur Cebok-Kedisan, demi keselamatan kita semua. Lancar perjalanan, agar mencari jalan alternatif lain," jelasnya. Kendaraan tidak bisa melintas, kecuali penduduk sekitar yang menuju Kediaman Kelod saja. 7 nvi
1
Komentar