Pembalap Terkendala Sarpras, IMI Denpasar Minta Sirkuit
DENPASAR, NusaBali - Pembalap Denpasar khususnya kategori road race masih mengalami masalah klasik untuk sarana dan prasarana. Sebab kedua hal tersebut jadi faktor utama mencetak atlet agar berprestasi di tingkat nasional. Untuk itu Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kota Denpasar berharap dibuatkan sirkuit untuk tempat latihan pembalap Kota Denpasar.
"Sirkuit tempat latihan kita tidak punya, bagaimana mau berprestasi di level nasional," ucap Koordinator IMI Denpasar, I Putu Dena Wirka Putra, Rabu (13/9).
Menurut Putu Dena, apa akibatnya ketika tidak memiliki sirkuit, kematangan timing dalam penggunaan road race jadi tidak bagus. Seperti yang dialami dua atletnya saat membela Bali di babak kualifikasi PON.
Sementara dua pembalap motor dari Ikatan Motor Indonesia (IMI) Denpasar, I Gusti Ngurah Bagus Aditya Putra dan Maliki Gabriel Soma kelihatan sekali penampilannya kalah jauh dari peserta luar Bali. Pembalap Bali itu seperti kalah kelas dari lawannya asal Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Lampung.
Menurut Putu Dena, apalagi kalau disandingkan dengan pembalap dadi kepulauan Sumatera dan Kalimantan Timur, keluhan kalah jauh. Penampilan atlet luar Bali itu timing saat di tikungan sangat bagus, hal itu tidak bisa dibohongi. Mengingat, pembalap asal daerah tadi memiliki sirkuit lintasan balap motor tersendiri di daerahnya masing - masing. Sehingga saat tampil pada babak kualifikasi PON, penampilan rival sungguh luar biasa dalam menentukan timing di tikungan.
"Kalau pembalap kita hanya latihan di Sengol Kreneng Denpasar, jelas tempatnya tidak standar," tutur Putu Dena.
Menurut Putu Dena, , makanya kelihatan sekali kalah jauh saat diadu dengan atlet yang selama ini terbiasa menggunakan sirkuit khusus balap motor saat menjalani proses latihan. Beberapa insan pengurus IMI sudah melakukan berbagai upaya meminta kepada pemerintah, tapi itu kini tinggal cerita saja.
“Harapan saya, karena di Denpasar daerahnya sudah padat, nanti bisa carikan lokasi tempat sirkuit di seputaran Gianyar, dan itu bisa digunakan untuk semua pembalap di Bali," kataPutu Dena.
Putu Dena menambahkan hal ini dia sampaikan karena sangat miris melihat pembalap asal Bali saat turun pada babak kualifikasi PON. Banyak sekali kelemahannya, dan mudah terjatuh karena timing di tikungan tidak tepat. Sehingga pembalap asal Bali tertinggal cukup jauh saat di babak kualifikasi PON.dek
1
Komentar