Kerap Bikin Warga Resah, ODGJ Terpaksa Dikurung Keluarga di Abiansemal
MANGUPURA, NusaBali.com - Seorang pria yang mengalami gangguan kejiwaan di Banjar Kelodan, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal, Badung terpaksa dikurung dalam bangunan berpintu jeruji besi di rumahnya sendiri lantaran kerap membuat resah warga sekitar.
Kabar ini sempat menggemparkan media sosial (medsos) lantaran diviralkan oleh bakal caleg DPR RI Dapil Bali dari Partai NasDem I Wayan Setiawan. Seorang tokoh nyentrik asal Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Badung yang mengaku sebagai teman I Made Sumandi Arta, orang dengan gangguan jiwa di Desa Punggul.
Pasalnya, cara Setiawan memviralkan kisah kawan SMP-nya itu terkesan kontroversial. Sebab, narasi yang diucapkannya terkesan menyudutkan Pemkab Badung dan rasa peri kemanusiaan. Hal ini dilakukan politisi yang kerap berpindah-pindah partai ini lewat unggahan TikTok via @wayansetiawan122.
Dalam video yang diunggah sekitar Jumat (15/9/2023) itu, Setiawan sempat bercengkrama dengan kawannya yang berada di balik bangunan berpintu jeruji. Sumandi pun mengaku masih mengenalnya lantaran ia mengingat nama kawannya di SMPN 4 Abiansemal itu.
"Ingat kamu sama saya De?" tanya Setiawan yang dibalas anggukan oleh Sumandi lalu menyebut nama kawannya yang memang dikenal kontroversial itu. Saat Setiawan memvideokan kunjungannya itu, ia juga bertemu dengan ayah Sumandi.
Dari video berdurasi sekitar 3 menitan itu, Sumandi yang memiliki rambut panjang terlihat bertelanjang dada. Ia berjongkok di balik pintu jeruji yang tergembok. Matanya cukup terlihat sayu ketika dikunjungi Setiawan.
"Ampura sameton. Hal-hal seperti inilah yang perlu jadi perhatian bersama. Biar tidak dalam omongan saja seperti ajeg Bali, begini, begitu. Tapi kita sedikit pun tidak punya kepedulian kepada masyarakat," kata Setiawan dalam unggahannya.
"Saya sudah beberapa kali coba bantu sameton, tetapi kapasitas saya pribadi kan tidak cukup. Semoga dengan saya bantu upload ini di medsos, ada yang terketuk hatinya, pemerintah terketuk hatinya sehingga lebih memanusiakan manusia," lanjutnya sembari meminta agar kawannya itu segera dirawat di RSJ Provinsi Bali.
"Entah bagaimana caranya Badung dengan anggaran yang begitu besar masa mengurus orang sakit satu ini saja tidak bisa? Halo Pak Bupati Badung, lihat warganya seperti ini. Biar mendapat perhatian," imbuh Setiawan.
Hal ini pun dibantah oleh keluarga Sumandi. Keluarga mengatakan bahwa tidak benar Sumandi tidak mendapat perawatan atau pun tidak diperhatikan oleh keluarga dan pemerintah. Mulai dari Pemerintah Desa Punggul, Pemkab Badung, bahkan Kementerian Sosial RI sudah turut membantu.
"Kenyataan obat sudah dapat, pemeriksaan juga sudah dapat. Salah satu yayasan, Yayasan Solemen memberikan bantuan pengobatan. Untuk sehari-hari ada ayahnya di sini. Kami dua keluarga lain di tempat lain," ujar seorang kerabat Sumandi dalam video klarifikasi yang diunggah akun Instagram Pemerintah Desa Punggul.
Sumandi, dikatakan oleh keluarga, sudah sakit sejak tahun 1998 dan dirawat bolak-balik ke RSJ Provinsi Bali. Penyakitnya disebut kerap kambuh ketika kembali ke rumah. Keluarga mengatakan, Sumandi sempat bikin resah sekolah PAUD dan bahkan sempat memukul siswa SD.
