Pedagang Mengeluh Sepi Pembeli
Banyak Kios Masih Tutup
Para pedagang tidak bisa berbuat banyak, meski kondisi dagangan mereka sangat jarang yang membeli.
MANGUPURA, NusaBali
Sekitar empat bulan sudah para pedagang Pasar Seni Kuta menempati gedung baru. Namun, banyak pedagang mengeluhkan minimnya tamu yang datang berkunjung. Sejumlah pedagang memang memilih untuk bertahan, tapi beberapa akhirnya memutuskan untuk berjualan di tempat lain.
Menurut Ni Wayan Suryani, 54, salah seorang pedagang di Pasar Seni Kuta, tak banyak pengunjung yang datang setiap harinya. Kalaupun ada pengunjung hanya sampai pada lantai I, sementara dirinya berjualan di lantai III. “Saya jualan di lantai III ini tergantung rezeki. Tamu hanya di lantai I itu saja, kalau pun ada yang naik, itu hanya lihat-lihat saja,” katanya saat ditemui Rabu (13/9) siang.
Selama berjualan, hanya ada beberapa tamu yang membeli dagangannya. “Memang sepi sekali mas, saya jualan setiap hari itu belum tentu dapat. Bahkan baru bisa laku satu baju itu tunggu seminggu atau dua minggu, itu pun yang terjual dari kisaran Rp 100.000 hingga Rp 150.000,” keluhnya.
Hal senada juga disampaikan pedagang yang berjualan di lantai II bangunan itu. Dari 23 slot yang ada di lantai II, baru ada 7 yang buka setiap hari. Sementara sisanya belum berjualan dan memilih menitipkan barang dagangan mereka ke kerabat yang berjualan di Pantai Kuta. “Ada yang sejak diundi sampai sekarang belum buka sama sekali. Kami yang buka setiap hari juga belum tentu dapat,” ucap salah seorang pedagang yang berjualan di lantai II.
Para pedagang itu tidak bisa berbuat banyak, meski kondisi dagangan mereka sangat jarang yang membeli. “Kalau saya masih muda, pasti sudah berjualan di Pantai Kuta, tapi itu sudah tidak memungkinkan lagi. Terpaksa hanya tunggu dan berharap ada yang datang beli,” ucapnya.
Ke depan, para pedagang berharap agar pengelola bisa mencari solusi. “Semoga bisa menempati lahan yang ada di sebelah parkiran serta lahan kosong menuju pantai. Daripada kami semua tidak ada penghasilan, mendingan dibuatkan dahulu semacam alternatif di sebelah gedung itu. Kalau memang kondisinya sudah ramai, kami siap menempati lagi ruangan yang sudah kami dapat ini,” harapnya.
Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, tak memungkiri kondisi yang dialami pada pedagang di Pasar Seni Kuta. Namun, dia mencoba menguatkan para pedagang dan berjanji akan berupaya keras mengelola Pasar Seni Kuta secara profesional.
“Semua masih berproses, termasuk pembentukan managemen. Semoga setelah diserahkan oleh pemerintah, kondisi di sana bisa berangsur ramai seiring dengan promosi yang dilakukan ke depannya,” ucap Wasista. 7 dar
Sekitar empat bulan sudah para pedagang Pasar Seni Kuta menempati gedung baru. Namun, banyak pedagang mengeluhkan minimnya tamu yang datang berkunjung. Sejumlah pedagang memang memilih untuk bertahan, tapi beberapa akhirnya memutuskan untuk berjualan di tempat lain.
Menurut Ni Wayan Suryani, 54, salah seorang pedagang di Pasar Seni Kuta, tak banyak pengunjung yang datang setiap harinya. Kalaupun ada pengunjung hanya sampai pada lantai I, sementara dirinya berjualan di lantai III. “Saya jualan di lantai III ini tergantung rezeki. Tamu hanya di lantai I itu saja, kalau pun ada yang naik, itu hanya lihat-lihat saja,” katanya saat ditemui Rabu (13/9) siang.
Selama berjualan, hanya ada beberapa tamu yang membeli dagangannya. “Memang sepi sekali mas, saya jualan setiap hari itu belum tentu dapat. Bahkan baru bisa laku satu baju itu tunggu seminggu atau dua minggu, itu pun yang terjual dari kisaran Rp 100.000 hingga Rp 150.000,” keluhnya.
Hal senada juga disampaikan pedagang yang berjualan di lantai II bangunan itu. Dari 23 slot yang ada di lantai II, baru ada 7 yang buka setiap hari. Sementara sisanya belum berjualan dan memilih menitipkan barang dagangan mereka ke kerabat yang berjualan di Pantai Kuta. “Ada yang sejak diundi sampai sekarang belum buka sama sekali. Kami yang buka setiap hari juga belum tentu dapat,” ucap salah seorang pedagang yang berjualan di lantai II.
Para pedagang itu tidak bisa berbuat banyak, meski kondisi dagangan mereka sangat jarang yang membeli. “Kalau saya masih muda, pasti sudah berjualan di Pantai Kuta, tapi itu sudah tidak memungkinkan lagi. Terpaksa hanya tunggu dan berharap ada yang datang beli,” ucapnya.
Ke depan, para pedagang berharap agar pengelola bisa mencari solusi. “Semoga bisa menempati lahan yang ada di sebelah parkiran serta lahan kosong menuju pantai. Daripada kami semua tidak ada penghasilan, mendingan dibuatkan dahulu semacam alternatif di sebelah gedung itu. Kalau memang kondisinya sudah ramai, kami siap menempati lagi ruangan yang sudah kami dapat ini,” harapnya.
Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, tak memungkiri kondisi yang dialami pada pedagang di Pasar Seni Kuta. Namun, dia mencoba menguatkan para pedagang dan berjanji akan berupaya keras mengelola Pasar Seni Kuta secara profesional.
“Semua masih berproses, termasuk pembentukan managemen. Semoga setelah diserahkan oleh pemerintah, kondisi di sana bisa berangsur ramai seiring dengan promosi yang dilakukan ke depannya,” ucap Wasista. 7 dar
1
Komentar