Budidaya Kepiting Bakau, Bangun Crab House
MANGUPURA, NusaBali - Dalam rangka membudidayakan kepiting bakau, kelompok Nelayan Wanasari Tuban, Kecamatan Kuta terus berinovasi.
Salah satunya dengan membuat crab house atau rumah kepiting. Dengan keberadaan crab house diharapkan bisa menekan angka kematian bibit kepiting.
Ketua Kelompok Nelayan Wanasari Tuban I Made Sumasa, mengatakan pembuatan crab house bisa terwujud berkat dukungan dari Dinas Perikanan Kabupaten Badung. Dengan menerapkan teknologi dalam pembuatan crab house diharapkan dapat meningkatkan hasil budidaya kepiting bakau.
“Crab house diberikan pemerintah atas proposal yang kami ajukan sekitar tahun lalu. Kami memang mengharapkan adanya bantuan pemerintah kaitan dengan teknologi budidaya terkini. Ya, akhirnya itu mendapat respon positif dari pemerintah,” ujar Sumasa, Kamis (14/9).
Dikatakan, selama ini budidaya kepiting bakau yang dilakukan kelompoknya masih menerapkan silvofishery atau sistem pertambakan tradisional dengan menggunakan keramba jaring tancap. Dengan menerapkan pola itu, tingkat kematian bibitnya masih terbilang tinggi, yakni mencapai 15 persen. Nah, dengan adanya penerapan sistem crab house tersebut mampu menurunkan tingkat kematian bibit.
“Jadi dengan crab house perkembangan setiap bibit dapat benar-benar terawasi secara optimal,” katanya.
Masih menurut Sumasa, untuk setiap box dalam crab house itu hanya satu ekor kepiting. Beda dengan silvofishery yang mana bibit kepiting kita lepas begitu saja, sehingga potensi kanibal itu sangat tinggi. Di samping itu, melalui sistem yang sudah diterapkan di negara-negara maju ini kualitas airnya juga benar-benar dapat kita jaga dengan sirkulasi yang sedemikian rupa.
“Untuk kelompok Nelayan Wanasari Tuban mendapat bantuan sistem crab house sebanyak 500 box. Rencananya, bibit akan ditempatkan sepekan ke depan setelah sistem benar-benar siap,” ucap Sumasa. 7 dar
Ketua Kelompok Nelayan Wanasari Tuban I Made Sumasa, mengatakan pembuatan crab house bisa terwujud berkat dukungan dari Dinas Perikanan Kabupaten Badung. Dengan menerapkan teknologi dalam pembuatan crab house diharapkan dapat meningkatkan hasil budidaya kepiting bakau.
“Crab house diberikan pemerintah atas proposal yang kami ajukan sekitar tahun lalu. Kami memang mengharapkan adanya bantuan pemerintah kaitan dengan teknologi budidaya terkini. Ya, akhirnya itu mendapat respon positif dari pemerintah,” ujar Sumasa, Kamis (14/9).
Dikatakan, selama ini budidaya kepiting bakau yang dilakukan kelompoknya masih menerapkan silvofishery atau sistem pertambakan tradisional dengan menggunakan keramba jaring tancap. Dengan menerapkan pola itu, tingkat kematian bibitnya masih terbilang tinggi, yakni mencapai 15 persen. Nah, dengan adanya penerapan sistem crab house tersebut mampu menurunkan tingkat kematian bibit.
“Jadi dengan crab house perkembangan setiap bibit dapat benar-benar terawasi secara optimal,” katanya.
Masih menurut Sumasa, untuk setiap box dalam crab house itu hanya satu ekor kepiting. Beda dengan silvofishery yang mana bibit kepiting kita lepas begitu saja, sehingga potensi kanibal itu sangat tinggi. Di samping itu, melalui sistem yang sudah diterapkan di negara-negara maju ini kualitas airnya juga benar-benar dapat kita jaga dengan sirkulasi yang sedemikian rupa.
“Untuk kelompok Nelayan Wanasari Tuban mendapat bantuan sistem crab house sebanyak 500 box. Rencananya, bibit akan ditempatkan sepekan ke depan setelah sistem benar-benar siap,” ucap Sumasa. 7 dar
Komentar