"Oleh karena itu, kami minta ke Pemerintah Desa (Punggul) agar dibikinkan rumah seperti ini supaya masyarakat di sini aman, tetangga, dan keluarga. Sama sekali kami tidak ada niatan menyakiti, setiap hari dirawat, diberi makan, dimandikan, diberikan obat dua kali sehari," ujar seorang kerabat yang juga adik sepupu Sumandi.
Yayasan Solemen Indonesia disebut berkontribusi besar untuk kesembuhan Sumandi. Namun, karena yayasan mulai kesulitan pendanaan akhirnya Sumandi kembali diserahkan ke keluarga. Kata kerabat, waktu itu sebelum pandemi Covid-19 tahun 2020.
Keluarga menegaskan, beberapa bantuan dari pemerintah sudah pernah didapatkan. Misalnya, rumah utama sudah dibantu untuk direnovasi oleh Pemkab Badung. Kemudian, Sumandi dan ayahnya juga sudah masuk dalam Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial RI.
"Biar tidak dikira tidak mendapat bantuan seperti yang dibilang oleh Pak Setiawan," tegas kerabat Sumandi.
Sementara itu, Perbekel Desa Punggul Kadek Sukarma pun membenarkan bahwa Pemerintah Desa memang telah memberikan bantuan berupa bangunan untuk ditempati Sumandi. Hal itu dilakukan atas permintaan keluarga pada tahun 2014 silam.
"Rumah itu dibantu tahun 2014 awal atas permintaan keluarga. Kami kira tidak perlu dibahas lagi mengingat pihak keluarga termasuk orangtuanya merasa nyaman puluhan tahun dan dia (Sumandi) juga dirawat seperti manusia lainnya," beber Sukarma dihubungi NusaBali.com pada Sabtu (16/9/2023) sore.
Di samping itu, Sukarma mengungkapkan bahwa proses pengobatan Sumandi masih berlanjut hingga detik ini. Usaha-usaha sakala dan niskala untuk kesembuhan Sumandi juga terus dilakukan. Pihak Pemerintah Desa Punggul juga sudah mengkoordinasikan hal ini ke berbagai lini. *rat
Pasalnya, cara Setiawan memviralkan kisah kawan SMP-nya itu terkesan kontroversial. Sebab, narasi yang diucapkannya terkesan menyudutkan Pemkab Badung dan rasa peri kemanusiaan. Hal ini dilakukan politisi yang kerap berpindah-pindah partai ini lewat unggahan TikTok via @wayansetiawan122.
Dalam video yang diunggah sekitar Jumat (15/9/2023) itu, Setiawan sempat bercengkrama dengan kawannya yang berada di balik bangunan berpintu jeruji. Sumandi pun mengaku masih mengenalnya lantaran ia mengingat nama kawannya di SMPN 4 Abiansemal itu.
"Ingat kamu sama saya De?" tanya Setiawan yang dibalas anggukan oleh Sumandi lalu menyebut nama kawannya yang memang dikenal kontroversial itu. Saat Setiawan memvideokan kunjungannya itu, ia juga bertemu dengan ayah Sumandi.
Dari video berdurasi sekitar 3 menitan itu, Sumandi yang memiliki rambut panjang terlihat bertelanjang dada. Ia berjongkok di balik pintu jeruji yang tergembok. Matanya cukup terlihat sayu ketika dikunjungi Setiawan.
"Ampura sameton. Hal-hal seperti inilah yang perlu jadi perhatian bersama. Biar tidak dalam omongan saja seperti ajeg Bali, begini, begitu. Tapi kita sedikit pun tidak punya kepedulian kepada masyarakat," kata Setiawan dalam unggahannya.
