Diduga Depresi, Duda Gantung Diri di Tepi Sungai
NEGARA, NusaBali - Seorang pria berinisial I Putu YDP, 31, ditemukan tewas gantung diri di tepi Sungai Mendoyo, Banjar Baler Bale Agung, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Jumat (15/9) pagi.
Korban yang merupakan seorang duda asal Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini, nekat mengakhiri hidupnya karena diduga depresi setelah cerai dengan istrinya.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, mayat I Putu YDP tersebut ditemukan oleh I Dewa Kade Suama,60, warga Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo pada pukul 08.45 Wita. Saat itu, saksi Suama yang datang dari arah barat dan hendak memandikan sapinya ke sungai, terkejut melihat sosok tubuh manusia di timur sungai. Saat ditemukan, leher korban tampak tergantung sebuah tali tambang plastik yang terikat pada bonggol pohon bambu di atas tepi sungai.
Melihat hal tersebut, saksi Suama langsung berteriak meminta tolong kepada warga sekitar sehingga diteruskan laporan ke pihak desa setempat dan kepolisian. Setelah menerima laporan tersebut, pihak kepolisian turun melakukan olah TKP. Selanjutnya, pihak kepolisian bersama petugas medis melakukan evakuasi dan membawa mayat korban ke Puskemas I Mendoyo untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kapolsek Mendoyo, Kompol I Putu Suarmadi mengatakan dari hasil pemeriksaan Tim Inafis Polres Jembrana bersama Tim Medis Puskesmas I Mendoyo, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban meninggal karena diduga murni gantung diri. "Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Hanya ditemukan luka serius dari jeratan tali pada leher korban," ujarnya.
Kompol Suarmadi mengatakan, dari pihak keluarga korban menolak dilakukan otopsi dan telah mengikhlaskan kematian korban. Motif korban bunuh diri diduga karena depresi. Selain kerap mengeluhkan penyakit epilepsi yang sudah lama dideritanya, korban diduga semakin depresi setelah cerai dengan istrinya. Bahkan, korban diketahui sudah pernah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.
"Sesuai keterangan keluarga, korban sudah pernah beberapakali melakukan percobaan bunuh diri. Pada sekitar bulan Maret 2023 lalu, korban juga disebutkan pernah ingin menabrakkan diri di persimpangan Tugu Wibisana, Desa Mendoyo Dangin Tukad," ucapnya.
Sementara Perbekel Mendoyo Dangin Tukad, I Made Oka Semarajaya mengatakan korban I Putu YDP yang ditemukan tewas gantung diri di tepi Sungai Mendoyo itu, bukanlah warganya. Namun korban adalah warga asal Banjar Dauh Pangkung Jangu, Desa Pohsanten. Dia sering datang ke TKP karena ada keluarga dari ibunya yang tinggal di Banjar Baler Bale Agung, Desa Mendoyo Dangin Tukad.
"Memang keluarganya ada dari sini. Dari informasi yang kami terima, korban sering mengeluhkan sakit epilepsi yang sering kambuh. Tetapi ada juga yang menyatakan kalau korban ada masalah keluarga," ucap Oka.
Mengenai lokasi korban bunuh diri di tepi Sungai Mendoyo, kata Oka, adalah kebun milik salah satu warganya yang bukan termasuk keluarga korban. Oka mengaku, dari warga pemilik kebun tersebut sempat meminta kepada pihak keluarga korban agar melakukan pacaruan. Hal itu pun sudah dikomunikasikan dan pihak keluarga korban sepakat untuk melakukan pacaruan di TKP. "Sudah tidak ada masalah. Keluarga korban akan mengadakan pacaruan di lokasi," ujar Oka Semarajaya. 7 ode
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, mayat I Putu YDP tersebut ditemukan oleh I Dewa Kade Suama,60, warga Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo pada pukul 08.45 Wita. Saat itu, saksi Suama yang datang dari arah barat dan hendak memandikan sapinya ke sungai, terkejut melihat sosok tubuh manusia di timur sungai. Saat ditemukan, leher korban tampak tergantung sebuah tali tambang plastik yang terikat pada bonggol pohon bambu di atas tepi sungai.
Melihat hal tersebut, saksi Suama langsung berteriak meminta tolong kepada warga sekitar sehingga diteruskan laporan ke pihak desa setempat dan kepolisian. Setelah menerima laporan tersebut, pihak kepolisian turun melakukan olah TKP. Selanjutnya, pihak kepolisian bersama petugas medis melakukan evakuasi dan membawa mayat korban ke Puskemas I Mendoyo untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kapolsek Mendoyo, Kompol I Putu Suarmadi mengatakan dari hasil pemeriksaan Tim Inafis Polres Jembrana bersama Tim Medis Puskesmas I Mendoyo, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban meninggal karena diduga murni gantung diri. "Tidak ada tanda-tanda kekerasan. Hanya ditemukan luka serius dari jeratan tali pada leher korban," ujarnya.
Kompol Suarmadi mengatakan, dari pihak keluarga korban menolak dilakukan otopsi dan telah mengikhlaskan kematian korban. Motif korban bunuh diri diduga karena depresi. Selain kerap mengeluhkan penyakit epilepsi yang sudah lama dideritanya, korban diduga semakin depresi setelah cerai dengan istrinya. Bahkan, korban diketahui sudah pernah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri.
"Sesuai keterangan keluarga, korban sudah pernah beberapakali melakukan percobaan bunuh diri. Pada sekitar bulan Maret 2023 lalu, korban juga disebutkan pernah ingin menabrakkan diri di persimpangan Tugu Wibisana, Desa Mendoyo Dangin Tukad," ucapnya.
Sementara Perbekel Mendoyo Dangin Tukad, I Made Oka Semarajaya mengatakan korban I Putu YDP yang ditemukan tewas gantung diri di tepi Sungai Mendoyo itu, bukanlah warganya. Namun korban adalah warga asal Banjar Dauh Pangkung Jangu, Desa Pohsanten. Dia sering datang ke TKP karena ada keluarga dari ibunya yang tinggal di Banjar Baler Bale Agung, Desa Mendoyo Dangin Tukad.
"Memang keluarganya ada dari sini. Dari informasi yang kami terima, korban sering mengeluhkan sakit epilepsi yang sering kambuh. Tetapi ada juga yang menyatakan kalau korban ada masalah keluarga," ucap Oka.
Mengenai lokasi korban bunuh diri di tepi Sungai Mendoyo, kata Oka, adalah kebun milik salah satu warganya yang bukan termasuk keluarga korban. Oka mengaku, dari warga pemilik kebun tersebut sempat meminta kepada pihak keluarga korban agar melakukan pacaruan. Hal itu pun sudah dikomunikasikan dan pihak keluarga korban sepakat untuk melakukan pacaruan di TKP. "Sudah tidak ada masalah. Keluarga korban akan mengadakan pacaruan di lokasi," ujar Oka Semarajaya. 7 ode
1
Komentar