"Saya sudah beberapa kali coba bantu sameton, tetapi kapasitas saya pribadi kan tidak cukup. Semoga dengan saya bantu upload ini di medsos, ada yang terketuk hatinya, pemerintah terketuk hatinya sehingga lebih memanusiakan manusia," lanjutnya sembari meminta agar kawannya itu segera dirawat di RSJ Provinsi Bali.
"Entah bagaimana caranya Badung dengan anggaran yang begitu besar masa mengurus orang sakit satu ini saja tidak bisa? Halo Pak Bupati Badung, lihat warganya seperti ini. Biar mendapat perhatian," imbuh Setiawan.
Hal ini pun dibantah oleh keluarga Sumandi. Keluarga mengatakan bahwa tidak benar Sumandi tidak mendapat perawatan atau pun tidak diperhatikan oleh keluarga dan pemerintah. Mulai dari Pemerintah Desa Punggul, Pemkab Badung, bahkan Kementerian Sosial RI sudah turut membantu.
"Kenyataan obat sudah dapat, pemeriksaan juga sudah dapat. Salah satu yayasan, Yayasan Solemen memberikan bantuan pengobatan. Untuk sehari-hari ada ayahnya di sini. Kami dua keluarga lain di tempat lain," ujar seorang kerabat Sumandi dalam video klarifikasi yang diunggah akun Instagram Pemerintah Desa Punggul.
Sumandi, dikatakan oleh keluarga, sudah sakit sejak tahun 1998 dan dirawat bolak-balik ke RSJ Provinsi Bali. Penyakitnya disebut kerap kambuh ketika kembali ke rumah. Keluarga mengatakan, Sumandi sempat bikin resah sekolah PAUD dan bahkan sempat memukul siswa SD.
"Oleh karena itu, kami minta ke Pemerintah Desa (Punggul) agar dibikinkan rumah seperti ini supaya masyarakat di sini aman, tetangga, dan keluarga. Sama sekali kami tidak ada niatan menyakiti, setiap hari dirawat, diberi makan, dimandikan, diberikan obat dua kali sehari," ujar seorang kerabat yang juga adik sepupu Sumandi.
Yayasan Solemen Indonesia disebut berkontribusi besar untuk kesembuhan Sumandi. Namun, karena yayasan mulai kesulitan pendanaan akhirnya Sumandi kembali diserahkan ke keluarga. Kata kerabat, waktu itu sebelum pandemi Covid-19 tahun 2020.
Keluarga menegaskan, beberapa bantuan dari pemerintah sudah pernah didapatkan. Misalnya, rumah utama sudah dibantu untuk direnovasi oleh Pemkab Badung. Kemudian, Sumandi dan ayahnya juga sudah masuk dalam Program Keluarga Harapan (PKH) Kementerian Sosial RI.
"Biar tidak dikira tidak mendapat bantuan seperti yang dibilang oleh Pak Setiawan," tegas kerabat Sumandi.
Sementara itu, Perbekel Desa Punggul Kadek Sukarma pun membenarkan bahwa Pemerintah Desa memang telah memberikan bantuan berupa bangunan untuk ditempati Sumandi. Hal itu dilakukan atas permintaan keluarga pada tahun 2014 silam.
"Rumah itu dibantu tahun 2014 awal atas permintaan keluarga. Kami kira tidak perlu dibahas lagi mengingat pihak keluarga termasuk orangtuanya merasa nyaman puluhan tahun dan dia (Sumandi) juga dirawat seperti manusia lainnya," beber Sukarma dihubungi NusaBali.com pada Sabtu (16/9/2023) sore.
Di samping itu, Sukarma mengungkapkan bahwa proses pengobatan Sumandi masih berlanjut hingga detik ini. Usaha-usaha sakala dan niskala untuk kesembuhan Sumandi juga terus dilakukan. Pihak Pemerintah Desa Punggul juga sudah mengkoordinasikan hal ini ke berbagai lini. *rat
Komentar